Bab 15

6.9K 486 136
                                    

Kok komenan sepi











Jungkook melempar tubuhnya sendiri ke kasur. Menatap langit kamar yang ditaburi hiasan bintang, Hoseok dan seleranya memang unik. Ceria dan menarik.

Setelah semalam bercinta untuk yang kesekian kali bersama pria Kim bajingan. Jungkook merasa kelelahan, dan tugas kantor hanya membuatnya depresi.

Dengan sedikit ancaman, Jungkook menyerahkan beberapa pekerjaannya pada Mingyu. Mengabaikan ayahnya yang siap memaki. Tapi urung, saat melihat mata Jungkook yang seperti panda cina, lebih-lebih melihat cara jalan anaknya yang mengangkang. Terus memegangi pinggang.

Saat Jackson bertanya kenapa, Jungkook langsung membuka kancing kemejanya dan menunjukkan mahakarya calon menantunya yang bangsat.

"Perbuatan calon menantu kesayanganmu," ucap Jungkook datar. Dengan begitu ayahnya sudah tak bertanya lagi.

Sebagai pria dewasa Jeon Jakcson pasti paham apa penyeabab puteranya sakit pinggang dan kenapa ada jejak merah di permukaan kulitnya.

.
.

Jungkook tertidur, rasa lelah dan kantuk menyerangnya. Ya, siapa yang tidak lelah jika dipaksa mengangkang selama tiga jam. Jungkook merasa heran, pria bernana Taehyung begitu kuat staminanya.

Jungkook tidak bisa bayangkan kehidupannya nanti setelah resmi menyandang gelar Nyonya Kim. Bisa remuk seluruh tubuhnya, dan robek lubang manisnya. Gara-gara melayani hormon Taehyung yang melunjak.

Jungkook merasakan tangan seseorang menepuk bahunya. Jungkook langsung terbangun dan memasang kuda-kuda. Ia bersiap menyerang, karena terlalu waspada berpikir bahwa itu Taehyung. Sebab pria itu yang sering menyentuhnya sembarangan.

Hoseok dan senyuman manisnya membuat Jungkook mengusak rambutnya sendiri.

"Maaf, Hyung. Kupikir siapa!"

"Ada wanita yang mencarimu di bawah, ia bilang namanya Jisoo!"

Jungkook langsung bangkit dari tempat tidur, setengah berlari menuju kamar mandi. Tapi sebelumnya ia meminta pada Hoseok, agar menyuruh wanita itu menunggu.

.
.

"Kau benar ingin menikahi Kim Taehyung?" Jisoo mengambil sebelah tangan Jungkook, menggenggamnya.

Mereka berada di ruang pribadi Hoseok, sebab terlalu beresiko jika harus duduk di kursi kafe. Tanpa tahu mungkin mata-mata Taehyung sedang mengawasi mereka.

"Aku sudah pikirkan ini dengan matang," sahut Jungkook, mengambil beberapa camilan yang ada di meja.

"Demi Rose?" Jisoo bertanya lagi, kali ini rasa sedih menyelimuti wajahnya.

"Itu alasan utama. Tapi ada alasan lain aku mau menikahi bajingan itu." Ada senyum licik, sebelum Jungkook lanjut membuka toples berisi permen coklat.

"Jangan bilang kau ingin balas dendam." Jisoo bisa menebak arahnya kemana.

"Tepat sekali!"

Jungkook membuka bungkus permen, memberikannya pada Jisoo yang langsung memasukkan permen itu ke mulutnya.

"Karea sulit menyerang Taehyung dari luar, maka menyerang dari dalam akan lebih mudah dan tidak akan meninggalkan jejak." Jungkook tersenyum lagi. Membuka bungkus permen yang kedua lantas memakannya sendiri.

"Aku bisa melihat tujuan itu di matamu. Maka sangat tepat aku datang kemari untuk membicarakan ini." Jisoo bergeser, mendekatkan tubuh ke arah Jungkook. Menempelkan bibirnya ke telinga Jungkook untuk membisikkan sesuatu.

Perfect Revenge (Only PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang