Ashel melihat banyak sekali yang mereply disana. Ia mengecek satu satu yang ada disana dan mem-follow beberapa dari mereka. Tak semua karena beberapa dari mereka adalah pria yang jelas jelas Ashel hanya mencari yang segender dengannya.
Beberapa pesan pun seketika masuk ketika Ashel tengah memilih milih, Ashel pun menyudahinya. Ia memilih untuk meladeni apa yang masuk ke pesannya.
Sapaan dan perkenalan menjadi isi dari rata rata pesan yang ia dapat. Ashel pun meladeni mereka, ia tertawa dan larut dalam kegiatannya sendiri.
Tok.
Tok.
Tok.
"Apaaa," jawab Ashel kemudian melepas ponselnya dan bangkit menuju pintu.Saat Ashel membuka pintunya terlihat Anin yang menatap ke arahnya dari bawah hingga atas, "Ganti baju,"
"Apa sih. Besok libur juga,"
"Sebelum makin kotor. Ntar repot sendiri,"
"Kak Anin berisik ah. Main lagi sana sama pacar kakak,"
Anin justru tersenyum, "Kenapa? Iri ya? Cari pacar sana. Main sendiri emang enak?" tengilnya.
Ashel memutar bola matanya malas. Memang saat beberapa hari lalu setelah putus dengan Azizi. Ia menceritakan itu ke Anin, dan tebak apa yang ia lakukan sebagai kakak? Dia malah memuaskan hasrat adiknya dengan dalih agar tidak stress akibat baru saja putus.
"Kesini mau ngeledek doang?" ketus Ashel.
"Ishhh galak banget?" Anin tertawa, "Mau dikenalin ke pacar kakak aja gak? Dia pasti mau kalo puasin kamu doang,"
"Dih? Udah dibilang aku sukanya cewek,"
Anin tertawa lagi, "Siapa tau abis disakitin cewek terus trauma kan?" ledek Anin sekali lagi.
"Udah ini mau ngele-"
"Mau nitip makanan apa? Kakak mau keluar nih sama pacar kakak,"
"Ayam geprek aja. Biar pedes sekalian kayak omongan kak Anin,"
"Si marah. Yaudah aku pergi dulu. Jangan main sendirian ya mentang mentang ditinggal di rumah sendiri," tengil Anin sekali lagi sebelum ia pergi turun ke lantai 1.
Ashel menghela napasnya kasar, ia melepas seragam yang ia pakai hingga menyisakan tanktop hitam dan celana pendek yang hanya menutup setengah pahanya. Sebuah outfit yang sangat nyaman untuk dipakai di rumah.
Ashel kembali membalas pesan yang sempat ia tinggal tadi. Mereka sangat friendly, tapi ada juga yang sat set sat set mengajaknya untuk ngedate.
Ashel memilih untuk menolaknya dan mengajaknya untuk melakukan chatting terlebih dahulu.
*****
Ashel terbangun dari tidurnya, karena Anin datang dan membangunkannya.
"Makan," ucapnya ketika Ashel sudah membuka setengah matanya, Ashel segera bangkit dan membasuh wajahnya. Ia tak menyangka tertidur padahal sedang asik asiknya chat dengan seseorang.
Mungkin diantara semua yang hari ini mengobrol padanya. Gadis ini menjadi pilihan pertama bagi Ashel. Username yang sangat pede dengan 'cewekganteng' nya itu membuat kesan tersendiri pada Ashel.
Saat Ashel keluar dari kamarnya, ia melihat Anin yang duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. Ashel memilih untuk menuju meja makan dimana plastik berisi ayam geprek itu berada.
Anin yang melihat Ashel sudah berada di dapur pun menghampirinya dan duduk tepat di depan Ashel. Tangannya menopang dagunya menatap Ashel yang mulai membuka ayam geprek.
"Kenapa?" tanya Ashel.
"Engga.."
"Mau?"
"Engga.."
"Gausah sok sokan gitu deh,"
"Siapa juga yang sok sokan. Mending kamu jawab ini deh," Anin pun membuka ponselnya dan meletakkannya di depan Ashel. Mata Ashel membulat melihat postingan yang ditunjukkan Anin padanya.
"Ini kamu kan?"
"Bukan!"
"Udah ngaku aja,"
"Bukan! Apa sih?"
Anin tersenyum remeh, "Reaksi pertama kamu tuh ga bisa bohong Shel. Follback akun kakak dong," tengil Anin.
"Aduh aduh adek kakak mainnya fwb-an. Baru kemaren ditinggalin pacar,"
"Diem deh kak,"
Anin tertawa dengan sangat senang, "Ati ati kalo milih, ntar yang udah pacaran kamu embat juga lagi. Apa yang lebih parah lagi udah punya suami masih kamu embat,"
"Bisa ga sih sehari aja gausah tengil?"
"Ini kan demi kebaikan kamu? Hati hati loh kalo milih ntar malah diculik terus dimintain tebusan. Hiii serem banget ga sih?"
"Kak Anin diem deh!"
Anin kembali tertawa, "Kak Anin juga fwb-an?"
"Engga sih. Temenan ya temen doang sama mereka yang ada di alter.."
"Hah kak Anin punya akun alter?"
"Punya," jawab Anin santai sambil melihat isi ponselnya.
Ashel sebenarnya tak perlu heran lagi. Apalagi dengan pergaulan kakaknya yang seperti itu. Harusnya ia biasa saja menyikapi ucapan kakaknya tadi kan?
"Kamu kalo mau fwb-an bisa sama ini aja," Anin kemudian menunjukkan sebuah profile pada Ashel.
"Aku lagi chatan sama dia sih kak.."
"Oh ya? Kebetulan dong? Kakak sama dia juga sering chatan. Dia beneran ganteng kok kayak namanya. Ganteng plus cantik dalam satu wujud tuh idaman banget sih!"
Ashel memandang aneh pada kakaknya, "Dih katanya suka cowok?"
"Cewek kayak gini juga suka,"
"Standar ganda," cibir Ashel tapi membuat Anin tertawa.
"Aku perlu bilang ga nih kalo kamu adik aku?"
"Gausah gausah!"
"Oke~" Anin pun bangkit dari duduknya dan kembali sibuk dengan tvnya. Ashel pun kembali menghabiskan makannya.
******
Semalam suntuk Ashel chatting dengan orang yang sama. Ia merasa nyaman dengan itu. Tapi jika ia mengajaknya bertemu itu terlalu cepat.
"Seenggaknya seminggu lagi kali ya?"
Tbc