Antara yakin dan tidak yakin. Namun, semakin lama, semakin aneh. Entah kenapa, setiap malam ia selalu gelisah. Memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak di pikirkan. Menginginkan sesuatu yang aneh, unik dan sulit di cari. Nafsu makannya yang kadang naik turun.
Dan yang paling membuatnya takut adalah. Masa Menstruasi yang sedikit merosot dari tanggal biasanya.
Sudah empat minggu. Prilly membiarkan semuanya terjadi. Seakan tidak pernah ada apa-apa. Padahal dalam lubuk hatinya ia sedang kebingungan sekarang.
Semangkuk bakso sudah tersaji di atas meja. Sekarang mulai masuk jam istirahat kedua. Ali merangkul pundak Prilly. Sesekali mencium rambut Prilly yang beraroma stroberi. Meskipun risih, namun Prilly tak menolak.
Beberapa adik kelas yang melintas juga banyak melempari mereka dengan tatapan bermacam-macam. Cemburu, Shock dan Aneh.
"Kita kayanya dijadiin nyamuk, deh, Yo!" Ghina menyenggol lengan Rio yang sedang menyuapkan Pudding Cokelat penuh krim susu ke mulutnya.
"Nah! Bego, kan!" Umpat Rio, jengah.
"Apaan, sih?" Ghina mulai sensi.
"Elo! Ini gua lagi makan juga! Liat, nih! Kena idung kan krim susunya! Tai lo, Ghin!"
"YA MAAP ELAAH! LO NGAJAK RIBUT?!"
"YUK! RIBUT!"
"RIBUT DIMANA?! GUE TUNGGU DI LAPANGAN, MAU?"
"RIBUT DI KASUR!"
Yang terakhir itu, separuh bercanda. Rio langsung menyeringai lebar, kemudian mengambil Tissue untuk membersihkan hidungnya yang terkena krim susu.
Sedangkan pipi Ghina mulai memanas mendengar kalimat terakhir Rio tadi. Jijik. Ilfeel gimanaa.. gitu.
"Giliran udah ngomongin itu aja, Diem lo! Banyak bacot sih lo jadi cewek!"
"Ihh! RIO!! Diem, kek lo! Nggak usah di bahas lagi!" Ghina mengambil mangkuk sambal, dan dengan tampang gereget, ia menuangkan sesendok sambal tadi ke Pudding milik Rio yang baru termakan setengah.
Bisa dibayangkan. Pudding Cokelat Ekstra Sambal?
"Makan Tuh!!"
"Nahh! BOLOT KAN ELO?! LO BEGO ATAU AUTIS, SIH, NYETT?! AWAS LO!"
"Heii! Ini selera makan gue ilang, nih gara-gara ini anak dua!" Ali mengetuk mangkuk baksonya dengan sendok, menimbulkan suara nyaring.
Untuk sesaat hening seketika. Prilly yang sudah sering melihat mereka bertengkar seperti kucing dan tikus juga sudah terbiasa. Entahlah, mereka ini Couple jenis apa. Kadang bertengkar, namun kadang bisa bersikap manis.
"Dia tuh! Idiot!" Sungut Rio.
"Nyadar umur nggak, sih? Udah pada bangkotan juga! Kek gitu masih di permasalahin. Kaya anak kecil."
Rupanya Ali mulai sok Dewasa.
"Lah! Dia, nih yang kaya anak kecil. Makan aja di ecek-ecek."
"Helloww! Yang ngecek-ngecek Pudding gue siapa, yaaa?"
Ghina bergidik jijik. "Jibang lo! Banci!"
Setelah itu, Ghina langsung bangkit dari kursi. Prilly yang sejak tadi memperhatikan Ghina langsung bertanya, "Mau kemana, Ghin?!"
"Mau ke Toilet! Eneg gue liat muka dia!"
"Gue ikut!" Rio juga ikut bangkit dari tempat duduknya.
"Lo mau ikut gue ke Toilet Cewek? DIHHH! RIOOOO!! RUPANYAAA..." Ghina memasang tampang sok kagetnya.
"Toilet cowok, lah Gilaa!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL
Hayran KurguIni bukan soal siapa yang datang lebih awal, tapi siapa yang datang kemudian bertahan sampai akhir dan tidak pergi. 2015©by millganuari. [+] was #93 in Fanfiction (09-01-2018)