Loading complete
"Xiao, lihat! Baju tidur dengan telinga kucing!"
Anak perempuan dari keluarga Luccasia menyodorkan satu set baju tidur, Anak yang di panggil Xiao itu menoleh dengan wajah heran.
"Aneh.." ucap anak itu.
Ah ya, setelah beberapa hari mereka bersama Xiao mulai membuka suara nya dan menyampaikan pendapat nya.
Hari ini mereka berdua pergi ke mall bersama untuk menenangkan pikiran, (name) jengah dengan ocehan keluarga nya.
'Begini lebih baik, dari pada aku harus menuruti suruhan si pak tua bangka itu.' Ucap dalam batinnya, sedikit melamun sambil melihat lihat baju anak yang ada di hadapan nya.
'Siapa pun orang yang membuang Xiao pada ku, aku sangat bersyukur!' Lanjut batin nya lagi dengan imajer nya yang menangis bahagia dan bunga bunga di sekitar nya.
Xiao melihat gadis dewasa itu yang sedikit melamun dan tersenyum aneh, anak itu mengkerut kan dahi nya seolah bertanya kau waras tidak.
Atensi Xiao teralih dan melihat seorang anak kecil laki laki yang memakan eskrim vanilla, Xiao tertarik dan berbalik menghadap (name) yang masih fokus mencari baju yang pas untuk anak angkat nya.
Xiao menarik narik pelan baju yang di kenakan (name), gadis dewasa itu menoleh dan melihat Xiao yang menunjuk anak kecil npc tadi.
"Mau eskrim." (Name) menaikkan sebelah alis nya dan melihat ke depannya, oh pantas saja pasti karena anak kecil di sana.
Anak anak memang tertarik dengan apa yang di miliki anak anak lain, istilah nya lapar mata. Melihat lalu ingin karena penasaran atau memang ingin seperti orang lain.
Tiba tiba ide terbesit bak petir yang menyambar, (name) tersenyum licik.
"Boleh, tapi ada syarat nya." (Name) menjongkokkan diri nya guna menyamakan tinggi nya dengan Xiao.
"Syarat?" Xiao memiringkan kepala nya, mata emas besar dengan tatapan polos. (Name) tersenyum penuh arti hingga mata nya menutup.
"Panggil aku mama!" Ucap (name) antusias membuat orang di sekitar nya tertawa kecil, ada yang gemas dengan tingkah kedua nya ada juga yang berfikir aneh aneh.
Benar juga, 6 hari berlalu dengan Xiao tapi anak itu tak pernah memanggil nya mama. Apa karena (name) yang tak meminta nya? Jelas bukan. Dari awal (name) sudah mengatakan jika dia akan menjadi mama baru bagi Xiao.
Lalu saat itu bahkan Xiao bertanya apa itu mama, (name) meringis kecil menatap Xiao yang sungguh polos. Di balik kepolosan nya tersirat jelas kekejaman dunia yang tak pernah di sadari anak itu.
Xiao belum beranjak masa remaja, dia juga tak di paksa dewasa karena keadaan. Pada dasar nya cerita ini tak memiliki motto 'kecil bak dewasa' tanpa alasan.
Sebelum itu terjadi, (name) bersedia mengangkat Xiao penjadi seorang dengan kepribadian yang kuat. Setidak nya, dia takkan membiarkan Xiao mengetahui pahit nya hidup di umur belia.
Karena (name) tahu, masa masa pahit nya hidup adalah saat remaja, saat kamu baru mengerti apa itu kehidupan yang sebenarnya.
Xiao menatap wajah (name) "mama, aku ingin eskrim." Ucap anak itu dengan nada datar khas anak kecil.
(Name) tersenyum lebar dengan aura bunga bunga di sekitar nya, dengan segera dia menarik keranjang yang penuh dengan pakaian anak kecil itu ke kasir dan membayar nya.
3 kantung berbelanja di pegang gadis itu di tangan kiri, tangan kanan nya memegang tangan Xiao yang lebih kecil dari nya. Berjalan riang kearah stan makanan di dalam mall itu dengan aura fuwa-fuwa yang masih menghiasi gadis dewasa itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
QUEST | A.Xiao
Non-FictionBagaimana jika keranjang besar berisi seorang anak kecil berada di depan rumah mu? Senang karena dapet degem alias dede gemes Sedih karena beban hidup bertambah Atau ketar ketir karena takut di kira hamil di luar nikah? GENSHIN IMPACT (AU) X YOU! "...