[07] Harus Berbagi Tempat Tidur Dengan Shuhei?!

324 23 0
                                    

"Dengan ini kita adalah satu tim, kan?"

Pertanyaan Shuhei membuyarkan kebekuan Daichi. Matanya beralih dari kertas undian, lalu ke wajah Shuhei.

"Bagaimana kamu tahu milikku juga nomor 7? Aku belum memberitahumu!"

"Tadi aku tidak sengaja melihat angka milikmu," jelas Shuhei. "Aku ingin memanggilmu, tapi kamu begitu sibuk berputar ke sana kemari."

Shuhei mengatakan seperti itu, rasanya seperti pemuda itu sedang memperhatikan dia. Daichi tiba-tiba merasa canggung.

"Harusnya kamu langsung memanggil saja! Kalau begini, banyak waktu terbuang!" Daichi bersungut-sungut, mengomel.

"Kamu benar. Sudah banyak waktu terbuang. Kita harus bergegas."

Baru saja Shuhei menyelesaikan kata-katanya, pak Sakaguchi sudah menegur.

"Hei kalian berdua! Apa yang kalian lakukan dengan hanya berdiri di sana? Cepat masuk ke hutan, susul yang lain."

Barulah Daichi menyadari siswa lain sudah pergi, hanya dia dan Shuhei saja yang masih tertinggal.

Keduanya bergegas masuk ke hutan. Tidak ada yang mendahului satu sama lain. Daichi dan Shuhei anehnya berjalan beriringan dengan harmonis.

•~•

Di dalam hutan agak kacau, hampir seperti yang dibayangkan oleh Daichi. Banyak nyamuk lapar terbang kesana-kemari. Sesekali hinggap, menyebabkan gatal-gatal yang sangat mengganggu.

"Inilah kenapa aku tidak suka hutan! Banyak nyamuk, kotor, dan juga lembab," ujar Daichi jengkel. Ia berjalan sambil sibuk menggaruk bekas gigitan nyamuk di lengan dan lehernya.

"Ini, lotion anti nyamuk."

Daichi melotot melihat sachet yang di sodorkan Shuhei padanya.

"Kamu memiliki benda ini tetapi tidak membaginya denganku lebih awal? Apakah niatmu memang agar aku digigit oleh nyamuk? Betapa liciknya!"

Semburan Omelan keluar dari mulut Daichi. Tetapi meskipun begitu, dia tetap mengambil sachet lotion dari tangan Shuhei.

"Bukan aku yang membawanya. Ini sudah ada di dalam ransel persediaan yang dibagikan oleh pak Sakaguchi."

Mendengar jawaban Shuhei, Daichi pun merasa malu.

"A–aku juga tahu itu! Aku hanya tidak ingin menggunakannya lebih awal!" ucapnya tergagap, menutupi rasa malu.

Shuhei hanya tersenyum tipis dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Masalah nyamuk terselesaikan begitu saja. Tapi hal itu juga membuat Daichi lebih berhati-hati dalam bersikap. Apalagi ini dihutan, pemuda itu tiba-tiba memiliki ketakutan tidak berdasar yang konyol; jika dia secara tidak sengaja menyinggung Shuhei berlebihan, dia dibunuh olehnya disini juga tidak akan ada yang tahu.

Daichi menanamkan sugesti kuat-kuat pada dirinya sendiri agar menahan diri.

"Jangan membuatnya terlalu tersinggung. Mencari bahan makanan jauh lebih penting!" kata hati Daichi bertekad.

Setelahnya, keduanya mulai berkonsentrasi dengan tumbuh-tumbuhan mana saja yang bisa dipetik.

"Jamur yang tumbuh di kayu mati ini bisa dimakan, kan?"

Meskipun Daichi memiliki panduannya sendiri, dia masih tetap bertanya.

Shuhei melihat jamur yang ditunjuk oleh Daichi, perlahan mendekatinya.

"Eh, jangan disentuh!"

Shuhei terkejut dengan cengkeraman Daichi yang tiba-tiba di lengannya.

"Ada apa?"

Penjara Cintamu Terlalu Menakutkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang