"Jen please, hentiin Haechan. Eric bisa mati Jen" Tak ada cara lain lagi, satu-satunya yang bisa dilakukan Ryujin sekarang memohon pada Jeno.
"Minta maaf dulu, baru setelah itu aku minta Haechan berhenti"
Ryujin mengepalkan tangannya menahan amarahnya. Padahal bukan dia yang salah, tapi kenapa ia yang harus minta maaf.
"Atau kamu mau liat Eric mati hm?"
"Gue minta maaf"
"Gue?"
"Aku minta maaf"
Jeno menyeringai mendengar tiga kata itu keluar dari mulut Ryujin. "Good girl"
"Chan cukup"
Dan Ryujin akhirnya bisa menghela napas lega saat Haechan benar-benar berhenti menyerang Eric. Gadis itu kemudian hendak berjalan menghampiri Eric sebelum tangannya lagi-lagi di tarik oleh Jeno.
"Jangan coba mendekat ke arah pecundang itu, atau kamu bakal liat di benar-benar mati"
"F*ck! Lo gak waras tau gak!" Ryujin melepas cengkraman Jeno dari lengannya. "Persetan dengan memperbaiki semuanya jadi lebih baik, gue udah muak!"
Kali ini emosi Ryujin benar-benar meledak, ia sudah tidak peduli dengan masalah yang akan ditimbulkan Jeno selanjutnya.
"Kalau lo gak mau tanggung jawab atas apa yang lo lakuin ke Eric, gue pastiin lo dan gue gak akan pernah punya hubungan apapun lagi, baik itu sebagai teman" Ryujin mengatakan itu sambil menatap tajam Jeno, entah dari mana ia memiliki keberanian melakukannya.
Dan sebelum melangkahkan kakinya keluar dari Basecamp Dreamiez, Ryujin kembali mengatakan sesuatu yang membuat Jeno mengepalkan tangannya, menahan emosi "Setiap masalah gak harus di selesain dengan emosi Jen. Dan mungkin untuk kebaikan kita, lebih baik lo dan gue mulai berusaha untuk tidak peduli satu sama lain"
Kalimat Ryujin barusan tentu saja secara dengan sengaja menyiratkan bahwa ia telah mengakhiri hubungannya dengan Jeno.
"Sialan!" Jeno tertawa remeh saat Ryujin telah berjalan keluar dari Basecamp Dreamiez. Pemuda itu merogoh sakunya, mengambil ponselnya kemudian menekan tombol telepon pada salah satu kontak disana. "Gue butuh satu ambulance sekarang."
"Ck' sialan! padahal besok gue ada kuis tapi gara-gara permasalahan hari ini dengan Jeno, gue jadi gak bisa fokus belajar"Ting!
Ryujin melirik ponselnya kala mendengar sebuah notifikasi pesan masuk dari Jaemin, gadis itu dengan segera mengambil salah satu hoodienya kemudian berlari menuju kamar Yuna. "Woy jelmaan setan! temenin gue ke rumah sakit sekarang!"
"Heh! Ketuk pintu dulu baru masuk"
"Ck' gak ada waktu, buruan ganti baju"
Tanpa bertanya lagi, Yuna kemudian menyambar black leither jacket miliknya dan mengikuti Ryujin keluar kamar.
"Lo yakin pakai itu aja?" Tanya Ryujin pada Yuna saat menyadari bahwa adiknya itu hanya memakai celana jeans pendek, kaos putih dan black leither jacket sebagai outernya.
Sementara Yuna yang mendengar pertanyaan Ryujin hanya merotasikan matanya malas, kenapa juga kakaknya ini harus mempertanyakan perkara pakaian yang digunakannya "Gak usah komentarin pakaian gue anjir, tancap gas aja langsung"
"Entar kalau kita tiba-tiba ketemu Jisung dia ngamuk lagi liat modelan lo kayak gini"
"LO TADI KAN BURU-BURU GOBLOK. LANGSUNG TANCAP GAS AJA GAK USAH MIKIRIN JISUNG!"
"ANJING KOK LO YANG SEWOT. INI JUGA UDAH MAU TANCAP GAS!"
"YA UDAH BURUAN!"
"IYA. SABAR!" Ryujin akhirnya melajukan mobilnya ke arah rumah sakit yang di tujunya. Pesan yang di terimanya dari Jaemin benar-benar membuatnya kalut.
Na Jaemin
Jeno kecelakan, dan sekarang lagi di rawat rumah sakitTapi Jeno belum di obatin sepenuhnya, dia cuman mau di obatin kalau lo datang
Jadi gue minta tolong, datang ke Rumah Sakit Keluarga Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble | Season 2
FanfictionJen, gimana kalau kita akhirin aja semua ini -Shin Ryujin [Dreamiez Universe]