Pagi-pagi sekali, Raka sudah ada di dirumah Safira.
"Kan dah gue bilang Raka, gue bareng papa gue hari ini" ucap Safira.
"Gue nggak mau lo bareng sama papa lo. Lo harus berangkat bareng gue hari ini" ucap Raka.
Ekhem!
Deheman papa Safira, membuat Raka menoleh ke arah papa Safira dengan wajah tanpa dosa.
"Kamu ini ya. Selalu bareng Safira setiap pagi. Kali ini om yang bareng sama Safira."
"Kok gitu sih om. Lebih baik om langsung ke kantor. Biar Safira sama Raka."
"Nggak boleh, Safira harus bareng sama om."
"Nggak bisa gitu dong om. Safira kan pacar nya Raka."
"Safira itu anaknya om."
Raka dan papa Safira berdebat. Padahal mereka sedang sarapan di meja makan.
"Raka, papa, nggak usah ribut. Kalau ribut lagi, Safira akan naik taxi aja nanti" ancam Safira.
"Kok naik taxi. Nggak, nggak boleh" ucap Raka.
"Makanya, hari ini gue bareng papa aja" sahut Safira.
"Nggak."
"Raka..."
"Safira sayang, lo jangan nolak permintaan pacar lo ini."
"Udah itu. Kamu bareng Raka aja Safira" ucap mama Safira.
"Yes." Raka senang kalau mama Safira mendukungnya.
"Tapikan Ma, Safira bareng papa hari ini" ucap papa Safira.
"Kamu ngalah aja. Nggak usah ikut-ikutan" balas mama Safira.
Selesai sarapan, Safira dan Raka berangkat ke sekolah.
Di sekolah mereka, Raka dan Safira adalah couple goals. Mereka adalah pasangan terpopuler, terkenal, paling romantis, dan paling bucin di sekolah nya.
"Pasangan hot kita udah sampe nih di sekolah" celetuk Vino, teman Raka.
"Pasti Raka menyebar kan aroma-aroma bucinnya pada Safira" ucap Putra.
Raka dan Safira juga satu kelas. Mereka berada di kelas 11 IPA 1.
Vino dan Putra menghampiri pasangan tersebut.
"Woy, Raka. Nggak bosen-bosen lo bucinin Safira" ucap Vino sambil merangkul pundak Raka.
"Ya jelas dong. Nggak kayak lo playboy tingkat akut" ucap Yeni. Yeni dan dua cewek lainnya yang merupakan sahabat Safira juga datang menghampiri pasangan hot tersebut.
"Diam lo cewek gila" ucap Vino.
"Apa lo bilang?!" Yeni marah pada Vino, karena menyebutnya cewek gila.
"Lo cewek gila. Napa? Nggak senang lo?"
"Lo mau baku hantam sama gue."
"Sini. Gue ladenin lo."
Vino dan Yeni adalah dua orang yang saling membenci. Dan kebencian mereka pada satu sama lain itu tidak berdasar.
Sampai-sampai, teman-teman mereka sendiri heran, kenapa Vino dan Yeni selalu bertengkar.
"Yeni, lo jangan ribut di kelas" peringat Tiara.
"Lo mau kena hukum sama guru karena ribut" ucap Nayla.
"Tapi cowok bangsat ini, yang mulai duluan" sahut Yeni kesal.
"Eh! Cewek dodol. Lo yang mulai duluan ya" balas Vino.
Yeni maju untuk menghajar Vino, tapi langsung ditahan oleh Tiara dan Nayla.
"Yeni! Jangan ribut!" ucap Tiara.
"Kalian bisa diam nggak!" Raka berteriak di depan mereka. "Kalian ganggu gue dan Safira."
Padahal, Safira anteng-anteng di tempat duduk. Tidak terlalu peduli dengan teman-temannya yang terus ribut. Karena sudah terbiasa dengan keributan mereka.
"Vin, lo jangan ribut lagi. Lo mau mampus ditangan Raka" bisik Putra.
"Gila lo. Nggak mungkin gue nyari gara-gara sama Raka. Yang ada habis gue di tangannya" balas Vino dengan nada berbisik.
"Hari ini lo selamat dari gue" ucap Vino pada Yeni. Setelah itu dia pergi dari tempat itu.
"Cih, pengecut. Gitu aja takut" decih Yeni.
"Yeni, udah itu. Lo nggak capek-capek berantem mulu sama Vino" ucap Nayla.
"Kalau dia nggak ganggu gue, gue nggak nyari ribut sama dia" balas Yeni.
Hadeh, padahal yang cari gara-gara duluan itu lo Yeni.
*****
Jam istirahat, pasangan bucin itu sedang berada di kantin.
"Hadeh... Nasib bener gue lihat lo berdua bucin terus" ucap Vino.
Raka dan Safira sedang memakan makanan mereka. Safira menyuap Raka, yang sedang lagi mode manjanya.
"Diam lo jomblo" sindir Raka.
"Bangke. Mentang-mentang lo punya pacar" balas Vino kesal.
"Vin, lo makan aja makanan lo. Nggak usah ganggu mereka" ucap Putra.
Semua penghuni kantin, melihat ke arah Raka dan Safira. Raka yang tampan, dan Safira yang cantik, manis, imut. Benar-benar pasangan serasi.
"Halo kak Raka." Seorang cewek dengan di temani teman-temannya menghampiri Raka.
Raka tidak merespon gadis itu. Dia lebih asyik dengan makanan yang disuap oleh Safira.
"Kak Raka..." panggil cewek itu sekali lagi.
"Diam lo" ucap Raka dingin.
Inilah sifat Raka yang satu lagi. Walau dia tampan, dia adalah cowok berhati dingin pada cewek lain selain Safira.
"Raka, lo nggak boleh gitu" tegur Safira.
"Tapi dia gangguin gue loh ayang" cicit Raka. Sifatnya langsung berubah menghangat saat berbicara dengan Safira.
"Maaf ya dek. Raka memang seperti ini" ucap Safira pada cewek itu.
"Nggak apa-apa kak Safira. Kalau gitu, gue pergi dulu." Cewek dan teman-temannya pergi dari tempat itu. Mereka sedikit kesal, karena Raka mengabaikan mereka.
"Sayang, suapin gue lagi" ucap Raka.
"Lo makan sendiri Raka. Gue mau makan, gue belum makan, karena daritadi suapin lo" ucap Safira sambil menyendok kan makanan ke dalam mulutnya.
Raka mengacak-acak rambut Safira. "Oke sayang. Kamu makan yang banyak-banyak, biar cepat besar."
"Besar-besar. Yang ada gue gendut tahu" kesal Safira.
"Kalau gendut, kan enak di peluk."
"Jadi lo mau gue gendut!"
"Eh, nggak! Bukan itu maksud gue. Jangan marah ya sayang" ucap Raka.
"Hmph!" Safira melanjutkan memakan makanan nya, tanpa mempedulikan Raka.
"Mampus lo. Safira marah sama lo" ucap Vino dengan ejekan.
"Diam lo bangsat" ucap Raka dengan umpatan.
Sedangkan Putra hanya diam sambil makan. Tidak peduli dengan pertengkaran Raka dan Vino.
Please vote and komen 🥰🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKSA
Teen Fiction"Gue mencintai lo Safira" - Raka Austin "Gue juga mencintai lo Raka" - Safira Kirana. Raka dan Safira berpacaran 5 tahun dari zaman SMP. Raka sangat bucin pada Safira. Dia benar-benar mencintai Safira dengan setulus hati. Hingga suatu saat, Raka men...