Safira kembali ke kelas. Teman-temannya sudah menunggunya sedari tadi.
"Lo darimana Ra?" tanya Yeni.
"Hmm, dari toilet" bohong Safira.
"Lo bohong kan? selidik Yeni.
"Nggak kok." Jelas saja Safira sedang berbohong. Dia gelagapan menjawab omongan Yeni.
"Tapi kok mata lo sembab. Bengkak gitu. Lo habis nangis?" tanya Tiara.
"Itu..." Mata Safira melihat kesana kemari. Mencari jawaban yang pas. Dia tidak mau kalau teman-teman nya tahu kalau dia barusan saja menangis.
"Nggak usah bohong deh Ra. Gue udah tahu lo" ucap Yeni. Dia segera memeluk Safira sambil mengelus-elus punggung Safira. "Gue ngerti kok Ra perasaan lo. Jadi, kalau lo mau nangis, nangis aja. Gue, Nayla, Tiara, siap jadi tempat lo nangis."
Kalau udah begini situasinya. Mau nggak mau, Safira langsung mewek. Padahal dia barusan saja menangis. Memang ya, hati seorang Safira itu lembut banget.
Nayla dan Tiara pun ikut memeluk Safira. Mereka juga ikutan sedih, melihat Safira sedih.
"Woy, kalian tahu nggak, Raka lagi berantem anjir" teriak salah satu murid yang berlari ke arah gerombolan teman-temannya.
"Hah? Yang bener?! Sama siapa?!"
"Sama Dean!"
"Dean?!"
"Buruan, kita lihat mereka!"
Safira, Yeni, Nayla, dan Tiara kebingungan mendengar berita tersebut.
"Ngapain sih Raka berantem sama si Dean?" bingung Yeni.
"Gue juga nggak tahu. Kita lihat aja yuk" ucap Nayla.
Safira hanya terdiam saja disaat teman-teman nya mulai heboh mendengar berita Raka.
"Safira. Lo kenapa diam aja? Kita lihat Raka sekarang" ucap Tiara pada Safira.
"Gue nggak ikut. Kalian aja yang lihat Raka. Gue mau balik ke kelas." Safira membalikkan badannya pergi menuju ke kelasnya.
Ketiga cewek itu hanya saling melihat satu sama lain.
"Gimana nih. Kita jadi nggak, lihat Raka?" tanya Nayla.
"Gini aja. Gue yang pergi lihat Raka. Lo berdua ikutin Safira ke kelas. Gue ingin cari tahu penyebab Raka berantem sama Dean" ucap Yeni.
"Okay." Tiara dan Nayla berlari menyusul Safira ke kelas. Sedangkan Yeni berlari menuju ke tempat Raka berada.
Bugh! Bugh! Bugh!
Suara pukulan dari Raka yang mengenai tubuh Dean langsung terdengar di telinga Yeni.
Raka dan Dean di kelilingi semua murid yang bersorak heboh karena mereka.
Dean tidak mau kalah, dia melayangkan tinju di wajah Raka. Tapi tetap saja, Dean lebih banyak mendapatkan pukulan dari Raka.
"Stop! Stop! Raka! Stop!" teriak Yeni.
Hampir saja Raka melayangkan tinju nya lagi di wajah Dean.
Yeni menghampiri Vino dan Putra yang juga menyaksikan baku hantam antara Raka dan Dean.
"Kalian juga! Kenapa nggak lerai mereka berdua?!" ucap Yeni pada Vino dan Putra.
"Ini urusan laki-laki. Lo nggak usah ikut campur" balas Vino sengit.
"Lo nggak lihat mereka berdua habis babak belur? Lo ingin Raka dapat masalah di sekolah ini?" Yeni mengalihkan pandangannya pada Raka. "Dan lo Raka! Lo nggak kasihan sama Safira? Walau kalian berdua udah putus, Safira nggak ingin lo bermasalah. Safira masih sayang sama lo, asal lo tahu."
Hening. Suara-suara heboh tadi, tidak terdengar sama sekali.
"Kalian berdua, kenapa berantem?" tanya Yeni.
"Dia nggak terima, kalau gue mau dekatin Safira" ucap Dean dengan lantang.
"Diam lo bangsat!" Raka kembali melayangkan tinjunya di wajah Dean. "Lo! Lo jangan berani-berani dekatin Safira!"
"Kenapa nggak boleh? Kalian berdua udah putuskan? So, gue bebas dong dekatin Safira" ucap Dean dengan santai.
"Lo!" Raka ingin menghajar Dean kembali, dan langsung di cegah oleh guru.
"Apa-apaan ini! Kenapa kalian berantem?!"
"Raka, Dean. Ikut saya ke ruang BK. Dan yang lain, semua bubar. Kembali ke kelas masing-masing!"
Semua murid bubar dan kembali ke kelas masing-masing. Hanya Yeni, Vino dan Putra yang masih tetap di tempat.
"Kenapa kalian bertiga nggak kembali ke kelas?"
Mereka bertiga hanya saling menatap satu sama lain.
"Kembali ke kelas sekarang. Dan jangan ada terdengar keributan lagi."
"Baik Bu." Mereka bertiga kembali ke kelas.
"Kalian berdua ikut Ibu sekarang." Raka dan Dean hanya pasrah mengikuti guru ke ruang BK.
Please vote and komen 🥰🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
RAKSA
Teen Fiction"Gue mencintai lo Safira" - Raka Austin "Gue juga mencintai lo Raka" - Safira Kirana. Raka dan Safira berpacaran 5 tahun dari zaman SMP. Raka sangat bucin pada Safira. Dia benar-benar mencintai Safira dengan setulus hati. Hingga suatu saat, Raka men...