60°C: Surprise

14 3 0
                                    

Yesoo keluar dari bilik kamar mandi setelah sakit perutnya yang cukup mengganggu kegiatan belajarnya itu reda. Di depan cermin kamar mandi, Yeona dan Saemi menunggunya disana. 

"Lu pada enggak mau ke toilet?" tanya Yesoo lalu mencuci tangannya.

"Enggak," jawab Yeona singkat. "Cepetan dong lu. Habis ini akuntansi, nih."

Mata Yesoo kini terfokus kepada Saemi yang terfokus pada ponselnya sejak Yesoo keluar dari bilik toilet.

"Psst, Na," bisik Yesoo.

Yeona pun menoleh dan menaikkan kedua alisnya.

"Lagi ngapain itu bocah?" tanya Yesoo berbisik.

"Gak tau, kayak lagi chatan sama orang. Cuma gue enggak tahu siapa," jawab Yeona pelan.

Yesoo mengernyit. Tidak biasanya Saemi sampai acuh kepada teman-temannya hanya karena membalas pesan dari seseorang.

Yesoo pun berdeham dan mematikan keran air.

"Enak nih kalau diaduin ke wali kelas lo enggak kumpul hape," sindir Yesoo.

Merasa tersindir, Saemi pun lantas mematikan layar ponselnya dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

"Ck, sshhh! Please diem aja," pinta Saemi.

"Lagi chat sama siapa, sih, lo? Sampai bela-belain enggak kumpul hape," tanya Yesoo.

"Bukan siapa-siapa," jawab Saemi berusaha menghindari pertanyaan tersebut.

"Yakin? Sebelumnya lo enggak pernah gini, loh. Masa lo mau sembunyiin dari kita?" tanya Yesoo.

"Tau lo. Udah 3 tahun kita temenan, baru kali ini lo senekat ini sampai enggak kumpul hape. Kalau kesiswaan tahu, hape lo bisa disita 1 minggu," timpal Yeona.

"Ih, bukan siapa-siapa! Ini gue enggak kumpul soalnya..." Saemi terlihat mencari-cari alasan.

Yesoo bersedekap di depan temannya itu. "Soalnya?"

Wajah Saemi tampak gugup. Gue harus bilang apa?

"Saem, lo enggak mau cerita sama kita karena apa? Lo pikir nih kita 3 tahun nemenin lo buat apa? Buat dijadiin pajangan?" tanya Yeona.

"Bu-bukan...," bantah Saemi.

"Terus, apa susahnya cerita? Lo udah main sembunyi-sembunyi sama kita?" tanya Yeona lagi.

"Bukan begitu, Yeon...," elak Saemi lagi.

Yesoo mendengus panjang.

"Terserah sih, Saem. Gue enggak peduli lo mau cerita apa enggak. Intinya, kalau suatu saat lo ada butuh bantuan sama gue atau Yeona, jangan harap dibantuin, deh," ujar Yesoo.

"Lah, kok gitu?!" tanya Saemi tidak terima.

"Ya lo aja gak percaya sama kita, buat apa kita selalu ada buat lo? Lo pikir kita baru kenalan, baru bareng-bareng 2 hari yang lalu? Enggak, Saem. Kita udah bareng sejak MPLS dulu! Jangan lupa deh lo," jawab Yesoo.

Saemi akhirnya angkat tangan. Dalam hati ia membenarkan perkataan Yesoo. Tanpa Yesoo dan Yeona, ia akan kesulitan bersosialisasi karena sifatnya yang cenderung introvert. Apa ini cara yang benar untuk membalas kebaikan kedua temannya itu? Ia rasa tidak.

"Oke alright. Gue cerita," kata Saemi pasrah.

"Lo emang paling juara kalau suruh neken orang sampe ngaku," sambungnya.

"Jelas. Calon sarjana hukum," sahut Yesoo lalu tertawa kecil.

"Tapi, kalian janji jangan gimana-gimana, ya...," mohon Saemi.

Ice Cube Gone Bad || ONEUS RAVN [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang