“Kau tidak mengenalku? Panggil Jihoon dan suruh dia kemari.”
“Maaf tapi-”
“Lakukan saja! Atau aku akan memaksamu untuk mengatakan di mana dia sekarang.” Soonyoung menatap kasir itu dengan tatapan tajam membuat sang kasir menatap ngeri padanya.
Tangan Soonyoung bergerak memencet tombol dengan teratur. Pikirannya lantas memberikan sinyal untuk menelpon pada Joshua, saudara Jihoon. Tindakan ini mungkin adalah tindakan yang cukup tepat, pikirnya.
“Di mana Jihoon?” Tanya Soonyoung tanpa basa-basi.
“Aku tidak tahu. Bukankah seharusnya Jihoon berada di kedai untuk jam seperti ini. Wait, aku dengar dari Seokmin jika gebetan Jihoon kembali dari Amerika.” Ujar Joshua membenarkan.
“Apa maksudmu?”
“Ya, jika tidak salah namanya adalah Seungcheol dan aku rasa Seungcheol masih memiliki rasa dengan Jihoon.”
“Bisa kau temukan keberadaan Jihoon untukku?”
“Untuk apa jika kau tidak menyukainya, mungkin lebih baik bagi Jihoon untuk kembali menerima Seungcheol daripada dirimu.” Tukas Joshua.
Soonyoung semakin kesal dengan kalimat yang Joshua katakan padanya. Entah mengapa kalimat lebih memilih dia daripada dirinya membuat Soonyoung merasakan amarah yang tidak bisa lagi dibendungnya.
“Akan ku temukan sendiri.”
Kini langkah kaki Soonyoung bergerak ke luar kedai milik Jihoon. Harus di mana lagi dirinya mencari sosok itu. Keras kepala yang dimilikinya mungkin akan sedikit sulit untuk bisa bertemu dengan Jihoon kembali.
Soonyoung berhenti pada mobilnya. Ia terus berpikir di mana tempat yang mungkin Jihoon kunjungi untuk saat ini. Jam di tangannya telah menunjukkan pukul empat sore hari. Sinar mulai menciut menyisakan eloknya surya kala sore. Sedang sosok Jihoon sejak tadi masih belum ia temukan.
Soonyoung masih mencoba mencari tempat yang mungkin bisa ia temukan. Namun, sepertinya masih nihil untuk semua temat yang bahkan Soonyoung sendiri pun tidak tahu kegiatan apa yang sering Jihoon lakukan. Ia tidak tahu semua tentang Jihoon.
“Ini aku, Soonyoung.”
“Ya, aku tahu itu, lalu ada apa?” di balik sana suara datar Seokmin menjawabnya.
“Bisa kau beri tahu siapa itu Seungcheol padaku?”
“Untuk apa? Kau sekarang mulai tertarik dengan saudara iparku?”
“Katakan saja siapa pria asing itu.”
“Aku tidak mengatakannya di telepon, sekarang aku sedang sibuk.”
“Ayolah, aku ingin jawaban hari ini.”
“Datanglah malam ini, kau sudah lama tidak pergi menyenangkan pikiranmu bukan?”
Sontak Soonyoung menutup panggilan telepon sepihak. Ia tidak bisa menunggu sampai nanti, Soonyoung ingin jawaban itu sekarang. Sementara masih ada sekitar empat jam hingga club milik Seokmin dibuka. Soonyoung memutar otaknya untuk menggunakan waktunya seefisien mungkin.
***
Sedang di sisi lain, Jihoon yang sejak tadi berada di rumah Joshua kini telah selesai dengan semua resep baru yang ia coba. Tangan kecilnya sejak seharian ini terus mengulik dengan bumbu-bumbu dapur milik Joshua. Bahkan dirinya tadi rela membeli bahan-bahan untuk melengkapi masakannya.Joshua mengizinkan jihoon untuk menjajah dapur miliknya. Dan benar saja semua bahan, alat masak, semuanya terlihat kacau di meja cukup lebar itu. Namun, bagi Joshua saudaranya ini memang bisa menghandle semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
flores florecientes | -SOONHOON-
Fiksi Penggemar-[SOONHOON]- Tidak mengerti dengan konsep hidupnya yang sudah tertata. Remuk redam sebab lelaki dan segudang pemikiran kecilnya -Jihoon Ini adalah kisah Soonyoung dengan berbagai alasan, sikap, dan tindakan yang gegabah demi mendapat kembali apa yan...