7

453 53 12
                                    

Kesalahpahaman akan terus menjadi kesalahpahaman jika tidak dibenarkan. Terkadang memang lebih baik untuk tidak mengetahui kebenarannya tetapi di sisi lain, ada hal yang perlu kita ketahui meski itu menyakitkan.

*

Sasuke menatap berkas di tangannya dengan seksama. Dokumen berisi perjanjian pra nikahnya dengan Naruto dulu.

"Kabuto, ambilkan berkas di rak nomor 4," titah Sasuke.

Jika dia tidak salah ingat. Sewaktu menikah dengan Naruto, para tetua juga memberikan Naruto sebuah lahan di Konoha yang ternyata adalah milik ibu Naruto-Kushina.

Tetapi baru-baru ini diketahui oleh Sasuke bahwa tanah itu sama sekali tidak berharga. Tanah itu sudah menjadi milik negara sepenuhnya dan Naruto tidak berhak untuk tanah itu lagi. Dan itu sudah terjadi bertahun-tahun lalu sebelum Sasuke dan Naruto menikah.

Keganjilan yang selama ini dia rasakan semakin kuat dan besar. Ini sama saja dengan Naruto tidak punya harta apa-apa lagi, bahkan tidak dengan tanah itu.

"Ini Tuan."

Begitu Kabuto datang membawa berkas yang dimintanya, Sasuke segera mengeluarkan berkas itu dari pelindungnya dan membacanya dengan seksama. Hal-hal yang bertentangan dengan apa yang seharusnya terjadi.

Semuanya semakin jelas.

Para petinggi kerajaan Uzumaki sengaja menjebak Naruto dalam pernikahan dengannya untuk mengalihkan semua harta yang seharusnya dimiliki oleh Naruto.

Pria itu mendengus mengejek. Sekarang apa yang harus dia katakan pada Naruto? Dia tidak mungkin mengatakan bahwa Naruto terjebak dalam pernikahan tanpa syarat dengannya. Tidak setelah Naruto meminta cerai.

*

(Beberapa hari yang lalu)

"Aku mau bercerai," kata Naruto.

Dia sudah memantapkan hati dan menunggu waktu luang Sasuke untuk mengatakan ini. Sudah tiga hari tiga malam dia memikirkan ini dan akhirnya dia benar-benar bertekad.

Apa yang seharusnya dia lakukan sejak dulu kini harus dilakukannya.

Naruto tidak berani menatap Sasuke setelah mengatakan itu. Dia terlalu rapuh dan takut akan menarik kembali perkataannya jika dia melihat Sasuke dan menatapnya dalam.

Sasuke yang tengah menyantap hidangan makan siangnya tersedak. Dia terbatuk-batuk hebat sebelum akhirnya Kabuto memberikannya air minum dan bisa bernapas lega.

"Kenapa?"

Naruto terkekeh mendengar kata tanya itu. Sungguh. Setelah semua yang terjadi Sasuke kini bertanya kenapa? Kenapa katanya? Naruto hampir tertawa mendengarnya.

"Pernikahan ini membunuhku perlahan, Sasuke. Tidakkah kau lihat aku menderita bersamamu?"

Kata-kata itu sebenarnya tidak diucapkan dengan nada tinggi, atau membentaknya. Namun efek yang diberikan pada Sasuke sungguh luar biasa.

Dia pikir dia sudah kehilangan poros dunianya saat itu juga.

Sasuke menatap pada Naruto yang memainkan makanannya dengan garpu dan menolak menatapnya. Sasuke pikir sekarang sudah jelas semuanya.

Naruto memang tidak pernah bahagia saat bersamanya.

Apa katanya tadi? Menderita? Sasuke tertawa pelan. Lalu apa yang selama ini Sasuke lakukan? Berusaha membuat Naruto nyaman dengan memberikan semua kemewahan seperti yang didapatkannya dulu di Kerajaannya.

Bekerja tak kenal waktu demi mendapatkan apa yang bisa dibelinya dengan uangnya, namun kemana semua benda-benda yang dibelinya dan dicarinya hingga menghabiskan uangnya itu? Hanya menumpuk di lemari dan meja perhiasan wanita itu tanpa pernah dipakai satu kali pun.

Setidakberharga itu kerja keras yang Sasuke lakukan untuknya.

Dia pikir selama ini usahanya akan membuahkan hasil. Bahwa suatu saat Naruto akan menerima fakta bahwa dia bukan lagi anggota kerajaan, melainkan warga negara Konoha.

Sayangnya harapan Sasuke tidak pernah terjadi. Satu kali pun sepertinya Naruto tidak pernah melupakan tanah kelahirannya.

Lihat saja penampilan Naruto siang ini? Mengenakan gaun yang dia bawa dari kerajaannya sendiri.

"Terserah kau saja," balas Sasuke. Jujur, dia sudah muak dengan keterdiaman Naruto.

Wanita itu tetap diam dan tidak pernah menjelaskan apapun. Seperti bagaimana perasaannya hari ini? Bahkan berbagi apa yang dimimpikan semalam pun tidak pernah.

Mungkin memang Sasuke harus melepaskan wanita itu.

"Aku akan meminta Kabuto membawa surat cerai itu jika sudah selesai dibuat dan kutanda tangani," ujar Sasuke. "Oh ya, tenang saja. Aku akan memberikanmu sebagian dari harta yang sudah dijanjikan padamu jika pernikahan ini tidak berlangsung selamanya," tambah Sasuke.

Naruto yang mendengar betapa mudahnya Sasuke menyetujui ajakan cerainya hanya bisa menahan napas dan menghentikan matanya yang sudah berkaca-kaca.

Kenapa selalu tentang harta? Hanya harta saja yang ada dipikiran Sasuke. Apakah Naruto sama sekali tidak lebih berharga daripada semua benda-benda itu?

"Baiklah. Aku selalu di kamarku. Bawa saja ke sana," putus Naruto.

Wanita itu bangkit lebih dulu. Meninggalkan makanannya yang tidak habis dan Sasuke yang menatap punggung Naruto yang perlahan menghilang.

***

Note : Tadaimaa!
Aku tahu kalian semua.pasti nungguin huhuhu... maafkan aku sungguh, aku ga berniat buat gantungin cerita ini. Oh ya, ngomong-ngomong kalian mau tamatnya cepet apa lambat nih? Dan maunya berapa bab? Biar aku pikirin konsepnya lebih matang.

Arigatou minna~
Love you♡♡

Best Mistake-SasuFemNaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang