Waktu menunjukan pukul 8 malam, terlihat bagas tengah keluar dari kamar mandi dengan bau wangi, rambut basah, pakaian kaos putih polos, celana pendek warna cream dan handuk kecil yang melingkar di lehernya
"Sini nak, makan dulu. Mumpung masih anget" ujar seorang wanita paruh baya yang tengah merapikan beberapa piring berisi berbagai jenis makanan lauk pauk dan sayur mayur, tak lupa dengan nasi dan air putihnya juga
"Wah~ tumben makanannya kayak paket komplit gini, lengkap" balas bagas pada sosok wanita paruh baya tersebut saat dirinya telah sampai di meja makan
"Iya dong~ alhamdulillah kebetulan mama dapat uang lebih, jadi bisalah buat kita sekali kali makan makanan yang lengkap kayak gini" balas wanita paruh baya tersebut yang tidak lain adalah ibu dari bagas
"Kenapa gak di tabung aja sih mah.. uang lebihnya, biar nanti kalau ada apa apa atau masalah yang tak terduga yang membutuhkan uang kan kita gak perlu susah susah cari uang kesana kesini" ujar bagas yang sudah duduk di kursinya dengan posisi siap untuk menyantap makanan di hadapannya
"Ehh~! Kamukan masih dalam masa pertumbuhan, jadi masih perlu banyak nutrisi, kita juga gak tiap hari makan komplit kayak gini kok, jadi gak papakan kita sekali kali makan seperti ini" balas ibu dari bagas tersebut yang sentiasa mengumbar senyum untuk anaknya
"Mah.. kenapa sih mama gak ngizinin aku buat kerja juga biar bisa bantu membiayai kebutuhan kita? Semenjak papa meninggal, mama kan jadi kerja keras buat cari uang untuk menghidupi aku dan mama juga, akukan juga pengen bantu kerja apa gitu buat ngeringanin segala kebutuhan yang di perlukan" ujar bagas dengan ekspresi sedih dan juga sebal
"Sekolah dulu yang pinter! Lagian mama juga gak mau waktumu berkurang atau terganggu karna bantuin mama cari uang, kamukan masih muda, jadi nikmati masa mudamu dulu selagi masih bisa, okey?" Balas ibu dari bagas yang memberikan alasannya
"Ya~" balas bagas pada perkataan ibunya sambil mengunyah makanannya. Tak beberapa lama setelah selesai makan, bagas pun mendapat panggilan telpon dari salah satu temannya, yup.. gio. Bagas pun berpamit pada ibunya untuk pergi kekamarnya dan mengangkat telponnya
"Apa?" Tanya bagas singkat pada sosok orang di seberang telponnya
"Ayok temui bos elan" ujar gio dengan nada semangatnya di seberang telpon bagas tersebut
"Emangnya bisa? Kan kalo keluarga orang kaya gitu biasanya ketemunya harus pakek janji janji dulukan? Barulah bisa ketemuan?" Ujar bagas mempertanyakan
"Ck! Kita menyusup ajalah, kitakan ahlinya!" Balas gio dengan santainya
"Cih! Aman gak nih?" Tanya bagas lagi memastikan
"Amanlah, udah percaya aja, ikut sama gue!" Jawab gio terdengar meyakinkan
"Trus si xavi sama si cakra ikut gak nih?" Tanya bagas lagi memastikan
"Gak! Udah kita 2 aja, kalo berame rame ntar gampang ketahuan!" Jawab gio dengan alasannya
"His! Yaudah iya! Gue siap siap dulu, bye!" Ujar bagas yang akhirnya menyetujui ajakan sekaligus rencana gio
"Hehe~ gue tunggu di tempat biasa, jan telat! Habis itu kita langsung otw ke rumahnya" ujar gio yang sekaligus mematikan sambungan telponnya.
Bagas pun bersiap siap dengan pakaiannya untuk pergi ke luar di malam hari tersebut demi ajakan temannya.
"Mah! Aku mau pergi dulu, gak usah di tunggui ya, soalnya pulangnya agak lama" pamit bagas pada sang itu yang terlihat tengah merapikan meja makan tersebut
"Mau kemana nak?" Tanya ibu bagas penasaran
"Biasa, ketemu temen" jawab bagas singkat
"Oh~ hati hati ya. Dan ini, ibu ada beliin kamu buku kecil, kamukan suka sekali nulis nulis sesuatu seperti inspirasi gitu buat di jadiin cerita. Dari pada kamu ribet bawa buku tulis yang besar itu, jadi ibu belikan yang versi segenggam tangan aja besar bukunya" ujar ibu dari bagas tersebut sambil memberikan sebuah buku tulis kecil pada anaknya, terlihat bagas yang memasukan buku tersebut ke saku jaket yang berada tepat di bagian jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABELANO and the crazy FAMILY (End)
FantasiaStory processing company (SP Group). Sebuah Perusahaan di luar nalar yang ada di negeri atlantis, perusahaan yang bekerja untuk mengubah alur dari suatu cerita novel jenis apa pun, dengan karyawan yang lebih akrab atau lebih di kenal dengan sebutan...