Beri salam pada Tuan Kim!" perintah Tuan Jeon, begitu hidung Jungkook muncul dari balik pintu.
"Malam Tuan Kim. Tak kusangka pengusaha besar seperti Anda selalu punya waktu luang untuk merusak kedamaian."
"Jungkook apa yang kau bicarakan?" Tuan Jeon memberi tatapan marah yang dilayangkan pada puteranya.
"Tidak masalah, Tuan Jeon. Putera Anda memang pemberani. Dia sangat berani mengajak putera pejabat daerah bermain di bar," sahut Taehyung dengan senyuman.
Mata Tuan Jeon kembali melirik puteranya dengan tatapan tanya yang berarti 'benarkah itu?'
"Kenapa Anda heran Tuan Kim, anak muda sekarang memang senang bermain di tempat seperti itu, termasuk Anda. Tapi bedanya Anda ke sana untuk meniduri jalang, sementara saya dan Jaehyun hanya sekadar mencari hiburan."
"Hahaha." Taehyung tertawa renyah. Tuan Jeon sudah cukup bersabar menghadapi mulut Jungkook yang tidak memiliki rem. Ia sudah siap berdiri untuk menyeret Jungkook pergi dari ruang tamu.
Tapi itu tidak perlu dilakukan, sebab kata-kata yang Taehyung ucapkan setelahnya. Membuat mulut Jungkook terkunci.
"Anda benar sekali Jung, terutama pelayan pria yang berpakaian seperti wanita semalam. Dia benar-benar pemain handal." Menoleh ke arah Tuan Jeon, mengeluarkan ponsel, untuk menunjukkan sebuah gambar di sana.
Tanpa rasa sungkan Taehyung berkata, "jika Anda penasaran, saya punya beberapa foto pelayan itu. Dia masih muda dan-"
Perkataan Taehyung mengambang di udara, saat Jungkook dengan kasar merebut ponsel yang ada di genggaman Taehyung, sebelum pria brengsek itu menunjukkan foto aibnya di bar, pada sang ayah.
"Jungkook!!!! Jangan bersikap kurang ajar!!!" teriak Tuan Jeon, hingga urat di lehernya menegang.
"Putera Anda sangat antusias untuk mengenal pelayan ini." Senyuman Taehyung mengandung marabahaya. Sebelum semua menjadi rumit.
Jungkook membungkuk meminta maaf, dan beranjak pergi dari sana. Selepas kepergian Jungkook, Taehyung menyimpan kembali ponselnya. Pura-pura bertanya letak kamar mandi utama. Ia beralasan tidak suka memakai kamar mandi tamu yang ukurannya sempit.
Dengan murah hati Tuan Jeon menunjukkan letak kamar Jungkook agar Taehyung bisa menumpang kamar mandinya sebentar.
"Tapi putera Anda tidak akan mengijinkan saya masuk!" seloroh Taehyung.
"Biar saya antar!" Tuan Jeon berdiri, berjalan melewati tangga diikuti Taehyung di belakangnya.
Mereka menuju kamar Jungkook, yang pintunya tertutup rapat. Tuan Jeon mengetuk beberapa kali. Terdengar sahutan dari dalam yang membuat Taehyung merasakan desiran aneh. Dan pikiran liciknya mulai bercabang.
"Ayah, aku masih berganti pakaian!"
"Saya tidak bisa menunggu lagi!" Taehyung memperlihatkan ekspresi kebelet yang tak tertahankan.
"Kalau begitu pakai handuk dulu, dan cepat buka pintu!" seru Tuan Jeon dari luar yang dijawab gerutuan oleh si pemilik kamar.
Semenit kemudian pintu dibuka lebar, menampilkan paha sekal dan dada yang terbuka, kulit putih susu yang menyilaukan mata. Hanya ditutup handuk kecil sepaha.
"Permisi!" Taehyung langsung nyelonor masuk tanpa menunggu persetujuan dari Jungkook. Persetujuan dari Tuan Jeon sudah cukup baginya.
"Apa yang kau-" Jungkook menggeram.
"Tuan Kim hanya ingin pinjam kamar mandimu sebentar," sahut Jackson lalu menutup pintu dari luar. Menyisakan Jungkook yang masih terbengong di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Revenge (Only PDF)
FanfictionKim Taehyung dan Jeon Jungkook sama-sama terobsesi pada seorang perempuan. Untuk memenangkan persaingan, Taehyung menjebak Jungkook lalu melecehkannya. Diancam dengan video yang akan disebar, Jungkook tidak gentar. Justru membalik keadaan dengan mem...