WARNING!! MENGANDUNG KONTEN DEWASA, BANYAK KATA KASAR, KEKERASAN.
👑👑👑👑👑
"Ibuuu! Ayah! Tidakkk! Bagaimana mungkin kalian harus meninggalkan aku seperti ini? Ayo, bangun! Ibu, ayah!"
Kuburan itu masih basah oleh tanah, gadis itu masih berlutut sambil tersedu-sedu sembari menggeleng keras tak percaya jika orang tuanya harus meninggalkan dirinya dengan keadaan tragis seperti ini.
Kepala Eva menengadah ke atas langit mendung seperti perasaannya yang ikut berdarah-darah harus kehilangan satu-satunya sumber kekuatan yang dia punya.
"Jika seperti ini apa yang harus aku lakukan?" tangis Eva menggeleng tak percaya.
"Kita bahkan baru saja merayakan ulang tahunku dan sekarang aku harus kehilangan kalian semua?"
Bahunya bergetar seiring dengan tangisan yang tak kunjung mereda. Padahal semalam mereka baru saja merayakan ulang tahunnya ke 18.
"Jika sudah begini harusnya aku tidak berulang tahun, harusnya aku tetap jadi anak kecil yang menunggu kalian pulang kerja dan kita bermain di taman bersama dan aku memetik apel."
Tangan Eva terulur gemetaran masih menggeleng mencoba untuk menyanggah jika orang tuanya akan pergi secepat ini dalam kecelakaan tragis kecelakaan mobil yang merenggut nyawa mereka seketika.
Entah bagaimana nasibnya, dia tak punya lagi siapa-siapa di dunia ini.
"Harusnya aku menyusul kalian saja?" Eva terus saja menggeleng, mencoba menyangkal jika nasib sialnya ini hanya mimpi buruk, saat terbangun dia akan mendapati kedua orang tuanya tetap tersenyum hangat padanya.
Gadis kurus itu memeluk tubuh ringkihnya terus saja menggeleng tak percaya.
Merasa sudah tak bisa lagi hidup di dunia ini karena kenyataan kejam ini.
Dada masih terasa sesak, bahkan suara seraknya tak lagi terdengar karena kebanyakan menangis, menggeleng, menyangkal dengan keadaan tragis ini.
Saat kepalanya mulai tersadar jika dirinya adalah menjadi yatim-piatu hanya dalam kedipan mata membuat Eva ingin terus menjerit hingga membelah langit dan orang tuanya kembali. Kenapa? Kenapa dunia begitu kejam padanya? Apa yang harus dia lakukan setelah ini? Bagaimana kedepannya? Bagaimana di hidup? Bahkan detik ini saja dia lupa caranya bernapas.
"Tidakkkk! Aku tidak mau seperti ini! Seseorang tolong aku." Gadis itu terus menjerit, walau dia tahu tidak ada yang datang menolongnya.
Masih dengan keadaan berlutut dan lumpur yang menempel di pakaiannya Eva menengadah ke atas langit berharap petir datang menyambar detik ini dan dia menyusul orang tuanya.
"Untuk apa aku hidup jika begini?" ratap Eva. Dia tak punya apa-apa kecuali dirinya, walau kematian orang tuanya begitu janggal tentu saja Eva tidak bisa menuntut apa-apa.
Ketika kepalanya mencoba untuk mencari sercecah harapan Eva menutup mata, tapi lagi mata sayu itu dipaksa untuk menatap lawannya yang hanya menatapnya datar.
"P-paman."
Menelan ludah kasar gadis itu kembali menunduk menatap gundukan orang tuanya, dia tak terlalu dekat dengan saudara ibunya, tapi Paman Fritz adalah satu-satunya yang dia punya sekarang.
"Kita tidak punya banyak waktu untuk bersedih, Eva. Berdirilah, Paman mungkin akan menampung di rumah atau kau harus mencari kerja."
Eva masih terdiam. Sebagai anak tunggal dia selalu dimanjakan orang tuanya, walau mereka bukan orang kaya, tapi untuk bekerja Eva tidak pernah melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL PRINCE AND HIS INNOCENT MAID
RomanceKehadiran Eva Mariette meluluhlantakkan kesempurnaan seorang Earl DeMorant, sang putra mahkota. Earl yang serius, Earl yang tenang tapi berbahaya, Earl yang hidup dalam kesempurnaan diusik oleh kehadiran seorang pembantu polos nan lugu. Eva yang c...