Hingga sekarang ini, entah kenapa gue masih belum bisa bertemu dengan penghuni kos kamar nomor 3 yang bernama Dali itu. Entah memang karena waktu yang selalu tidak pas, atau pun karena gue tak berjodoh untuk bisa bertemu dan berkenalan dengannya.
"Dali mah sering pulang subuh mas. Kadang gitu mas Lian berangkat kerja dia masih tidur. Pas mas Lian pulang, dia juga lagi ga di kamar." Jelas mas Tatang.
Gue sendiri sebenarnya tak terlalu memperdulikan juga dengan ketidak pernahnya gue berjumpa dengan Dali ini. Hanya atas dasar penasaran. Itu alasan gue ingin sekali bertemu sebenarnya.
Toh, jikalau gue butuh pemuas nafsu pun, gue akan dengan mudah tinggal mengambil handphone dan menelepon Devon jika gue ingin mengentoti pria Cina putih mulus. Atau, gue bisa turun ke bawah ke kamar mas Tatang untuk meminta jatah lobangnya saat gue menginginkan sosok pria berbadan kekar bagai kuli itu.
Sebenarnya pun, gue menjadi lupa jika di handphone gue masih terinstall aplikasi kitab yang merubah seksualitas diri gue ini. Memang karena kini gue sudah memiliki 2 bottom (itukan istilahnya) yang siap melayani gue kapanpun, jadinya tak perlu juga gue membuka aplikasi itu.
****
Kepenatan mengisi otak gue karena sudah 4 hari terakhir kerjaan gue benar-benar menumpuk. Ditambah lagi, selama 4 hari pula pejuh gue sama sekali belum keluar karena bisa dibilang tak ada waktu juga tak ada pelampiasan.
'Maaf mas, gua lagi jalan sama cowok gua nih. Doi lagi posesif banget sekarang sama gua.' Jelas Devon saat gue meminta jatah.
'Mas Lian, saya pamit mau pulang kampung dulu. Ada saudara yang meninggal di kampung, mungkin saya baru balik minggu depan ya mas.' Begitu pula kata mas Tatang yang sudah meninggalkan kosan 5 hari yang lalu.
Terjebak dalam situasi biadap ini, di malam Sabtu, saat semua orang telah berjuang pulang cepat untuk menikmati weekendnya, gue dan tim gue sendiri masih harus terjebak dalam pekerjaan yang tiada habisnya.
Seolah tak memperdulikan satu sama lain, memang di ruangan gue sekarang masih ada cukup banyak teman-teman kantor seperjuangan. Namun demi menyelesaikan pekerjaannya, tak ada satu pun dari kami yang saling berbincang atau bercengkrama, hanya suara ketikan di laptop saja dan alunan musik dari speaker bluetooth entah milik siapa yang terdengar.
Demi menghilangkan stress, gue mencoba nekat untuk menuntaskan hasrat nafsu gue dengan melakukan coli saja di toilet kantor. Saat gue sudah berada di dalam bilik toilet, gue membuka handphone gue, hendak mencari folder yang berisikan bokep straight yang dulu suka gue simpan. Saat gue ingin membuka aplikasi file keeper tempat gue menyimpan video bokep, gue baru sadar jika masih ada aplikasi kitab kuning ini. Kembali gue membuka dan sudah ada puluhan bahkan ratusan pesan yang masuk disana.
Gue coba melihat beberapa profile dari pengirim pesan teratas. Memang gue masih belum sepenuhnya paham dengan cara penggunaan aplikasi ini dan tentu, jika gue balas pesan dia pun, tak mungkin dengan cepat gue akan menerima balasan dari mereka kan.
Tiba-tiba, terdapat pesan baru yang masuk di aplikasi tersebut. Gue lihat dari foto profilnya merupakan seorang pria yang mengenakan kemeja kantoran dan ia tak menunjukan wajahnya. Dari nama dan bio yang tertera, pria ini berusia 38 tahun, seorang Chinese, dan memiliki role sebagai bottom. Saat gue check di bagian explore, rupanya profil orang ini berada paling atas bagian kiri yang gue tebak berarti berlokasi mungkin tak jauh dari lokasi gue sekarang ini.
'Hi, lagi dimana?' Tulisnya dalam pesan.
'Kantor, di Sdr, lo?' Balas gue.
'Sama.' Jawabnya singkat.
'Trade pic?'
'Ok.'
Alangkah terkejutnya gue saat melihat foto yang dikirimkan oleh pria ini. Foto itu jelas sekali bagi gue dan gue sangat mengenal orang yang ada di foto itu.
Pria itu adalah boss gue sendiri!
Gila. Bos gue, atasan langsung gue ini memang sekarang berada di ruangan tersendiri, masih bekerja lembur juga. Gue pun tahu bahwa bos gue ini orang Chinese yang sudah menikah memiliki istri yang cantik dengan 2 anak yang masih balita. Badannya yang masih terjaga apik itu membuat banyak karyawati di kantor yang suka memuji dia karena ketampanannya dan ke sexyannya. Eh ternyata dia adalah homo penyuka kontol. Siap-siap lo bos, gue bakalan kasih pelajaran buat lo karena udah ngasih gue kerjaan yang banyak.
Bergegas gue meninggalkan toilet dan berjalan menuju ke ruangan bos gue ini yang bernama Mario. Tanpa ada permisi, gue langsung membuka pintu ruangannya dan melihat boss gue terkejut dan meletakan handphonenya sambil menatap gue tajam.
"Bikin kaget aja kamu. Apa-apaan kamu masuk tanpa permisi dulu?" Bentaknya sambil menunjuk gue.
Gue langsung saja mengunci pintu ruangan dan berjalan mendekati bos gue ini. Terlihat dari wajahnya kini yang sedikit mulai panik, melihat anak buahnya begitu brutal berjalan ke arahnya tanpa mengindahkan perkataannya barusan.
"Bos homo, gue lagi sange banget nih. Lo mau gue entot gak?" Ucap gue begitu berada persis di depan wajahnya.
"Apa-apaan maksud kamu hah?!" Bentak pak Wijaya sambil menggebrak meja dan berdiri.
"Maksud gue, gue nanya kan ke lo. Lo mau gue entot gak!" Bentak gue lebih kencang lagi. Gue tahu betul bahwa ruangan boss gue ini kedap suara sehingga tak dapat terdengar dari luar.
Belum sempat bos gue ini mau marah, gue langsung tunjukan handphone gue yang berisikan isi chattingan dia dengan foto yang dia kirimkan.
"Ini lo kan bos? Homo bottom doyan kontol. Lagi pengen dientot ya lo sampe ngechat orang kaya gini?" Lanjut gue.
Muka bos gue ini langsung panik, ia merebahkan tubuhnya ke kursi.
"Lian Lian. Tunggu, saya bisa jelasin Lian." Ucapnya panik.
"Jelasin apa? Kalo lo homo doyan kontol?" Bos gue ini hanya terdiam. Terlihat keringat dingin mulai menetes dari dahi dan pelipisnya.
Langsung saja gue melucuti kemeja gue juga celana gue, menyisakan gue dengan celana dalam saja. Kembali gue lihat mata bos gue terbelalak, menatap badan gue yang membuatnya menelan ludah. Gue yakin, pesona gue ini bisa membuat bos gue bertekuk lutut sekarang. Apalagi kontol gue kini mulai menegang dibalik celana dalam yang masih gue pakai. Menambah banyak saja liur yang harus ditelan oleh bos gue ini.
"Pelototin aja badan gue bos. Sini lo cepet kalo lo mau gue entot sekarang, jangan cuma melongo liatin gue goblok!" Bentak gue ke boss gue, namun dia hanya diam saja.
Kesabaran gue mulai habis, gue langsung tarik kemeja boss gue ini dan gue buka paksa kemejanya hingga seluruh kancingnya terlepas. Nampak badan berototnya itu, dengan dada bidang besar dan puting berwarna pink yang menonjol, sungguh menggoda sekali.
"Sini lo anjing! Lo ga mau kontol gue apa?!" Gue tarik kemejanya hingga ia tersungkur di atas mejanya.
Posisi wajahnya kini berada persis di depan selangkangan gue, tempat kontol gue masih terbungkus celana dalam. Langsung saja, gue jambak rambut bos gue ini mendekat ke arah kontol gue."Halah sok munafik lo ga mau kontol gue. Isep kontol gue boss, cepet!!"
*****
Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di
https://karyakarsa.com/deansius
Semua isi kisah lengkap untuk cerita "Top Series #1 - InterSext" juga cerita-cerita lain milik Author sepertiBegitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" ; "Keluarga Berbeda II" ; "Gairah Kosan Lelaki" ; "B Chi Hyper" ; "Para Pejantan III" ; "Scandal Dua Sahabat Chinese" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.
Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.
Terimakasih dan selamat membaca!
Regards,
RG Deansius

KAMU SEDANG MEMBACA
Top Series #1 - InterSext
AcakMohon pengertiannya - Cerita mengandung Konten 21++ dengan Tema LGBT Sehubungan adanya musibah yang saya alami pada akun Karyakarsa, karya saya kini dapat kalian cek dan support di lynk id. Kalian bisa cek di Bio saya dengan Judul dan Nama Cerita y...