Didalam ruangan bernuansa putih dan abu-abu sudah banyak remaja berkumpul untuk besuk leader ANGKASA.
Anggota ANGKASA sangat setia 2 tahun mereka menunggu leadernya hari ini sudah kembali.Anggota ANGKASA tak berminat menggantikan sang ketua baru. Sudah banyak dibantu mereka oleh leadernya,mereka beruntung mempunyai leader seperti Elang.
Mereka anggota ANGKASA berbincang-bincang ringan beda dengan ketiga remaja yang duduk didekat Bankar Elang dan salah satunya ada gadis yang terlihat bahagia sedari tadi.
"Makasih udah jagain Adek gue."ucap Elang tulus kepada Aka.
"Santai. Adek Lo,Adek gue juga."sahut Elgra.
"Iya makasih juga udah mau urus perusahaan bokap gue."kata Elang menepuk bahu Elgra.
"Itu udah jadi tangung jawab seorang sahabat."tukas Elgra yang diangguki oleh Elang.
Elang melihat sekeliling begitu bahagianya mereka saat berkumpul seperti ini. Ia menyesal melewati masa-masa SMA. Elang menjadi teringat ia belum sempat lulus SMA tapi elang tak ambil pusing.
Ia beruntung saat orang tua elang masih hidup ayah nya mengajarinya tentang perusahaan. Jadi ia akan mengambil paket dan melanjutkan kuliah juga mengurus perusahaan peninggalan orang tua nya.
"Gimana kabar ANGKASA?"tanya Elang.
"Ya gitu gak ada Lo jadi kurang afdol ya walaupun Lo cuma masang muka datar doang."ledek Elgra.
"Sialan Lo."
"Lo pada tau gk?"tanya salah satu anggota ANGKASA.
"Apa?"sahut sebagian.
"Tadi sih Rey di godain dong sama tante-tante."ejek Ipul.
Rey hanya menatap Ipul dengan tajam tak minat untuk menjawab atau apa. Rey salah satu ini ANGKASA yang sifatnya persis seperti ketuanya. Wajahnya tak kalah tampan dengan Elang dan Elgra.
"Ya diselerain tante-tante, gue dong para jamet."bangga salah satu anggota ANGKASA.
"Dih digodain jamet kok mau."tukas putra.
Tara menepuk tangan Elang membuat sang empu nya menoleh. "Kenapa?"tanya Elang
"Gue kantin dulu ya laper."pamit Tara.
"Ditemenin sama Aka."ucap Elang.
"Bisa sendiri. Lo berdua pasti lagi pengen ngobrol juga kan."sahut Tara.
"Gapapa?"
"Iya."jawab Tara yakin. Lalu ia beranjak keluar ruangan Elang.
Malam yang dingin membuat Tara yang jalan dikoridor terasa menggigil samping kanan kiri bukan ruangan lagi tapi seperti taman dan dipadukan lampu-lampu.
Seperti bukan rumah sakit menurut Tara. Menjadi seperti taman kota yang tampak indah.
Brukk
Saking fokusnya Tara hingga menabrak punggung seseorang untung badannya tidak jatuh kebelakang.
"Eh-h maaf."ucap Tara.
Tara mendongak melihat siapa yang ia tabrak. Wajahnya menjadi datar saat melihat siapa yang Tara tabrak.
Ia langsung melenggang pergi. Tapi sebelum Tara pergi lengannya lebih dulu dicekal.
"Ngapain Lo disini?"tanya orang tsb.
"Bukan urusan Lo."jawab Tara menarik tangannya dengan kasar.
"Ya emang bukan urusan gue. Tapi setau gue Lo kan udah gk punya keluarga."ucap orang tsb dengan nada meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
DENARA
Teen FictionSeorang gadis SMA yang harus menerima semua penderitaan yang datang bertubi-tubi. Disaat ia rapuh hanya gundukan tanah dan Bankar sandarannya. Ia gadis kuat demi saudara kandungnya yang masih bertahan hidup namun dibantu dengan alat medis. Ia harus...