Happy reading!💜
.
.
.
.Sudah setengah jam semenjak Bitna meninggalkan kantornya kini ia masih terjebak di sini, dengan mobilnya yang tiba-tiba mati. Untung saja jalanan tidak terlalu sepi jadi ia tidak perlu takut.
Ibu satu anak itu menggigiti kuku kecilnya, ia bingung, tak ada teman di seoul untuk ia mintai bantuan Sedangkan si tampan jeon Jungkook memang sedang berada di Busan, menemani ibunya.
Bitna mendial ponsel nya untuk menghubungi seseorang, "yuna-ya,, ibu pulang terlambat. Jangan buka kan pintu selain dari ibu, ya?"
Yuna di sana mengangguk mengerti, ibu pasti sedang banyak kerjaan. Yuna seringkali berpikir, apa ia tidak usah sekolah saja ya? Bekerja membantu ibu mencari uang.
Kadang gadis kecil itu juga bertanya-tanya, mengapa ayah meninggalkannya dengan ibu seperti ini?
"Ibu aku sudah makan malam," ucap Yuna tiba-tiba sebelum Panggilan terputus. Bitna tersenyum lega.
"Kau memang putri ibu yang paling pintar. Baiklah, ibu matikan telponnya."
Setelahnya bitna menghembuskan napas kasar, tak ada taxi yang melintas bahkan bus. Awan bahkan sudah semakin menghitam.
Namun sepertinya Tuhan sedang berbaik hati padanya, ia melihat sorot lampu mobil yang tepat berhenti di dekatnya. Bitna harap Tuhan memang mengirimkan Malaikat untuknya Kali ini.
Ada kalanya bitna menyesal setelah tersenyum karna yang ia dapati di depan matanya bukanlah malaikat. Mungkin seperti monster mengerikan yang kini tengah tersenyum evill padanya.
Bitna terdiam bak patung bahkan saat pria dengan kemeja hitam yang lengannya di gulung itu menghampirinya, ia tak menyangka jika Seoul sesempit ini.
Si brengsek min yoongi memang seperti debu yang dapat ia temui dimana-mana.
"Sedang ke susahan?"
"Perlu bantuan?" Min yoongi berhenti tepat di hadapannya, dengan raut muka dingin dan jangan lupa, nadanya, begitu arogan dan percaya diri.
"Kurasa aku meminta malaikat pada Tuhan, tapi kenapa malah kedatangan malaikat pencabut nyawa sepertimu?"
Bitna tersenyum miring saat melihat bagaimana wajah yoongi berubah menjadi lebih datar, pria itu merasa bahwa bitna sengaja menginjak-injak harga dirinya.
"Ch! Tuhan tidak akan mengirimkan Malaikat kepada wanita murahan, sepertimu!" Katanya, yoongi berucap pelan dengan sengaja mendekatkan diri pada telinga wanita itu, yoongi menjauh setelah menghembuskan asap roko pada wajah ayu Choi bitna.
Sialan! Bitna berteriak di dalam hati.
"Kurasa mulutmu itu memang tidak berguna, min yoongi."
"Oh ya? Sayang nya kau benar." Min yoongi tertawa terbahak seperti seorang pesakitan gila dengan lagi-lagi menghisap batang nikotin itu dengan satu tanganya yang ia mauskan ke dalam saku celana. Bitna bahkan bergidik ngeri saat bagaimana pria itu menatapnya tajam, dari bawah hingga pangkal rambutnya.
"Berapa hargamu?" Tanyanya tiba-tiba.
"Kau tak akan bisa membeliku, bahkan dengan uang mu yang tak berarti."
Setelah berucap demikian bitna memberhentikan taxi yang melintas ke arahnya, setelah berhenti dan hendak menaiki taxi bitna menoleh kearah pria itu.
"Dan aku, tak akan Sudi tidur dengan pria brengsek seperti mu. Ah dan ya kau harus tau, tidak semua hal yang kau anggap sepele itu bisa di beli dengan uang."
Bitna tersenyum Lalu membungkuk sopan pada pria yang kini tengah meremat batang rokoknya. Hancur hingga tidak terbentuk.
"Sialan!"
***
Bitna di Seoul,
Dia melihat wanita itu lagi,
Seperti mimpi.
Namun semua kata-kata sarkas yang bitna katakan sangat terasa menyakitinya.
Vodka, pria itu hanya membutuhkan itu saat ini, dasinya sudah ia longgarkan dengan kancing kemeja yang sudah tak berbentuk.
"Kurasa kau akan cepat mati jika terus mabuk-mabukan seperti ini." Seorang wanita dengan stelan yang di lihat tak layak itu menghampiri min yoongi, tidak, pria itu tidak mabuk sama sekali. Toleransi nya pada alkohol sungguh tinggi.
Wanita itu merapatkan tubuhkan pada min yoongi, membelai wajah tampan yang sedang berkeringat itu. Kentara sekali sedang menggoda pria min yang mempesona.
Di lihat tak ada reaksi penolakan seperti biasamya dari min yoongi membuat wanita itu tersenyum. Tangan lembutnya kini mulai berani mengelus lengan-lengan berotot min yoongi.
"Kau sangat tampan," dengan sengaja menghembuskan napasnya di area leher min yoongi. Pria itu memejamkan matanya merasakan sensai belaian tangan wanita penghibur yang kini tengah mengelus dadanya.
Min yoongi memang butuh ini, seperti kata Kim namjoon, bercinta.
Maka saat wanita itu mulai berani dengan mengecup bibir tipis min yoongi, yang di balas tak kalah panas membuat senyum sang wanita kian melebar, setelah sekian lama akhirnya dirinya bisa merasakan min yoongi. Pria malah yang tak tersentuh.
Decakan itu semakin terasa panas, tangan Min yoongi bahkan sudah mulai nakal kemana-mana membuat sang wanita terbuai. Min yoongi sangat pandai.
Min yoongi membawa wanita itu untuk ia dudukan di atas pangkuannya, panggutannya tak kian di lepas malah semakin panas.
"Di kamar?"
Tepat saat wanita itu berkata min yoongi membuka matanya, tersadar saat dirasa dirinya tengah mencumbui Choi bitna yang kini tersaji di hadapannya adalah wanita malam yang selalu menggodanya.
Min yoongi terkejut dan berdiri dengan napas tersenggal, menatap wanita di bawahnya yang sudah berantakan karna ulahnya dengan tajam dan mematikan.
"Sialan! Jangan pernah menggangguku lagi!" Setelah berkata demikian yoongi meninggalkan tempat itu, menorehkan luka pada wanita yang sudah lama menaruh hati pada pria itu.
_____
Aku selalu berpikir, readers ada tapi nggak vote itu bukan berarti kalian tidak menghargai karya aku. Tapi itu karna tulisan aku yang belum sempurna dan bisa mengetuk hati kalian.
Aku akan berusaha lebih baik lagi💜 terimakasih 😍
Dah untuk yang mau mampir ke work aku yang ini silahkan, ya.
Aku pake cast Jung hoseok🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Is Wrong || Odio, Myg.
أدب الهواة{ON GOING} "Banyak hal yang aku benci di dunia ini, campur tangan Tuhan yang di sebut takdir, salah satunya." #3- agustd