Tawan

5K 397 73
                                    

Jisoo sudah setengah perjalanan, menuju tempat pertemuan rahasianya dengan Jungkook. Saat tiba-tiba ponselnya bergetar di celana. Seorang pria yang sangat ingin ia hindari saat ini menghubunginya.

Tumben sekali, karena setahu Jisoo hari ini jadwal rapat internal di perusahaan Kim. Taehyung pastinya sibuk sekali. Bahkan setiap hari, Jisoo tahu dari asisten pribadi Taehyung. Pria mapan itu tak pernah menyiakan waktu, selain untuk bekerja dan bekerja.

Lalu ini apa?

Dengan berat hati Jisoo mengangkat panggilan dari calon suaminya. Berucap dengan datar, dan wajah sepenuhnya tertekan.

"Ada apa?"

"Segeralah ke butik, untuk fiiting baju pengantin. Jika dalam sepuluh menit kau tak datang. Orang suruhanku akan menyeretmu!"

Terdengar tarikan napas berat dari mulut wanita itu, ia berusaha mencari alasan untuk menolak. Bagaimanapun Jungkook pasti sedang menunggunya. Belum selesai Jisoo berpikir, Taehyung sudah menambahkan dengan suara luar biasa penuh ancaman.

"Jika aku melihatmu bersama orang lain. Maka tamatlah riwayatmu!"

Jisoo meremat ponselnya dengan tangan gemetar, ini sudah di ambang batas kesabarannya. Ia berniat mengadu pada ayahnya tentang betapa berbahayanya calon menantunya itu. Seolah bisa membaca pikiran Jisoo dari jarak jauh. Ponsel kembali berbunyi, Taehyung mengirim pesan pada Jisoo. Berikut sebuah foto yang menunjukkan liontin dan kertas pemberian Jungkook yang ada pada pria itu.

Di bawah gambar, tertulis kata-kata yang akhirnya membuat Jisoo menyerah begitu saja.

-aku ingin tahu reaksi ayahmu jika melihat benda ini-

.
.

Jungkook berkendara cukup lama, belum pernah ia melewati jalanan ini. Tapi tidak diragukan lagi, ini lokasi yang dikirim Jisoo melalui ponsel Mingyu. Tidak mungkin Mingyu atapun Jisoo mengada-ada.

Ketika Jungkook ingin menghubungi ponsel Jisoo, ada nada sambung yang terdengar. Tapi cukup lama, tidak ada jawaban.

Jungkook ingin bertanya tentang kebenaran lokasi, ia takut salah arah. Saat tiba-tiba mobil melakukan pengereman mendadak, sehingga Jungkook hampir terjerembab ke depan.

Sebuah mobil truck menghalangi mereka. Tidak cukup sampai di situ, dua orang berpakaian hitam, memegang senjata di tangan. Turun dan mengetuk pintu mobil Jungkook dengan brutal.

Jungkook baru sadar apa yang terjadi, bersamaan dengan itu. Ponselnya menerima pesan dari Jisoo.

-kembali! Jangan pergi ke sana. Itu jebakan-

Tapi sudah terlambat, supir sudah terlanjur membuka pintu mobil dengan ancaman todongan pistol. Dengan begitu salah satu dari mereka, membuka pintu belakang tempat Jungkook berada.

Menyeret paksa pria itu keluar, dan mengancamnya dengan senjata tajam. Jungkook sudah bersiap dengan skema di kepala untuk melawan, ia memiliki otot dan tentu saja punya bekal ilmu bela diri untuk melawan mereka.

Tapi sesuatu tiba-tiba menyengat lehernya. Seperti sengatan lebah, tapi itu adalah jarum suntik berupa obat bius yang perlahan menarik kesadaran Jeon Jungkook. Sebelum ia benar-benar ambruk, Jungkook terbayang wajah sahabatnya. Ia mengumpat dalam hati, "bajingan kau Mingyu!!!!!"

.

.

Kepala pening dan perasaan asing, menyambut Jungkook begitu ia membuka mata perlahan. Mengadahkan wajah pada langit kamar yang kekurangan cahaya. Tak ada sesiapapun di sana, kecuali Jungkook yang terbaring.

Pun tak ada jendela di ruangan itu, semua tertutup dengan cahaya lampu yang redup. Hanya ada ventilasi udara yang berada di atas langit kamar.

Jungkook berniat bangun dari tidurnya, menahan pening di kepala. Tapi sesuatu seperti menahan pergerakannya. Begitu menoleh ke samping, ia baru sadar sebelah tangannya terikat pada kepala ranjang. Begitu pula kakinya.

Perfect Revenge (Only PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang