19.

4 1 0
                                    

"Sampe kapan Lo mau disini,Ra?"tanya Aulia karna hari sudah mulai gelap tapi Tara tak kunjung pulang.

"Ngusir Lo?"

"Bukan ngusir tapi ini udah sore banget. Lo mau Abang Lo khawatir sama Adek nya." Ucap Aulia. Aulia tau Tara mempuanya kakak laki-laki. Tapi Aulia tidak tau kalau kakak Tara itu Elang.

Tara melihat jam sudah pukul 17:30. Tara berpikir sejenak sudah cukup lama juga ia dirumah Aulia.

"Ehm iya deh gue pulang. Disini biasa ada taksi kan klo jam segini?"tanya Tara kepada Aulia.

"Ada sih tapi agak susah, apa mau gue anter aja?" Ujar Aulia.

"Gue naik taksi aja. Kasian Lo nya direpotkan Mulu." Ucap Tara sudah sampai didepan gerbang.

"Yaudah gue pulang dulu ya." Lanjut Tara.

"Ti ati."

Tara berjalan manujuh halte untuk manunggu taksi. Ia duduk sembari memaikan kakinya seperti menendang bola.

Lima menit Tara menunggu dihalte. Tapi seperti nya taksi tak akan datang. Ia merogoh saku bajunya dan mengambil benda pipih.

"Huffft." Helangan hafas berat lepas dari Tara. Ia lupa ponselnya habis baterai. Lalu bagaimana ia pulang kalau tak ada taksi maupun tulang ojek yang lewat pikir Tara.

Tak mungkin ia akan kerumah Aulia lagi. Ia sudah banyak merepotkan Aulia hari ini.

Tin

Tin

Tin

Tara menoleh ke sumber suara klakson motor. Ia sudah berdiri ditrotoar, tapi mengapa pengendara itu mengelaksoninya.

"Ngapain Lo disini? Masih make seragam sekolah pula."ujar lelaki didepan Tara yang masih menggunakan helm fullback .

"Nunggu taksi."jawab Tara tau siapa pemilik suara itu.

"Gih,naik gue anter."titah lelaki didepan Tara.

Tara naik kemotor sport milik Aka, ya lelaki itu adalah Aka. Tak sengaja Aka melihat Tara berdiri ditrotoar halte. Karna Aka tadi bermain kerumah teman SMAnya  yang notabenenya anggota EXBRET. Tapi keluar dari geng tersebut dan menetap diluar negeri. Pulang hanya ingin menemui sahabat-sahabat nya.

Tak tunggu lama motor sport Aka terparkir dihalaman rumah Tara. "Mau masuk apa langsung pulang?" Tanya Tara saat sudah turun dari motor Aka.

"Pulang deh,lain kali aja gue maen kesini. Titip salam buat Abang Lo."ujar Aka. Menyalakan mesin motornya.

"Gue pulang dulu." Pamit Aka memutar motornya dan keluar dari halaman rumah Tara.

Tara langsung masuk kedalam rumah. Sudah disambut oleh abangnya dengan muka datar, bukan senyum manis.

"Eh Abang. Udah makan?"tanya Tara menghilangkan rasa canggung nya. Saat Elang menatapnya tajam.

"Udah biasa Lo pulang sampe jam segini?" Bukan menjawab pertanyaan Tara. Elang malah balik bertanya.

Tara diam sejenak sebelum menjawab. "Ini tadi tugasnya yang dikerjain banyak jadi lama. Gue gk biasa juga kok pulang sampe jam segini." Jawab Tara setengah berbohong.

"Gue gk suka punya Adek nakal. Jangan lagi Lo pulang sampe jam segini. Mending gk usah pulang sekalian."jelas elang mendorong kursi rodanya kekamar.

"Makan."pinta elang sebelum jauh dari Tara.

***

Sehabis makan malam Tara dan elang duduk diruang keluarga. Suasana yang sangat canggung, mungkin Tara saja yang merasakan. Sedari tadi Tara hanya didiamkan oleh abangany. Ia sudah mengucapkan kata 'maaf' berulang kali. Namun tak ada tanggapan dari Abangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DENARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang