Masih dengan tubuh gemetaran Eva terus berjalan tanpa arah dan hanya mampu menunduk karena begitu takut.
"Ibu... Ayah... Maaf, aku gagal di hari pertama," sesal gadis itu terus saja menunduk.
Udara dingin tak dihiraukan. Eva terus berjalan karena rasanya sudah tak punya muka untuk bertemu dengan siapa pun. Dengan penerangan seadanya kakinya terus menuntun untuk berjalan.
Embun tampak membasahi pakaiannya, tapi dia tidak pedulikan itu. Perasaan malu dan gagal di hari pertama bekerja membuatnya ingin mengubur diri saja.
"Awhhhh!" Gadis itu mendesis kesakitan saat sesuatu yang tajam menggores tangannya. Ketika berbalik ternyata tangannya baru saja tergores duri bunga mawar.
Menghiraukan tangannya yang terasa perih Eva memetik bunga cantik berwarna pink itu dan mencium aromanya dan akhirnya hanya digenggam bunga tersebut, dan matanya menangkap sebuah cahaya.
Kaki kecilnya terus menuntun menuju sebuah rumah pohon? Kepala Eva miring ke samping memastikan lagi bangunan itu.
Kepala gadis itu berputar melihat ada makhluk yang lain, tapi tak ada. Akhirnya dia terus mendekat.
Eva menaiki tangga kayu yang kokoh, kakinya berderit di atas setiap anak tangga. Jantungnya berdebar kegirangan saat dia semakin dekat dengan rumah pohon yang barusan dijumpai. Akhirnya, dia mencapai platform kecil di depan pintu kayu berwarna cokelat tua. Gadis kurus itu menarik napas dalam-dalam dan mengetuk pintu.
Tok!
Tok!
Tak ada makhluk lain sepertinya. Akhirnya Eva mencoba untuk mendorong pintu kayu tersebut.
Pintu terbuka dengan suara deritan dan Eva disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Lantai kayu keras dipoles halus dan dihiasi dengan karpet berwarna-warni. Dindingnya dilapisi dengan papan kayu yang dicat putih, dan dihiasi dengan berbagai macam dekorasi, seperti lukisan, foto, dan tanaman pot.
Banyak bunga mawar di segala sudut. Ternyata sangat terang dan luas dalam ruangan ini. Padahal jika dilihat dari luar rumah pohon ini memberi ilusi bahwa dalamnya kecil dan sempit.
Di tengah ruangan, terdapat sofa besar yang terbuat dari beludru merah. Di sebelahnya terdapat meja kopi kayu dengan beberapa buku dan majalah di atasnya. Di dekat jendela, terdapat kursi malas yang nyaman dengan selimut bulu domba yang lembut. Di sudut ruangan terdapat dapur kecil dengan kompor, wastafel, dan lemari kecil.
Eva melangkah lebih jauh ke dalam ruangan dan menemukan tangga spiral yang mengarah ke atas. Dia mengikuti tangga dan menemukan dirinya berada di loteng kecil. Loteng ini dilengkapi dengan tempat tidur double yang nyaman, meja kecil, dan kursi. Jendela besar di loteng ini menawarkan pemandangan yang indah ke luar hutan.
Gadis itu merasa kagum dengan keindahan dan kenyamanan rumah pohon itu. Dia membayangkan dirinya menghabiskan waktu berjam-jam di sana, membaca buku, minum teh, dan menikmati pemandangan indah. Dia tahu bahwa ini akan menjadi tempat favoritnya untuk bersantai dan melarikan diri dari keramaian dunia.
Dia telah menemukan tempat favoritnya di hari pertama kerja.
Saat bokongnya menyentuh sofa empuk tersebut gadis itu mencoba untuk menutup matanya merasakan jika kepalanya berdenyut hebat karena dia telah bekerja keras hari ini.
Eva tahu dia telah kabur dari kekacauan yang dibuatnya sendiri. Tak kuat lagi, gadis itu tertidur di sofa tersebut.
👑👑👑👑👑👑👑
Ketika merasakan sapuan lembut di pipinya jantung Eva berdegup kencang. Dia bisa mendengar bagaimana jantungnya marathon, dengan cepat gadis itu membuka mata dan menyesuaikan cahaya dan memegang kepalanya yang masih saja terasa pening.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL PRINCE AND HIS INNOCENT MAID
RomanceKehadiran Eva Mariette meluluhlantakkan kesempurnaan seorang Earl DeMorant, sang putra mahkota. Earl yang serius, Earl yang tenang tapi berbahaya, Earl yang hidup dalam kesempurnaan diusik oleh kehadiran seorang pembantu polos nan lugu. Eva yang c...