7. Thx

17.7K 534 12
                                    

Ashel terbangun dari tidurnya, matanya mengerjap, ia sadar setelah semalam suntuk bermain gila bersama Adel. Tubuhnya benar benar dibuat rontok oleh Adel, selangkangannya cukup terasa linu saat ini. Di sebelahnya Adel masih terlelap, tangan Ashel itu melingkar ke perut Adel begitupun sebaliknya. Keduanya tengah berpelukan seperti akhir dari permainan mereka semalam.

"Adel.." suara serak itu keluar dari mulutnya. Suara parau khas bangun tidur.

Adel mengerjapkan matanya, pandangan pertamanya pagi ini adalah Ashel yang tersenyim ke arahnya.

"Capek banget," keluh Ashel ketika Adel membuka matanya.

Kesadarannya yang belum pulih itu membuat Adel hanya bisa tersenyum tipis, gadis itu justru menenggelamkan kepalanya lebih dalam ke pelukan Ashel.

"Mpphhh Adelll..."

"Apa sih digituin doang?" ucap Adel dengan tengilnya.

Ashel sendiri hanya tersenyum kecut ke arah Adel, "Aku mau mandi,"

"Olahraga pagi mau?"

"Kurang puas apa semalem?"

Kekehan kecil keluar dari mulut Adel. Adel mendekatkan wajahnya ke arah Ashel. Ashel yang mengerti pun membuka mulutnya, matanya terpejam dan memulai ciuman pagi yang singkat itu.

Adel dan Ashel pun melepas ciuman singkat itu, liur sedikit belepotan karena ciuman barusan membuat keduanya tertawa melihat wajah lawan mereka. Ashel dan Adel pun duduk bersandar pada kepala kasur, keduanya memandang kasur yang cukup basah walaupun sudah mereka ganti semalam.

"Inget ga sih semalem? Aku udah minta udahan, udah ganti sprei juga biar tidurnya nyaman. Kamu malah bikin aku keluar dua kali lagi," celetuk Ashel.

"Tapi kamu juga bikin aku keluar sekali,"

"Ada sebab-akibat,"

"Badan kamu capek ga?"

"Lumayan, udah lama ga main kayak gitu. Keluar bisa 7 kali, rontok semua ini badanku. Kayaknya harus pijet ini sih," ujarnya diakhiri tawa.

"Kamu sendiri Del?"

"Sama sih, kayaknya aku juga butuh pijet. Apa mau pijet pijetan?"

"Dih gamau. Ntar ujung ujungnya main lagi. Makin pegel,"

Adel tertawa dengan omelan Ashel. Ashel memejamkan matanya meletakkan kepalanya di pundak Adel. Semalam, Adel membuatnya nyaman. Perkataan manis Adel itu membuat hatinya berbunga, setiap sentuhan yang Adel berikan terasa menyentuh hatinya, tak hanya napsunya yang dibuat membara tapi perasaannya juga.

Sialnya, jika Ashel menaruh hati pada Adel. Artinya dia kalah, dia kalah dengan keadaan yang menyatakan bahwa keduanya hanya friend with benefit. Andai saja, Ashel bisa menemukan Adel di tempat lain. Mungkin hubungan mereka akan lebih dari ini. Bahkan jika perlu, Ashel yang akan menembak duluan, dia siap membuang semua ego yang tertimbun di dalam hatinya.

Sebuah panggilan datang dari ponselnya. Ashel mengangkatnya, ia langsung meringis ketika mendengar teriakan dari ujung sana.

"Apa sih Jes?"

"Gimana gimana gimana?"

"Apa sih?"

"Ceritain semalem,"

Ashel memutuskan untuk me-loud speakernya dan mengarahkan ponselnya di tengah tengah dirinya dan juga Adel. Adel menoleh ke arah Ashel seakan bertanya, "Jessi,"

Adel membulatkan mulutnya, "Hi Jes,"

"Eh? Adel?"

Panggilan pun langsung mati begitu saja. Ashel dan Adel hanya bisa tertawa, sebuah pesan pun juga muncul.

FWB 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang