Part 1

870 46 2
                                    

Suara dentingan piano terdengar mengalun begitu indah diiringi dengan suara nyanyian yang terdengar syahdu. Tenang ini bukan Rhoma Irama dan Soneta apalagi Nisa sakban alias lupakan balik ke cerita hahaha.....

Ruangan kelas yang dipenuhi oleh 16 orang murid senbatsu ehhh bukan dong hehehe... tapi berisi 16 murid yang berusia sekitar 5-10 tahun yang sedang diselimuti oleh aurora kebahagiaan. Dentingan piano yang dimainkan oleh seorang gadis yang merupakan guru dari ke-16 murid itu terus mengalun seiring dengan lantunan nyanyian yang terus menggema.

Setelah beberapa menit alunan piano dan suara nyanyian dari murid-murid itu telah terhenti. Diikuti dengan tepuk tangan yang sangat meriah serta jerit kegembiraan dari murid-murid kecil yang masih terlihat lucu, polos, dan menggemaskan itu.

"Very nice..." takjub gadis yang merupakan guru mereka,"...kalian sudah melakukannya dengan sangat baik," pujinya.

Gadis itu bangkit berdiri dan berjalan ke hadapan murid-muridnya, "tapi kalian tetap harus terus belajar dirumah, ya. Jangan sampai melupakan nada-nada yang sudah Miss ajarkan. Mengerti?" pintanya dengan tatapan lembut.

"Iya, Miss!" koor ke-16 murid itu dengan kompak.

Sang guru itu tersenyum, "baiklah, kita bertemu lagi minggu depan ya."

Murid-murid kecil itu balas tersenyum, "iya Miss. Terima kasih."

Setelah merapikan segala peralatan tulis-menulisnya, murid-murid itu pun mulai meninggalkan ruangan kelas. Dengan berlari-lari kecil mereka hampiri orang tua mereka yang sudah menunggu di luar ruangan.

"Miss Cindy," panggil seseorang kepada sang guru yang tengah membereskan perlengkapannya.

Gadis yang bernama Cindy itu menoleh dan mendapati salah seorang rekan kerjanya yang sedang melangkah mendekat ke arahnya, "Iya, Miss Gaby?"

"Jam mengajarmu sudah selesaikah?"

"Hmm ya..." Cindy menganggukkan kepalanya dan menjawab singkat.

"Kenapa memangnya?"

"Aku ingin meminta bantuanmu. Ada satu orang murid yang belum memasuki kelas..." adu Gaby, ".. dan murid itu menolak untuk memasuki kelas jika gurunya bukan kau."

Cindy mengerutkan keningnya dengan bingung, "huh? Kenapa bisa begitu?"

Gaby mengedikkan kedua bahunya, "entahlah... sepertinya murid yang satu ini benar-benar sangat menyukaimu."

"Memangnya siapa murid itu?" tanya Cindy.

"Bocil freaky," jawab Gaby.

"Bocil freaky?" ulang Cindy bingung.

"Bocil freaky alias Eve atau nama aslinya Eve Putri Hutama," jelas Gaby.

"Owhhh.... anak itu", seru Cindy sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Gadis itu tersenyum mengingat gadis kecil itu, "kalau begitu biar dia ikut kelas ku berikutnya saja Miss Gaby."

J J J

Seorang laki-laki terlihat sibuk dengan berbagai kertas yang tampak berserakan dimeja kerjanya. Laptop silvernya terbuka lebar, menampilkan lembaran pekerjaannya yang belum juga selesai. Laki-laki itu menghela napasnya dengan jengah. Ia sandarkan punggungnya yang terasa kaku pada sandaran kursi diikuti dengan gerakan tangannya yang terulur untuk melonggarkan simpul dasi yang tengah dikenakannya.

Laki-laki itu menutup kedua matanya. Mencoba untuk sejenak saja mendapatkan ketenangan pada pikirannya. Tak berapa lama kedua bola matanya terbuka. Laki-laki itu terdiam sekilas, tapi sedetik kemudian dengan gerakan yang cukup cepat ia raih ponselnya yang tergeletak di atas meja kerja.

Kekasih Halal BossJi ^_^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang