Bitna memijit keningnya yang terasa pening. Putri kecilnya selalu merengek membuatnya kesal.
Pasalnya, selepas kemarin bertemu dengan min yoongi—yuna menjadi tak berhenti untuk terus menanyakan keberadaan pria itu.
Bitna bahkan hampir meledak marah saat itu.
Saat ini pun hari yang seharusnya mereka habiskan untuk membuat donat kesukaan Yuna harus sedikit tertunda karna bocah kecil itu, Bitna bahkan tak tahu sejak kapan Yuna pandai merajuk?
Rupanya, pengaruh pria itu buruk untuk putrinya.
Yuna sama sekali tak menyentuh sarapannya sejak pagi hingga kini jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh.
"Yuna-ya, kau mengerti kan bahwa pria itu tak bisa bertemu semaumu? Kemarin pria itu hanya kebetulan menemani ibu."
"Paman yoongi ibu, namanya!" Tak berbeda jauh dengan Bitna, putri kecilnya itupun mengutarakan kekesalannya saat sang ibu selalu memanggil paman baik hatinya dengan sebutan "pria itu"
"Lalu kau mau apa Yuna? Memaksa ibu untuk menghubungi pria itu? Jangan mimpi!" Ucapnya tak sengaja Menaikkan intonasinya sembari bangkit, lelah merayu putrinya yang ternyata cukup keras kepala.
Bitna sudah di ambang sabarnya. Yoongi dan yoongi yang selalu Yuna sebut di tiap menitnya membuat Bitna merasa mual.
"Yuna tak pernah meminta apapun pada ibu." Ucap Yuna lirih. Wajah manisnya ia tundukan untuk menyembunyikan air matanya yang tak terasa jatuh.
Yuna hanya ingin bertemu paman yoongi, kenapa ibu semarah itu dan meneriakinya?
"Apapun Yuna, apapun ibu lakukan selain bertemu paman yoongi."
Bitna memandang Yuna sendu yang terdiam sembari berdiri. Sebenarnya tak tega, tapi ini cara satu-satunya agar Yuna tidak dekat dengan min yoongi.
"Paman yoongi itu sudah menikah—dan dia tidak bisa menemui kita."
Hening, rupanya Yuna seolah tengah mendengar petir di siang bolong. Ini cukup mengejutkan.
Kemarin paman yoongi berkata sesuatu yang sungguh membuat Yuna gembira, namun mengapa semuanya kini berbanding balik?
Siapa istri paman baiknya di saat kemarin pria it berkata akan menjadi ayahnya?
💕💕
Acara merajuk Yuna bertahan hingga malam hari. Namun bedanya kini tetap makan meski tak banyak bicara.
Bitna memandang sendu kearah Yuna, sebenarnya hari ini cukup melelahkan membujuk putri semata wayangnya itu. Namun jika terus di diami bisa menjadi masalah besar.
"Yuna ingin es cream?"
Biar di katakan gila, cuaca memang sedang dingin-dinginnya tapi ibu satu anak itu malah menawari putrinya es cream.
"Atau membeli sesuatu yang manis dan segar seperti strawberry?"
Namun siapa sangka Yuna tak mempan dengan segala bujuk rayu yang ibunya lakukan? Yuna beralih membawa piring kotornya ke arah wastafel, membiarkannya lalu pergi ke arah kamar.
Bitna menghela napas, makanan di atas meja masih tersisa sedikit tak berniat untuk di sentuh lagi.
Namun saat Bitna menundukkan kepalanya ke atas meja, memikirkan bagaimana caranya agar Yuna mau bicara dengannya tiba-tiba suara itu menyapanya.
Yuna, dengan pakaian hangatnya terlihat sangat lucu.
"Es cream strawberry dengan toping choco chips sepertinya segar, ibu."
💕💕
Malam di Myeongdong cukup ramai meski cuaca sedang dingin. Ibu dan anak itu berjalan ke tenda makanan satu beralih ke lainnya. Benar-benar mencicipi dan menghabiskan waktu sebagai ibu dan anak.
Yuna juga tak terlihat murung, putri kecil itu kini kembali berseri sembari menggenggam erat telapak tangan dingin ibunya.
"Ibu,,"
Yuna berseru kecil saat kini bokong kecilnya sudah ia dudukan di atas bangku taman yang masih terlihat sedikit ramai.
Bitna berdehem sembari menghabiskan bungeoppang nya dan Yuna dengan es cream strawberry miliknya.
"Maaf," satu kata yang keluar dari bilah ranum putrinya menghentikan aktifitas Bitna yang tengah asik menikmati bungeoppang. Bitna beralih menatap putrinya kan kini juga tengah menatapnya.
"Maaf karna memaksa ibu untuk terus menghubungi paman, aku harusnya sadar bahwa ibu tak nyaman dengan kehadirannya. Aku — aku hanya terlalu senang saat paman mengatakannya."
Yuna menunduk saat merasa bahwa air matanya akan turun, es cream strawberry sudah tak menarik lagi baginya.
Namun Bitna jelas mendengar kalimat terakhir Yuna meski mengatakannya sembari bergetar.
"Apa? Dia mengatakan apa pada Yuna?"
Jelas terlihat bahwa bitna kini tengah di serang panik, kedua bola matanya bergulir ke arah Yuna yang masih menunduk. Memaksa bahwa Yuna harus mengatakan apa yang pria itu katakan.
"Yuna! Kau dengar ibu? Apa yang dia kata—"
"Paman bilang akan menjadi ayah Yuna, ibu!"
Mata Bitna membola kaget, lidahnya seolah kelu tak bisa berucap. mengapa yoongi begitu tidak tahu diri dan sangat mengganggu? Apa yang di inginkan pria itu sebenarnya.
"Ta—tapi saat ibu mengatakan paman sudah menikah hati Yuna terluka ibu." Lihatlah, bocah yang berumur hampir empat tahun itu berhasil mencubit perasaannya. Yuna terlihat sangat mengharapkan min yoongi.
Namun itu semua tidak boleh terjadi, yoongi tak bisa menjadi ayah Yuna karna Bitna tak akan Sudi.
Kembali bersama pria brengsek itu hanya akan sangat menyiksa batinnya.
"Yuna senang jika paman baik jadi ayah Yuna ibu, Yuna suka paman."
Benar kata orang, jika darah itu lebih kental dari pada air.
"Tapi jika sudah menikah Yuna tak akan biarkan paman yoongi dekati kita. Bukankah jika dia sudah menikah harusnya lebih bisa menjaga perasaan istrinya?"Lihatkan. Yuna itu pengertian dan selalu paham.
Bicaranya saja sudah seperti orang dewasa.
________{}.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Is Wrong || Odio, Myg.
Hayran Kurgu{ON GOING} "Banyak hal yang aku benci di dunia ini, campur tangan Tuhan yang di sebut takdir, salah satunya." #3- agustd