59°C: Out of Mind

14 3 0
                                    

Akhir pekan akhirnya kembali hadir menyambut orang-orang yang menghabiskan separuh waktu mereka untuk bekerja dan bersekolah. Tak terasa hari Jumat sudah tiba. 

Sepulang kuliah, Seoho bersama Hwanwoong menghabiskan waktu mereka di sebuah warung di samping kampus Seoho. Hwanwoong dan Seoho berkuliah di kampus yang berbeda, tetapi karena jaraknya tidak terlalu jauh, Hwanwoong bisa dengan mudah menghampiri Seoho kapan pun ia mau.

Keonhee tidak ikut karena hendak mendaftar ke sebuah organisasi di kampusnya dan Ravn tidak bisa dihubungi, lagi.

Setelah perdebatan Seoho dengan Ravn tempo hari, Ravn semakin menjadi tertutup. Setiap Seoho datang ke kampus Ravn, teman-teman Ravn selalu bilang bahwa laki-laki itu datang berkuliah. Hanya saja Ravn selalu menolak panggilan telepon Seoho, mungkin Ravn masih kesal karena Seoho terus menerus menggali rahasianya.

Jam dinding di warung tersebut sudah menunjukkan pukul setengah 4 sore. Seoho dan Hwanwoong sama-sama sibuk dengan mie instan yang mereka pesan untuk mengisi perut mereka. Hanya suara dari televisi tabung yang menggantung di atap warung tersebut yang memecah keheningan.

"Ah... Gue udah lama enggak merasa senikmat ini makan mie instan," celetuk Hwanwoong.

Seoho mengelap mulutnya dengan selembar tisu dan terkekeh.

"Mie instan kalau buatan orang lain mesti lebih enak, Woong," ujar Seoho.

"Iya, jir. Itu bukan mitos lagi. I mean, buatan gue enak, tapi buatan orang lain bintang 5," timpal Hwanwoong.

Seoho menenggak es teh manisnya hingga kandas lalu menyenderkan punggungnya di tembok sebelah kanannya.

"Rasa pusing kepala gue seketika ilang," ucap Seoho.

"Gimana rasanya jadi anak HI? Udah kerasa pusingnya dan ribetnya dunia politik di sini?" tanya Hwanwoong.

"It's actually not always about politics. We talk about diplomation too. Cuma kita kan belum kelar semester 1, masih pengantar-pengantar, masih mudah lah...," jawab Seoho.

"Muka lo mengatakan yang sebaliknya," sahut Hwanwoong.

"Ye... Muka gue emang keliatan capek mulu dari dulu juga," ucap Seoho.

"Lo gimana? Gak pernah curhat soal kuliah lo, aman?" tanya Seoho penasaran.

"Well... kita kan belum lama masuk, ya. Sebulan aja belum ada. Sama sih, masih pengantar. Tapi mulai berasa pusingnya jujur," jawab Hwanwoong.

"Lah, terus kenapa ambil biologi?" tanya Seoho heran.

"Itu pilihan kedua gue, Ho. Gue enggak lulus di pilihan pertama. Tapi ya... emang udah kampus impian gue, kenapa enggak diambil, kan?" jawab Hwanwoong.

Seoho mengangguk setuju. "Yang penting mah lo enjoy, Woong. Gak mungkin lo milih biologi karena terpaksa, yang ada sekarang lo udah misuh-misuh mulu."

Hwanwoong mengedikkan bahunya.

"Kalau misal lo ternyata enggak suka jurusan ini, apa lo mau ulang tahun depan?" tanya Seoho.

"Kayaknya enggak. Gue mah orangnya kalau udah diterima ya gue jalanin, gue orangnya lempeng-lempeng aja. Gak bakalan gak suka," jawab Hwanwoong.

"Duhh iya, deh... Lo kan pinter dari sananya. Masuk mana aja juga mesti lulusnya cumlaude," goda Seoho.

Seoho lalu mengalihkan pandangannya ke televisi warung tersebut. Sebuah breaking news tengah ditayangkan di channel tersebut. Penasaran, akhirnya Seoho menonton televisi tersebut sambil sesekali menggigit sedotan plastik untuk meminum es teh manisnya.

Ice Cube Gone Bad || ONEUS RAVN [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang