Part 11

282 29 3
                                    

"Kekasih Halal BossJi ^_^"

(Chapter 11)

Cindy merenggut sebal. Lagi-lagi suara tawa yang berasal dari adik satu-satunya itu telah menganggu waktu belajarnya. Gadis itu menghela napasnya, ia jatuhkan pulpen yang semula berada di pergelangan tangannya sebelum beranjak dalam posisi berdiri. Ia langkahkan kedua kaki jenjangnya untuk menuju ke sebuah ruangan yang hanya dibatasi oleh sebuah dinding tinggi dengan kamar tidur miliknya.

Kerutan pada bibirnya menebal. Gadis itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan heran. Karena tak kala pintu itu ia buka dengan jemarinya, suara tawa lengking itu makin menyerang kedua gendang telinganya. Bisa ia lihat dengan kedua matanya. Saat adiknya itu tengah tertawa keras dengan posisi menelungkup pada ranjangnya.

"Kau terlalu banyak bercanda, Ji~".

Niat Cindy yang awalnya ingin menegur sang adik karena telah mengacaukan waktu belajarnya mendadak terhenti ketika ia mendengar satu nama. Jinan. Satu nama yang selalu di sembunyikan oleh adiknya.

"Iya, aku akan segera tidur jika itu perintah mu".

"Hmm..Aku pasti akan memimpikan mu".

Cindy bergidik ngeri dan berpura-pura muntah.

'Sungguh menggelikan. Dasar bucin' batin Cindy.

Kali ini Cindy benar-benar mengurungkan niatnya. Ia tutup kembali pintu kamar yang sebelumnya ia buka tanpa izin pemiliknya. Gadis itu kemudian memutar langkahnya untuk memasuki kamar tidur kepunyaannya. Dengan bahu yang beberapa kali berguncang karena kelakar tawa. Jatuh cinta. Mungkin memang akan membawa seseorang pada ambang batas kesadarannya, pikir gadis itu.

.

Jinan mengerutkan keningnya. Ia tatap heran ke arah Cindy yang masih terus berdiri mematung ditempatnya, setelah sempat mengeluarkan untaian kata permintaan izin untuk membaca salah satu buku kepunyaannya.

Laki-laki itu makin mengerutkan keningnya. Membuat beberapa lukisan garis diwajah tampannya. Ia bangkitkan tubuhnya dari posisi duduk sebelum ia mulai langkahnya untuk menghampiri gadis itu. Sebuah senyum tipis sempat menghiasi wajahnya saat ia memperkirakan Cindy yang telah larut dalam keasyikan dunia membacanya.

"Hei", Jinan menyentuh pundaknya pelan. Terlalu pelan hanya untuk mendapatkan reaksi yang berbanding terbalik dari gadis itu. Gadis itu tersentak hebat dan dengan gerak spontan menjauhkan dirinya dari Jinan.

"Cindy", Jinan menyebut namanya. Ia langkahkan kakinya untuk mendekat. Namun gadis itu dengan sigap mengambil langkah untuk mundur ke arah yang berlawanan.

"Ada apa? Apa yang terjadi?", Jinan bertanya padanya sambil kembali ia coba untuk mendekat. Laki-laki itu mengulurkan sebelah lengannya untuk sesaat meraih jemari gadis itu.

"Jangan sentuh aku", kata itu keluar dari bibir Cindy. Pelan, namun tandas. Kali ini bukan hanya gadis itu yang mematung pada tempatnya. Namun juga laki-laki itu.

"Cindy, ada apa? Apa yang sebenarnya terjadi?", Jinan bingung. Ia genggam pergelangan tangan milik gadis itu dengan seluruh keberanian yang dimilikinya.

"Sudah ku katakan jangan sentuh aku!", gadis itu berteriak keras. Membabi buta dan cenderung tidak memperdulikan lagi kondisi disekelilingnya. "Jangan sentuh aku! Demi Tuhan jangan pernah menyentuhku seperti itu lagi!".

Cengkraman kuat itu akhirnya terlepas. Meninggalkan tubuh yang kemudian melemah, jatuh meluruh untuk terduduk di lantai ruangan Jinan yang beku dan dingin.

Kekasih Halal BossJi ^_^Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang