Ke Masa Lalu

85 7 0
                                    

Rintik hujan membasahi seluruh kota,

Aku menunggu di rungan kerjaku, karena aku akan pulang dan yang paling aku nantikan adalah saat mengantar jennie pulang aku akan melihat saudara kembarnya.

Aku cukup merasakan dinginnya diluar sampai aku harus mengusap kedua tanganku agar terasa hangat.

Ceklek...

Pintu ruanganku terbuka, aku segera menoleh dan mendapati dia yang sedang tersenyum hangat.

"Irene sunbae kau sangat cantik" gumamku, aku sangat bahagia melihat senyum yang selama ini aku rindukan.

"Liam, apa kau mengatakan sesuatu?" Seketika aku tersadar dari khayalanku saat merasakan jennie yang sedikit mengguncang tanganku.

Entah kenapa hujan ini mengingatkanku dengan irene sunbae.

"Aaa tidak-tidak,  aku baik baik saja, apa sunbae tidak keberatan jika kita menunggu hujan reda dulu?". Kataku

"Liam, jika kita sedang berdua panggil saja aku jennie, dan ya tentu saja kita akan menunggu hujan reda" jennie mendekat dan menggenggam tanganku.

Suasana ini sangat canggung, karna tindakan jennie.

"Jennie, sebaiknya kau duduk dulu agar tidak lelah"
Jennie hanya mengangguk dan segera duduk di kursiku. Aku kembali memandangi hujan dari jendela kacaku. Sesekali aku membuka handphoneku dan aku melihat wajah irene sunbae yang menjadi wallpaper ponselku.

Tidak aku pungkiri, aku masih mencintainya tapi aku akan terus berusaha mencintai orang lain agar melupakannya.
.
.
.
.
Sejam berlalu hujan sudah sedikit reda, aku segera membangunkan jennie yang terlelap dengan posisi kepala yang berada diatas mejaku.

Aku berusaha membangunkannya perlahan. Jennie yang masih mengantuk segera mengeluarkan jaket dari dalam tas dan aku membantu memakaikannya dan memasang helmnya juga.

Dalam perjalanan angin yang berhembus sangatlah dingin, tangan jennie otomatis terulur untuk memelukku, aku hanya bisa sesekali memandangi tangannya yang melingkar di perutku.

Sesampainya dirumah jennie sunbae aku lebih memilih mengangkatnya untuk masuk ke rumah karena aku tidak tega membangunkannya.

Ketika meletakkan jennie dikasurnya, dia terlihat sangat nyaman aku pun merasa lega karena telah berhasil tidak membangunkannya.

"Jennie apakah itu kau?" Suara yang tak asing terdengar oleh telingaku. Aku segera berbalik dan rasanya kakiku sudah tak kuat berdiri.

TBC

Kasih Tak Usai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang