🔞🔞

14.3K 575 100
                                    

Jungkook tidak berdaya, benar-benar tidak berdaya. Ia sudah berusaha memberontak sekuat yang ia bisa. Tapi tangannya yang terikat masih tak bisa terlepas, dan semakin ia bergerak semakin ia terluka, akibat gesekan antara rantai dan kulit.

Ia memejam mata, tak ingin melihat bagaimana wajah Taehyung merampas harga diri Jungkook sebagai seorang lelaki. Dadanya serasa dirobek, saat didengar olehnya suara kondom dibuka dengan gigi. Lalu ia mengintip sedikit ketika benda kecil itu dimasukkan untuk membungkus kejantanan Taehyung.

Seringai itu kembali muncul, tangan kurang ajar itu membuka paha Jungkook semakin lebar, menahannya agar tetap terbuka. Jungkook tak lagi berontak, ia tahu semua akan sia-sia. Ia berpikir, jika dengan ini Taehyung akan meninggalkan Jisoo, Jungkook akan berkorban meski harus hancur di bawah Kim Taehyung.

Tidak ada pelumas, hanya sisa cairan sperma Taehyung yang dijadikan pelumas. Itu pun hanya sedikit, dan janji Taehyung tentang memilih kondom dengan pelumas alami itu bullshit. Taehyung mengambil kondom biasa beraroma vanilla. Ketika ujung benda tumpul yang terbungkus kondom itu mencoba masuk. Jungkook mulai dihinggapi perasaan tak nyaman.

Taehyung memegang paha dalam Jungkook agar pria itu tidak banyak bergerak. Sementara Taehyung terus saja masuk, menerobos jalan sempit milik Jungkook yang dipaksa melebar untuk menerima benda besar.

Jungkook tidak ingin menangis, tapi rasa sakit di bibir anusnya membuat ia seperti terbelah jadi dua. Ukuran Taehyung merobek selaput keperjakaannya.

Taehyung diam sejenak, ia benar-benar terjepit di dalam Jungkook. Padahal belum seluruhnya masuk, ia melihat Jungkook mengeluarkan air mata, tapi masih mempertahankan harga diri untuk tidak mengeluh kesakitan.

Taehyung mulai bergerak, mencoba memasukkan seluruh organ vitalnya yang panjang dengan diameter di atas rata-rata. Seakan pening menyambut Jungkook, dan sensasi dikoyak benar-benar ia rasakan. Robek, perih dan panas. Jungkook mengerang kesakitan, tak bisa lagi berpura-pura. Benda itu benar-benar membuat lubangnya sakit luar biasa.

"Sakit?" Taehyung bertanya tapi tak digubris. Bahkan untuk menggeleng Jungkook sudah malas.

"Lakukan, dan akhiri dengan cepat!" Itu yang dikatakan Jungkook dengan gigi gemeretak menahan emosi.

"Tidak sabaran, ya ...." Taehyung menghentak tanpa aba-aba. Membuat Jungkook berteriak dengan tubuh melengkung, sebab sakitnya luar biasa. Lelehan air mata itu kembali mengalir dan itu semakin membuat Taehyung tersenyum puas. Mengahancurkan tubuh Jungkook dan harga diri pria itu.

Taehyung bergerak lagi meski agak sulit, miliknya tertelan dan nyaris tak bisa bergerak oleh sempitnya lubang pemuda Jeon. Taehyung mengerang berkali-kali sensasi diremas itu membuat sekujur tubuhnya merinding oleh kata nikmat.

"Mendesahlah Jeon!" Taehyung menaikkan sebelah kaki Jungkook, untuk diletakkan di bahunya sementara ia terus menghujam lubang itu. Tapi tak terdengar suara rintihan lagi. Hanya ada mata sembab dan bibir yang digigit menahan rasa sakit.

"Mendesahlah Jeon!" Seru Taehyung lagi. Ia tahu Jungkook mulai memanas terlihat jelas milik pemuda itu makin tegang dan kepala penis mungilnya mengangguk-angguk tegang.

Jungkook mengepalkan kedua tangan hingga kubu jarinya memutih, memaksa tubuhnya untuk tidak menikmati permainan pria iblis Taehyung. Juga menahan desah laknat agar tak keluar dari bibirnya saat ujung tumpul Taehyung tak sengaja menyentuh sweet spot-nya dan menggeseknya cukup lama.

Jungkook berlagak seperti patung yang diam saja, bahkan saat Taehyung membubuhi tubuhnya dengan banyak ciuman. Menandai tubuh Jungkook dengan jejak kemerahan.

"Damn!!!!" Taehyung mengumpat, bersama dengan meletusnya cairan hangat dari ujung penisnya.

Taehyung menggeram rendah, menarik rudalnya yang sudah menembakkan sperma ke dalam Jungkook. Pemuda Jeon terlihat kepayahan, wajah penuh keringat dan tubuh penuh dengan bekas ciuman akibat ulah bibir Taehyung yang menggarapnya tanpa ampun.

Perfect Revenge (Only PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang