Jungkook merasa sangat gugup. Beberapa kali menggosok telapak tangannya sambil mengerjapkan mata. Melihat sekeliling ruangan sebelum akhirnya membuka pintu, dan keluar dengan sambutan tangan ayahnya yang lembut.
Kakaknya, Rose dalam balutan dress pink pastel duduk di kursinya. Tersenyum getir, saat matanya bertemu dengan Jungkook. Pemuda itu lekas menoleh ke arah lain, tidak ingin berduka di saat-saat bahagia.
Dengan jas hitam elegan, Jungkook duduk di mobil marcedes yang akan membawanya ke gereja tempat dilangsungkannya pernikahannya dengan Taehyung.
Rose dan ayahnya berada di mobil terpisah, mengawal Jungkook hingga ke tempat tujuan. Ada pula Jaehyun dan Yoongi yang membawa mobil di depan.
Jungkook mengambil ponselnya sebelum ia tiba di gereja. Menghubungi Jisoo untuk terakhir kali, dan membiarkan wanita itu berbicara panjang lebar mengenai Taehyung yang akan membuat Jungkook menderita sepanjang hidupnya.
Obrolan ditutup saat mobil yang membawa Jungkook tiba di halaman gereja. Ia turun dari mobil, langsung disambut oleh Namjoon dan Seokjin.
Sambil menunggu ayahnya turun, Jungkook men-silent ponselnya dan menyerahkannya pada Hoseok yang menemaninya sejak tadi di mobil.
"Aku senang kau akan menikah!" Hoseok mengusap rambut Jungkook, sembari menyunggingkan senyumnya yang penuh pancaran bahagia.
Hoseok tidak tahu, jika Jungkook menikah awalnya hanya untuk kesepakatan kerja, bukan cinta. Tapi seiring waktu, yang terjadi adalah pria Kim yang bangsat itu berhasil mencuri hati Jungkook dengan segala tingkahnya yang luar biasa gila.
Memperkosa Jungkook, melecehkan Jungkook dan segala bentuk penistaan yang berujung pada percintaan.
Tuan Jeon Jakcson turun dari mobil langsung mengapit lengan putranya. Sementara anggota keluarga yang lain sudah masuk ke dalam gereja. Jungkook dan ayahnya berjalan beriringan menuju altar dengan senyum bangga yang terpatri di wajah Jakcson.
Di depan pendeta, pria dengan setelah jas hitam yang tampak begitu pas dengan wajah aristokratnya. Melihat lurus ke arah Jungkook tanpa berkedip. Tidak ada senyum bahagia, raut wajahnya begitu datar. Namun, pancaran matanya sarat akan ketulusan.
Semoga saja aku tak salah menulis, aku harap itu benar-benar cinta yang ada di mata Tae, bukan haya sandiwara untuk menguasai Jungkook selamanya.
Taehyung menerima uluran tangan Tuan Jeon, sedangkan kedua orang tua Taehyung sendiri menyaksikan putranya di kursi mereka dengan mata berkaca-kaca.
"Akhirnya, putera kita!" ucap Nyonya Park Minyoung haru, menyeka sudut matanya yang basah. Setelah mendengar janji suci yang diikrarkan Jungkook dan Taehyung.
"Tidak sia-sia perjuangan putera kita!" sahut Seojoon yang dibalas anggukan lembut istrinya.
Begitu acara sakral itu selesai, Jungkook dan Taehyung langsung berjalan ke halaman untuk melempar bunga. Yang mana tanpa mereka sadari, bunga yang dibawa Jungkook dan dilempar ke belakang, jatuh tepat di tangan Jimin. Menimbulkan keriuhan di keluarga Kim yang langsung menuding Jimin untuk segera kawin.
"Berhentilah tidur dengan perempuan lagi, nikahi salah satunya!" Seokjin menimpali, Jimin hanya nyengir.
Tanpa ada yang tahu, bahwa pria yang suka mencari hiburan bersama perempuan berbeda hampir setiap malamnya itu. Malah jatuh tak berdaya pada dinginnya manusia dari kutub utara. Yang sudah membuat Jimin terkapar habis-habisan selama seminggu penuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Revenge (Only PDF)
FanfictionKim Taehyung dan Jeon Jungkook sama-sama terobsesi pada seorang perempuan. Untuk memenangkan persaingan, Taehyung menjebak Jungkook lalu melecehkannya. Diancam dengan video yang akan disebar, Jungkook tidak gentar. Justru membalik keadaan dengan mem...