Kak Farel

11 2 0
                                    

HAPPY READING!!
Jangan lupa vote dan tinggalin jejak komentar 😊

Hanya butuh waktu lima menit bagi Revan untuk sampai. Tubuhnya basah kuyup oleh hujan yang masih mengguyur kota. Jemari tangan kokohnya menarik tuas rem kuat-kuat setelah melirik ke arah mobil Honda jazz biru milik Lala di bawah pohon mangga tepi jalan. Detik berikutnya cowok itu kembali menarik gas hingga sampai di depan gerbang depan.

Revan menatap tajam kerusuhan yang telah terjadi di dalam area sekolah. Gerbang telah dibobol paksa. Jendela-jendela pecah. Beberapa fasilitas sengaja dirusak. Dan di sana Revan melihat secara jelas dua kelompok pemuda tawuran saling mengirim pukulan, tendangan, dan adu banting membuktikan siapa yang terkuat. Makian kasar pun juga kerap terdengar. Semua kacau.

Tapi hanya satu yang ada di pikiran Revan sekarang. Di mana Ara?

"Van! Tunggu gue!" seru Ozy keluar dari mobil membuat tubuhnya ikut basah di bawah guyuran hujan.

Revan menoleh sekilas dan turun dari motornya sembari melepas helm teropong dari kepala.

"Lo mau kemana?" Tanya Ozy setengah berteriak karena teredam suara hujan.

Revan yang masih marah hanya diam dan hendak melangkah masuk ke dalam. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat ada sesuatu yang menahan bahunya dari belakang.

"Lo kalau mau nyari Ara jangan pakek cara yang bego, Van! Lo lihat gimana keadaan di sana? Yang ada malah Lo yang kenapa-kenapa dan rencana Lo gagal," ucap Ozy tegas memperingatkan. Sesekali mengusap wajah lantaran matanya perih terkena air hujan.

Mendapati Revan yang masih diam membuat Ozy gemas dan menarik jaket sahabatnya itu untuk mengikutinya ke suatu tempat.

"Mending ikut gue sekarang. Gue tahu harus lewat mana jalan yang aman buat nyari dia."

Ozy berlari di sepanjang luar tembok pagar sekolah yang menjulang hingga ke areal belakang. Semula Revan merasa enggan, namun ia memilih menurut saja. Siapa tahu ide sahabatnya itu ada benarnya juga.

Saat tengah berlari, langkah Ozy terhenti ketika mendapati seorang gadis yang dengan jelas mengintip di antara celah dinding pagar dengan posisi sedikit membungkuk. Ozy yang tahu persis gadis itu siapa kemudian menepuk pundaknya dari belakang. 

"Heh, ngapain Lo di sini?" Tanya Ozy heran ke arah Lala yang terlonjak kaget memegangi dadanya mencoba menormalkan jantungnya yang hampir loncat keluar. Tiga remaja SMA itu sekali lagi mengusap wajah.

"Lah, kalian berdua juga ngapain di sini?" Tanya Lala balik menunjuk Ozy dan Revan.

"Gue tau Lo pasti juga nyari Ara sekarang. Dia ada dimana?" Tanya Revan to the point mengenai sasaran dengan suara beratnya. Tidak lupa pandangannya yang tajam menyiratkan ketegasan yang membuat Lala sedikit bergidik.

Lala menunjuk ke arah dalam sekolah, "T-tapi gue juga nggak tau persisnya dia dimana. Gue mau nolongin dia, Van. Tapi gue takut kalau ketahuan sama mereka," jawab Lala sedikit menunduk takut-takut. Namun karena bebarengan dengan guyuran hujan, suara lirih Lala malah membuat Revan mendengus.

"Lo kalau ngomong yang jelas, La. Gue nggak denger apa yang Lo maksud tadi," ucap Revan mencoba menahan emosi.

Lala sedikit terperanjat dari tempatnya dan mengangguk, "Sorry. Gue nggak ngerti posisi Ara persisnya ada di mana. Tadi gue mau nolongin dia tapi takut ada mereka," ulang Lala dengan meninggikan suaranya.

Revan mengangguk sekilas, "Nggak usah khawatir, biar gue sama Ozy yang masuk ke sana," ucap Revan dan kembali beranjak.

"Gue ikut!" Seru Lala menahan lengan jaket Revan membuat langkah dua cowok itu berhenti.

S E L A R A STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang