Angin malam berhembus pelan, menerbangkan rambut Taehyun, membuatnya seolah-olah menari. Pikirannya melayang, mengingat kembali kejadian malam kemarin yang membuatnya berpikir itu hanyalah mimpi. Tapi, itu tidak.
Kemarin, ibu dan ayahnya tiba-tiba merencanakan perjodohan untuknya. Mereka menjodohkannya dengan teman bisnis mereka, kalau dibolehkan, Taehyun rasanya ingin memaki.
Dia baru saja lulus kuliah tiga minggu yang lalu, dan orang tuanya tiba-tiba merencanakan pernikahan untuknya? Terdengar gila, memang.
Apapun itu, Taehyun hanya berharap, perjodohan ini akan gagal. Bagaimanapun caranya.
Soda yang sedari tadi digenggamnya ia teguk, lalu melemparnya ke tong sampah. Kakinya ia langkahkan menuju jalan pulang ke rumahnya, tak lupa tangan kirinya menggenggam kantong plastik berisi makanan ringan yang baru saja ia beli di supermarket.
Suara klakson mobil dan cahaya dari belakang mengejutkan Taehyun, ia menoleh, kaca mobil itu hitam, tak ada yang bisa dilihat.
Terlihat seorang pria tinggi keluar dari mobil, Taehyun mengenalnya, itu Choi Soobin, kakak tingkat sekaligus mantan kekasihnya dulu.
Mantan, jika tak sengaja mendengar kata itu, Taehyun rasanya ingin kabur. Terakhir ia berpacaran dengan Choi Soobin dan putus dengan alasan konyol, hanya karena ia tak sengaja melihat Soobin berpelukan dengan seorang perempuan, yang Taehyun pikir selingkuhannya, tapi ternyata perempuan itu kakak sepupu Soobin.
Saat itu, tanpa ba-bi-bu, Taehyun langsung meminta mengakhiri hubungannya tanpa mendengar penjelasan Soobin. Soal perempuan yang ternyata kakak sepupu Soobin itu baru ia ketahui seminggu setelah putus, sebenarnya, ia masih menyukai Soobin, tapi ia gengsi untuk meminta balikan.
Begitupun Soobin. Ia takut untuk meminta kembali, takut Taehyun menolaknya. Tanpa sadar dua tahun telah berlalu.
Taehyun kembali dikejutkan oleh panggilan itu, "Taehyun?"
Sudah lama sekali ia tak mendengar suara Soobin, ia sedikit merindukannya. Taehyun meringis dalam hati.
"Uh, ya?" Taehyun sedikit mendongak untuk menatap Soobin.
"Aku tadi bertanya, kenapa kau sendirian malam-malam? Tapi kau melamun." Soobin balas menatap Taehyun, rambut hitamnya ikut menari-nari tersapu angin.
"Aku hanya ke supermarket, membeli camilan." Taehyun mengangkat tangan kirinya, menunjukkan plastik belanja.
"Oh, kau mau kuantar?"
"Kau masih ingat rumahku?" Bukannya menjawab, Taehyun balik bertanya.
"Aku masih mengingatnya." Hening di dalam mobil, Taehyun terlihat canggung, sedangkan Soobin seolah tak peduli, pandangannya ia fokuskan ke depan.
"Sudah sampai." Mobil berhenti tepat di depan pekarangan rumah Taehyun.
"Terimakasih, Kak." Taehyun hendak membuka pintu mobil tapi, tangan Soobin menahan lengannya.
"Taehyun," jeda sebentar, Taehyun tak berusaha untuk memotong.
"Selamat malam, have a sweet dream." Bisa dilihat, pipi Taehyun memerah di kegelapan, membuat Soobin menahan gemas.
"Thank you, good night, Kak Soobin."
Soobin masih tersenyum saat Taehyun sudah memasuki rumahnya.
🌙
Taehyun menggembungkan pipinya kesal, ibunya menyuruhnya untuk bersiap-siap, padahal rencananya malam ini adalah menonton film sampai begadang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine | soobtyun
FanfictionSoobtyun oneshoots by: flufffyocean. Please read the tag.