Hayoung terbangun dari tidurnya saat suara pintu terbuka memekakkan telinganya. Ia mengerjap berkali-kali, sebuah cahaya menyorot langsung matanya membuat matanya sulit terbuka. Perempuan itu baru bisa membuka matanya saat lampu ruangan dinyalakan dan lampu yang menyorot matanya telah mati.
"Rav, finally. Where have you been?" tanya Hayoung.
Ravn tidak menjawab. Ia malah memberikan Hayoung sebuah kantong plastik berisi makan malam untuk gadis itu. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam dan akhirnya Hayoung bisa mengisi perutnya dan membasahi kerongkongannya.
"Thanks, Rav," ucap Hayoung.
Ravn melepaskan ikatan di tangan gadis itu dan membiarkannya makan. Hanya kaki Hayoung yang tetap ia rantai ke sebuah kayu.
"Are you happy with this?" tanya Ravn.
Hayoung berhenti mengunyah dan menoleh ke arah Ravn.
"Happy with what?" balas Hayoung.
"Gue udah nyekap lo disini 2 minggu. Keluarga lo masih terus nyariin lo tapi lo kelihatan baik-baik aja. Enggak berusaha kabur atau apa. Lo ini kenapa, sih?" tanya Ravn.
Hayoung malah kembali asik memakan makanannya.
"Semua orang nyariin lo. Gue tadi ketemu Yesoo, dia bilang pihak sekolah juga masih berusaha nyariin elo. Tapi lo tetap disini padahal selama gue kuliah lo bisa kabur. Enggak susah untuk keluar dari bangunan ini," jelas Ravn.
Hayoung mendengus panjang.
"Gue gak tahu, Rav," katanya.
"Gue memang pengen keluar dari sini, bebas dari sini. Gue selalu takut setiap ngelihat lo bawa benda-benda tajam atau tumpul setiap ngehampirin gue. Gue pengen ketemu keluarga dan teman-teman gue. Gue rindu semuanya itu," kata Hayoung.
"Terus, kenapa lo enggak kabur?" tanya Ravn.
"At least I'm finally here with you, as you said," jawab Hayoung.
Ravn jelas terkejut mendengar jawaban itu. Laki-laki itu berdiri dan menggaruk kepalanya frustasi.
"Lo gila, Young! Sebegitu terobsesinya lo sama gue? Ini enggak benar! Gue giniin lo karena gue marah lo bikin hidup Yena kayak neraka berjalan!" balas Ravn.
"Gue enggak gila, Rav. Gue cuma memikirkan kata-kata lo. Benar akhirnya kita benar-benar bersama, walaupun harus kayak gini. Gue seneng bisa lihat muka lo nyaris setiap hari," sahut Hayoung.
Ravn melempar sebuah balok kayu dari tangannya. Ia menghampiri Hayoung dan melepaskan ikatan dari kaki gadis itu.
"Loh... loh? Kenapa, Rav?" tanya Hayoung.
"Lo harus keluar dari sini," jawab Ravn.
"Tapi, gue enggak akan bisa lihat lo lagi!" kata Hayoung.
"Young! Lo bukan milik gue dan gue bukan milik lo! Berpikir yang sehat, jangan kayak gini! Gue jadi nyesal nyulik lo begini. Maksud gue mau bikin lo menjauh dari gue malahan bikin lo makin terobsesi sama gue," omel Ravn.
"Lucky you I haven't blow up your head," gumamnya.
Hayoung menatap Ravn was-was.
"Are you trying to kill me?" tanya Hayoung pelan.
"Almost," jawab Ravn singkat lalu kembali berdiri setelah melepaskan ikatan dari kaki Hayoung.
"Gue hampir melakukan apa yang mau lo lakuin ke Yena dulu," sambungnya.
Hayoung mengatupkan bibirnya dan ikut berdiri di depan Ravn.
"You have to go home. I don't care whether you'll tell your family that I kidnapped you or not, just fucking go home. I'm sorry," suruh Ravn.
![](https://img.wattpad.com/cover/315688449-288-k438128.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cube Gone Bad || ONEUS RAVN [17+]
FanfictionSEASON 2 of "Ice Cube Lover" by Bogochimda ___________________________________________________ Sepertinya kebahagiaan tidak pernah berpihak kepada Ravn. Setelah kepergian gadis kesayangannya untuk selamanya, Ravn lagi-lagi ditimpa masalah yang justr...