"Selanjutnya kita ketoko musik bukan?" Celetuk Ray yang setengah kesal karna perhatiannya berkurang dan di renggut oleh boneka Kuraama.
[Name] mengangguk antusias, ia lalu menggandeng tangan Ray yang merengut kesal.
Sebuah toko musik dan banyak sekali alat-alat musik berjejer rapi di kaca tembus pandang.
[Name] berjalan dengan matanya yang menengok ke segala arah, ia lalu berjalan kearah tempat yang banyak gitar.
Seorang pria dengan rambut aneh datang menghampiri [Name].
"Ano Ojou-chan apa ada yang bisa saya bantu?" Ucapnya sambil tebar garam.
[Name] mengangguk pelan.
"Gitar yang selain warna hitam ada?" Tanya [Name] Pria itu mengibaskan tangannya.
"Tidak, lagipula harga Gitar ini sangat mahal lohh Ojou-chan" Jawabnya sambil meremehkan [Name].
Muncul perempatan imajiner di dahi [Name] ia lalu menghela nafas.
"Anone, saya ingin membeli Gitar ini untuk Saudara ku" Cetus [Name] berbohong, Pria itu menaikkan alisnya.
"Benarkah? Kalau begitu saya sarankan kalau yang biasanya lelaki itu sukanya gitar yang--"
"Dia perempuan bangsat" [Name] memotong ucapan Pria itu, sedangkan Pria itu mengangguk paham.
"Kalau perempuan mungkin warnanya yang cukup terang, aku memiliki gitar yang warna terang sebentar--"
"Aku ambil yang ini saja" lagi-lagi [Name] memotong ucapan Pria yang di hadapannya itu, ia memijit pelipisnya pelan.
Pria itu mengangguk paham, ia lalu mengambil itar itu dengan hati-hati dan berjalan pergi dan dibelakang nya [Name] mengikuti nya.
Saat dikasir [Name] menatap gitar itu dengan semangat, Pria itu dengan hati-hati menaruh gitar kedalam tempatnya.
Ia lalu menatap [Name] yang sedang mengeluarkan beberapa lembar uang kertas.
"Ini "
"Hai'k terima kasih sudah berbelanja di toko kami Ojou-chan" Balasnya sambil menebar pesona.
[Name] mengangguk pelan, ia lalu menggendong gitar itu ke punggungnya dan berjalan kearah Ray yang menatapnya.
"Sudah? "
"Belum"
"Ya sudah ayo" Ray berjalan duluan dan langkahnya diikuti oleh [Name].
"Setelah ini kita akan kemana?" Tanya [Name] sambil menengok kekanan dan kekiri, Ray mengendikkan bahunya.
"Terserah"
"Cosplay jadi perempuan kau? "
"Tidak"
"Jadi mau kemana pantek" Ucap [Name] dengan perempatan imajiner di dahinya, sedangkan Ray mengendikkan bahunya lagi.
"Terserah "
"Anjing" Gumam [Name] menahan kesal Ray hanya mengangguk pelan, walau tak tahu artinya ia yakin bahwa tadi itu kata umpatan.
***
Kini mereka berdua berjalan-jalan di taman Konoha sambil melihat sunset, [Name] duduk di hamparan rumput segar.
Sedangkan Ray tiduran di dekat pohon, tak ada yang membuka pembicaraan.
[Name] membuka gitarnya dan memulai memetiknya.
Antara ada dan tiada
"Setiap ku melihat mu ku terasa dihati" Gumam [Name] yang mulai bernyanyi, Ray membuka salah satu matanya.
"Kau punya segala yang aku impikan dan anganku tak berhenti"
"Bersajak tentang banyangmu walau kutahu kau pernah ku anggap ada"
"Ku tak menggapaimu takkan pernah bisa!"
"Walau sudah letih aku tak mungkin lepas lagi!" [Name] memejamkan matanya.
"Walau sudah letih aku! Tak mungkin lepas lagi! Kau hanya mimpi bagi ku tak untuk jadi nyata"
"Dan sgala rasa buatku harus padam dan berakhir"
Ray mulai mencari posisi yang enak ia lalu menumpu dagunya, ia tersenyum tipis.
"Kan selalu kurasa ada rasa mu antara ada dan tiada"
"Ku tak bisa menggapai mu takkan pernah bisa" [Name] mulai memelankan suaranya.
"Walau sudah letih aku tak mungkin lepas lagi"
"Kau hanya mimpi bagiku tak untuk jadi nyata"
"Dan segala rasa buatku harus padam dan berakhir"
[Name] menghentikan acara bermain gitar nya, ia melirik Ray yang sedari tadi tersenyum tipis melihatnya bernyanyi.
"Setiap kau bernyanyi rasanya menenangkan" Ujar Ray sambil menidurkan dirinya di paha milik [Name].
"Waw aku cukup tersanjung" Balasnya dengan senyum tipis.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Boruto Twins! Boruto: Naruto Next Generation
AcakSeorang gadis berumur 18 tahun mati karna terpeleset kulit pisang dan bereinkarnasi menjadi adik dari Main Character yaitu Boruto Uzumaki. "Anjay gue op" "Astagfirullah! kenapa gue harus ketemu ni orang sih!!" WARNING!!!! DON'T COPY!! CERITA HASIL B...