Bag 7 - Berbagai Ingatan Muncul Kembali

22 4 0
                                    

Mereka berdua berlarian di taman di sore hari, mereka tak perduli dengan tatapan orang-orang yang menatap mereka dengan tatapan yang entah apa maksudnya.

Agha dan gadis ini pun tertawa dengan riang gembira karena itu hal yang paling membuat mereka bahagia bagaikan tak memiliki satu beban sedikitpun. Agha yang terus mengejar gadis cantik berambut pirang itu dengan di iringi kekehan kecilnya, ia merasa hari ini lebih baik berhenti saja, karena ia ingin terus seperti ini tanpa ada yang menghalanginya.

Gadis itu terjatuh dan membuat Agha tersentak, lalu ia berjalan menuju gadis tersebut terjatuh. Ia mencoba membantunya dengan menaruh tangan di bahunya bermaksud untuk segera membawa gadis ini ke dekat pohon mereka biasa duduk bersama. Rasa khawatir Agha membuat ia tak bisa menatap, membuat yang di tatap merasa malu.

"Sudahlah, aku cuma terjatuh biasa kok." ucapnya sembari mengelus rambut Agha dengan pelan.

"Yakin? Berdarah lutut kamu, terjatuh biasa gimana." Agha merasa kalau gadis cantik ini berpura-pura kuat agar pria yang ada di hadapannya tak perlu khawatir berlebihan.

"Udah-udah, kamu duduk dulu." pintanya sambil tersenyum kecil, melihat gadis yang ia suka memintanya begitu, ia pun lekas duduk di sebelahnya.

"Kamu ga hati-hati sih, jatuh kan jadinya." gadis di sampingnya menggembungkan kedua pipinya, merasa ia akan di omeli, ia menyentil dahi Agha pelan, "Jangan bawel deh." katanya dengan lembut.

Sesaat kemudian, Agha tersenyum, lalu ia melihat jam tangan yang ada di tangan kanannya. Ia terkejut melihat kalau sekarang sudah hampir malam, dan waktunya ia untuk pulang, ia tak mau Bundanya khawatir.

Namun ia ragu untuk mengatakan kalau ia akan pergi pulang ke rumah, pasalnya, ini adalah hari terakhir mereka bertemu. Melihat raut wajah Agha yang berubah gelisah, gadis ini pun mengelus kembali rambut Agha, lalu berkata, "Kamu mau pulang, kan?" tanyanya, Agha ragu untuk menjawab, melihat itu membuat gadis ini terkekeh.

"Pulang aja, minggu depan aku kembali kesini lagi kok." Ia bangun dari duduknya, berusaha untuk melupakan rasa perih yang ada di kakinya, "Aku janji." sambungnya kemudian.

Agha merasakan keraguan di dalam hati, ia merasa kalau gadis yang ia sukai ini takkan pernah kembali lagi. Namun ia memaksakan untuk tersenyum walau ia tak mau, keraguan membuatnya menjadi lebih takut untuk tersenyum.

"Baiklah, akan aku tunggu Kaysha." ucap Agha dan Kaysha tersenyum cerah bersamaan kedua matanya ikut tersenyum. Setetes air mata mengalir diantara kedua pipi Kaysha dan tanpa sadar Agha pun begitu. Entah kenapa, hati mereka seperti terhubung satu sama lainnya.

"Kumohon, kembalilah."

*

*My Dearest*

Hari ini adalah weekend dimana ia tak berbuat apa-apa di hari ini. Agha bangun dari tidur lalu ia berjalan ke arah kaca di kamarnya, ia terkejut ketika ia melihat ada air mata yang mengalir diantara kedua pipinya. Ia mengusap perlahan, menatap air mata yang sudah ada di tangan kanannya dengan intens, ia bingung sekaligus heran.

Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya, ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ia memikirkan ada apa dengannya, kenapa ia jadi sering menangis akhir-akhir ini. Ia bingung.

"Kenapa sih gua? Kaysha siapa anjir!" ia merasa kalau ia tak mengenal nama seseorang yang tidak ia ketahui sama sekali.

"Gha! Tolongin gua!" Agha terkejut ketika mendengar suara teriakan dari lantai bawah dimana suara teriakan itu berasal, Agha langsung berlari kearah pintunya lalu mencari dimana Kakaknya berada.

SAGHARA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang