Tok..
Tok..
Elan pun masuk setelah mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali sebagai pertanda kalau ia akan memasuki ruangan tersebut, bersama dengan jeremy di belakangnya tentunya plus dengan wajah kusutnya juga.
Keempat tamu restoran itu sempat membulatkan mata mereka saat melihat kedatangan elan dan jeremy, hanya saja keterkejutan para tamu itu tidak di sadari karna mereka langsung mengubah ekspresinya, walaupun tadi mereka melotot dengan ekspresi datar juga sih.
Sementara itu elan dan jeremy di belakangnya masih terus berjalan mendekati meja para tamunya
"Selamat malam~ ingin pesan apa?" Ujar elan menyerahkan buku menu yang di pegangnya, dengan jeremy yang ada di belakangnya juga tentunya, wajah jeremy juga tak berubah alias masih tetap datar
"Ternyata kau pelayan baru di sini" Tanya sosok pria paruh baya itu yang tidak lain adalah javas, tentunya ke tiga tuan muda yang di maksud tadi adalah anak anaknya juga
"Wah~ mata anda sangat bagus, bagaimana anda bisa tau?" Balas elan dengan senyum ramahnya karna terpaksa, javas terlihat menunjukan senyum simpulnya saat mendengar perkataan elan tersebut
"Pelayan VIP tidak menyapa pelanggannya, tidak juga memberikan buku menu lebih dulu" ujar javas yang membuat elan syok karna ternyata sudah salah dari awal
"Benarkah? Kalau begitu bagaimana biasanya pelayan VIP memberikan pelayanannya?" Balas elan dengan pertanyaannya
"Mereka hanya berdiri di belakang tempat duduk pelanggannya sambil menunggu perintah, barulah mereka bergerak sesuai perintah tersebut" jawab pelanggan termuda di sana, yup... christopher
"Heh~ kami tidak tau. Apa mau di ulang saja pelayanannya? Jadi kami keluar dulu dari ruangan ini lalu masuk lagi, gimana?" Ujar elan yang bisa bisanya memberi penawaran
"Tidak perlu" jawab jaeden dengan auranya yang mengintimidasi.
Akhirnya mereka berempat pun memesan makanan masing masing dan jeremylah yang bertugas membawakan makanannya, sedangkan elan hanya diam saja di belakang kursi sambil menunggu adanya perintah dadakan dari pelanggannya ini
"Manis~ duduklah di sampingku, apa kau tidak lelah berdiri terus?" Ujar crisiant yang membuat elan sedikit terkejut
"Maaf? Apa itu sesuatu yang memang boleh di lakukan oleh pelayan?" Tanya elan memastikan
"Tentu, kami tak keberatan" jawab christopher mewakilkan kakaknya
"Baikalah kalau begitu" balas elan yang kemudian duduk di kursi kosong yang ada di antara jaeden dan crisiant.
Tak beberapa lama, jeremy pun datang dengan mendorong troli makanan 3 tingkat dan syukurnya lagi ia langsung membagikan makanan dan minuman yang di bawanya dengan lancar tanpa adanya kendala atau kesalahan sesikit pun, padalah elan sudah capek capek keringat dingin duluan karna takut jeremy membuat kesalahan.
Setelah selesai menyusun menu yang di pesan tadi, jeremy pun kembali mendorong troli yang sudah kosong tersebut untuk di kembalikan ke tempat semula, tapi suara seseorang dari pelanggan tersebut terpaksa menghentikan langkahnya
"Kau mau kemana?" Tanya jaeden pada sosok jeremy
"Pergi" jawab jeremy yang bisa bisanya dengan singkat dan ekspresi datar
"Tinggalkan itu dan duduk sini" titah jaeden yang langsung di turuti oleh jeremy, sedangkan elan malah terlihat semakin berkeringat dingin karna kelakuan jeremy yang benar benar tidak bisa di kondisikan itu.
Jeremy pun duduk di kursi kosong sebelah christopher yang berseberangan dengan tempat duduk elan
"Buka mulutmu" titah crisiant yang tengah menyodorkan garpu berisi daging yang sudah di potong dadu olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABELANO and the crazy FAMILY (End)
FantasiStory processing company (SP Group). Sebuah Perusahaan di luar nalar yang ada di negeri atlantis, perusahaan yang bekerja untuk mengubah alur dari suatu cerita novel jenis apa pun, dengan karyawan yang lebih akrab atau lebih di kenal dengan sebutan...