Sudah beberapa hari semenjak chatnya dengan si cewekganteng itu dan hubungan Ashel dengannya pun kian dekat. Seperti apa yang Ashel harapkan mereka berdua akan bertemu di ujung minggu nanti.
Langkah kakinya itu berjalan melewati lorong sekolahnya. Hujan di pagi hari membuat kelas pagi ini pasti akan diundur sebagai toleransi pada siswa maupun guru guru yang ada.
Untungnya, Ashel sudah berada di sekolah sebelum hujan makin deras seperti saat ini.
Sesampainya Ashel di kelas, ia hanya melihat setengah teman temannya disana.
"Ini belom pada dateng?" tanyanya lantaran 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi.
"Belom," jawab Jessi pada Ashel. Jessi sendiri tengah sibuk dengan ponselnya. Senyuman juga terhias di wajahnya.
"Tumben banget pagi pagi udah senyum. Biasanya bete banget?"
"Gimana gak senyum kalo pagi pagi dapet pap?" ucap Jessi dengan tengilnya, ia memainkan alisnya membuat jengkel Ashel yang melihat itu.
"Pap kek gimana sih emang?" Ashel pun berusaha merebut ponsel Jessi. Tapi Jessi segera menepisnya.
"Gaboleh!"
"Kenapa sih?"
Jessi pun melihat ke arah yang lain. Setelah dirasa aman pun ia mendekatkan mulutnya ke telinga Ashel.
"Pap nenen,"
Ashel yang mendengar itu sontak tertawa, "Emang ya! Jessi tuh S nya Sange!"
"Lah Ashel juga ada S nya? Lo sama aja dong?"
"Tapi lo kan S nya dua! Sange nya double,"
"Ashel H nya horny kan?"
"Dih dih dih," Ashel dan Jessi justru berdebat, walaupun akhirnya mereka berdua tertawa bersama. Hal itu biasa terdengar di kelas mereka sehingga teman teman mereka pun sudah tak heran lagi dengan tingkah Jessi maupun Ashel.
"Jadi udah pacaran?"
"Udah,"
"Cepet juga,"
"Jessi s nya sat set sat set," ucap Jessi sambil tersenyum sombong.
Ashel tertawa, "Lo sendiri gimana Shel?" tanya Jessi balik pada Ashel.
"Banyak kan yang mutualan sama lo kemaren? Ada yang gw demen lagi, mainnya gila banget... uhhh enak banget pokoknya.."
Ashel menatap Jessi dengan heran, "Lo sehat ga sih?"
Jessi justru tertawa, "Lo inget ga cerita gw 7 bulan lalu?"
"Yang lo cerita ga cukup sekali itu?c
"Iya! Cerita yang lo sampe bosen dengernya! Itu dia tau,"
"Oke.. biar gw tebak,"
Jessi pun menunggu jawaban dari Ashel.
"Cewekganteng,"
"Bener banget! Kok lo tau?"
"Dia yang paling deket sama gw sekarang,"
"Oh ya? Lanjutin lah. Cuma nyari fwb kan? Dia bisa puasin lo. Testimoni Pelanggan nih," Jessi pun tertawa.
"Ogah ah bekas lo, gw skip aja dia abis ini..."
"Eitsss. Ntar lo nyesel kalo ngeskip dia. Percaya sama gw plis,"
"Hahh.. Okayyy.."
Ashel hanya pasrah, "Tapi emang dia bisa bikin gw nyaman sih. Dari cara dia ngasih topik buat ngobrol, cara dia buat ngajak gw bercanda, cara dia buat obrolan itu terus jalan.."
"Bentar bentar. Nyaman?"
"Iya,"
"Inget jangan terlalu nyaman. Lo lagi berusaha fwb-an,"
"Iya iya. Ga usah ngajarin gw deh,"
"Ya gw kan cuma ngasih tau aja sebelum terlambat. Ntar lo baper sama dia padahal dia cuma anggep lo fwb dia doang sih bakalan gw ketawain ya lo,"
"Oke. Pegang aja omongan gw. Gw gabakal baper sama dia,"
"Lo dah tau nama aslinya belom?"
Ashel menggeleng.
"Namanya-"
"Sssttt udah. Gw mau cari tau sendiri,"
"Pagi semua," sapa Guru yang tiba tiba masuk membuat seluruh siswa dan siswi pun mulai duduk di tempat mereka.
Jessi tersenyum, "Btw nama lo berdua mirip," ucapnya sebelum pelajaran itu dimulai.
******
Ashel kembali ke rumahnya. Ia sedang memakan roti tawar yang ia beli untuk makannya dari sekolah sampai ke rumah. Saat masuk ke dalam rumah, ia mendapati kakaknya lagi lagi dengan kebiasaannya yang tak mungkin hilang.
"Kak kalo udah kelar beliin makan!" ucap Ashel sambil melempar plastik roti ke arah Anin dan pergi naik ke kamarnya.
Sesampainya disana Ashel menjatuhkan tubuhnya di kasur. Masih butuh 2 hari lamanya untuk ia bertemu si cewekganteng itu. Rasa penasarannya tentu membuatnya tak sabar dan merasa semua ini sangat lama.
Sebuah pesan masuk ke direct messagenya. Pesan yang biasa namun membuat senyuman terukir di wajah Ashel. Ashel seketika menggeleng, ia melempar ponselnya dan bangkit dari tidurnya.
Ia berjalan ke arah cermin dan menatap dirinya di cermin.
"Kita berdua cuma mau fwban. Please jangan baper,"
"Ashel! Jangan baper!" ucapnya pada diri sendiri di cermin berusaha menolak prasangka mengenai perasaannya itu.
Ashel menghela napasnya, "Astaga kok bisa bisanya kepikiran buat baper sih?"
Ashel memilih untuk tak menjawab pertanyaan dari cewekganteng tadi. Ia memilih untuk membuka pintu kamar yang menuju ke arah balkon. Ashel berdiri disana menatap ke arah senja.
"Kita aja belum ketemu, bahkan namanya aja gw gatau. Kenapa ya perasaan ini udah ada gitu aja?"
Tbc