Chapter 27

1.7K 260 14
                                    

"Jadi.... Kau selama ini menyamar sebagai seorang ayah, hanya karna menjalankan misi?" tanya perempuan dengan rambut hitam.

Lelaki itu mengangguk sebagai jawaban, hal itu membuat hati sang perempuan sangat sakit syeqali bund.

"Hiks, bagaimana bisa kau setega itu mempermainkan pernikahan kita?"

"Maaf, aku harus pergi" ucap lelaki itu berjalan menjauh dari perempuan dihadapannya. Sang perempuan hanya bisa menangis dalam diam.

"Haduh! Harusnya kau harus menalak pria bajingan itu dan mengambil hak asuh anakmu itu!" geram Naruto sambil memakan buah.

Hinata mengangguk setuju.

"Lalu bagaimana dengan anak kita?" tanya perempuan dengan nada berteriak.

Langkah lelaki itu berhenti, ia menengok kebelakang.

"Aku sudah mengirimnya ke panti asuhan."

"Ck, menjengkelkan sekali! Kenapa sih! Kan bisa anak-anaknya dititipkan pada kakek nenek, kenapa kau malah membuangnya ke panti" Hinata mendengus kesal.

Kesal karna alur ceritanya semakin hari semakin aneh, dan disini akan terjadi perceraian.

Boruto dan [Name] yang berada ditengah-tengah orang tua mereka hanya sibuk memakan buah yang sudah disiapkan.

Kemana Himawari? Ahh, dia sementara dititipkan pada bibinya terlebih dahulu, mereka berempat ingin menghabiskan waktu mereka sebanyak mungkin.

Hinata menyuapi [Name] buah menggunakan garpu.











































































"Aisshhh sialan aku lupa, aku lupa kalau nanti semua orang akan melupakan Boruto" celetuk [Name] menggeram kesal.

Tangannya tak henti-hentinya memainkan pulpen yang berada ditangannya, saat ini ia berada dikamar barunya.

Azeekk akhirnya punya kamar ged!

Hembusan nafas gusar keluar dari hidung [Name]. Frustasi, baru aja ketemu ma kembarannya eeehh tau-taunya mau hilangin ingatannya tentang kembarannya.

Anjing banget lo Eida mati gih lu gak pantes banget lo hidup tai.

Sabar-sabar, lagi puasa sabar...

Tok tok tok

Kriieettt

Pintu kamar terbuka memperlihatkan seorang lelaki yang tersenyum lebar sembari memeluk bantal berwarna pink pastel.

"Nii-chan?..." Boruto kemudian berjalan kearah kasur [Name] dan merebahkan tubuhnya.

"Mau tidur bersama?"

"... Ogah"

Boruto menepuk-nepuk bantal yang ia bawa dan menaruhnya disebelahnya.

"Ayo," hembusan nafas keluar dari mulut [Name], ia menutup buku miliknya dan tertidur disamping Boruto.

Lelaki itu mengelus-elus kepala [Name], sedangkan [Name] hanya membelakangi [Name].

"[Name]" panggil Boruto menatap langit-langit kamar.

"Hmm"

"Kalau semisal aku pergi dari Konoha..., apa kau akan ikut denganku?.." tanya Boruto.

[Name] terdiam tidak menjawab pertanyaan Boruto, memang sedari awal ia tahu kalau suatu saat nanti Boruto akan jadi buronan 5 desa dan tidak ada siapapun yang mengingatnya. Hal itu cukup menyedihkan.

Btw ni alur kita lompat dikit gapapa kan? Soalnya author mau nyeritain sudut pandang duo Uzumaki ini :)

"Aku,, akan ikut denganmu" jawabnya setelah sekian lama, kini (Name) membalikkan badannya dan menatap lekat Boruto.

Keduanya saling bertatapan langsung, jari kekar Boruto memainkan ujung rambut [Name]. Tak lama kekehan muncul dari si sulung, Boruto mengelus Puncak kepala [Name] dan memeluknya erat.

"Aku bercanda, lagipula kalaupun aku pergi pun aku pasti akan kembali"

[Name] hanya mengedipkan matanya kemudian memeluk boneka beruang yang Boruto beri saat keluar dari Rumah sakit.

"Kalaupun kamu tidak pulang, aku akan tetap menunggumu selamanya" [Name] berucap pelan membuat Boruto bungkam.

Tidak ada yang membuka suara, dan merekapun tidak tertidur, mereka hanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

[Name] tiba-tiba memegang dada Boruto, hal itu membuatnya bingung.

"Aku ada disini, kita itu kembar. Anak kembar itu, saling terhubung satu sama lain, aku... Akan terus bersamamu walau dunia akan tidak akan menganggapmu.

Aku akan menganggapku sebagai matahari yang selalu bersinar terang saat seisi dunia dipenuhi dengan kegelapan"

Boruto bungkam seribu bahasa, lidahnya terasa kelu, air mata mulai jatuh kebantal tanpa ia ketahui.

Ntah kenapa hatinya terasa jauh lebih tenang saat berbicara dengan [Name]. Yahh, dirinya berharap akan terus bersama dengan [Name]. Kembarannya.



Tbc...

Btw kalian sadar gak sih kalau udah beberapa kali author kasih kalian clue?

Selamat berteori~

Btw maafin author yak kalau belakangan ini author jarang aktif, maklum author kan orangnya gampang sakit-sakitan

Penyakitan maksudnya 🙂




Boruto Twins! Boruto: Naruto Next Generation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang