Udara pagi masih sangat segar untuk di hirup, matahari yang terbit dari arah timur sungguh terlihat indah dan Alunan melodi dari burung-burung kecil yang bercicit di atas pohon menjadi penyempurna pagi bitna kali ini, di atas rerumputan hijau Yuna terlihat gembira bermain bersama kupu-kupu yang sedari tadi gadis itu kejar."Na-ya,, berhati-hati nanti terjatuh."
Setelah berucap demikian Yuna menghampiri ibunya dengan nafas tersenggal, keringat di pelipis gadis kecil itu terlihat.
"Ibu, Yuna haus."
Bitna tersenyum sembari membuka botol minum yang ia bawa, mereka tengah menghabiskan akhir pekannya bersama di taman bermain, bukit kecil yang penuh dengan pohon-pohon rindang.
Tidak di sangka ternyata ini cukup membantu untuk membunuh segala kegundahan hati bitna.
Min yoongi semakin gila pikir bitna, seminggu ini tak absen untuk terus mengganggunya.
"Ibu,, kemarin teman Yuna berkata sesuatu yang Yuna tidak mengerti."
"Berkata seperti apa?" Jawab bitna sembari membawa tubuh kecil itu untuk duduk. Membuka sekotak sandwich dan memberikannya kepada Yuna.
"Mereka bertanya, mengapa Yuna tak pernah di anatar ayah ke sekolah? Saat Yuna menjawab Yuna tidak memiliki ayah mereka berkata bahwa Yuna anak yang nakal."
Air muka bitna menjadi datar, jantung ibu satu anak itu terasa di remat setelah mendengar ungkapan Yuna yang cukup menyakiti nya membuat Bola mata cantik milik bitna perlahan bergetar. Bitna gugup entah karna apa.
"Katanya, seorang ayah tidak ingin memiliki putri yang nakal, apakah itu berarti ayah meninggalkan kita karna Yuna sudah nakal sedari di dalam kandungan ibu?"
Bitna tidak lantas menjawab. Hanya membawa tubuh kecil putrinya untuk ia peluki sesekali membubuhi ciuman di atas kepala yang berkeringat itu.
Bitna merutuki siapapun yang sudah meracuni pikiran anaknya seperti ini.
Yuna jarang sekali mengadu tentang kegiatan sekolahnya, jika seperti ini putri kecil itu berarti merasa sangat terganggu.
"Siapa yang berani berkata seperti itu kepada Yuna?"
Seorang pria yang sedari tadi memperhatikan keduanya membuka suara sembari mendekati Yuna, mengangkat Yuna untuk ia bawa kedalam gendongannya membuat Yuna tersenyum lebar saat menyadari pria tampan itu.
"Beberapa teman Yuna, paman." Adunya sembari mempoutkan bibirnya, bitna tersenyum kecil melihat pemandangan di depan matanya itu.
"Katakan pada mereka, kalau Yuna memiliki ayah yang tampan!"
"Benarkah? Yuna Tidak pernah melihat ayah, bagaimana paman bisa mengatakan ayah tampan?" Yuna menjauhkan diri untuk melihat mata pamannya, mata penuh binar milik yuna membuat pria kekar itu tersenyum sembari menganggukan kepala.
Pria itu mengelus Yuna dengan sayang sembari berkata, "Paman akan menjadi ayah Yuna."
Bitna tak terkejut lagi saat pria itu berkata demikian, jeon Jungkook memang suka mengatakan apapun sesuka hatinya. Untuk menyenangkan Yuna yang ia sayangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Is Wrong || Odio, Myg.
Fiksi Penggemar{ON GOING} "Banyak hal yang aku benci di dunia ini, campur tangan Tuhan yang di sebut takdir, salah satunya." #3- agustd