"Whoa, apa yang sebenarnya terjadi? Jarang-jarang sekali kau memprioritaskan diriku daripada teman-temanmu—terlebih pesta Hoseok, bukankah kau harusnya disana daripada menjemput kekasihnya yang lagi kelewat senang ini di bandara Incheon?"
Yoongi mengernyitkan dahinya sambil tertawa kecil mendengar rentetan protes atau pujian itu dari perempuan yang baru saja mendudukkan pantatnya di kursi penumpang. "Tumben energimu tak habis di perjalanan. Sudah kenyang?"
Isabelle mengeluarkan ponselnya untuk mengabari orang tuanya di Amerika jika ia sudah mendarat dengan selamat di Korea Selatan dan sudah bersama Yoongi sekarang. "Aku makan dua kali di pesawat lalu beli roti sambil menunggumu datang; sebentar—hello, mom, I've landed in Incheon again and..."
Memberikan kesempatan kekasihnya memberi kabar kepada keluarganya, Yoongi diam sebentar mendengarkan.
Jalanan dari Incheon biasanya sepi, supir juga menurunkan kecepatan sejak tubuhnya sedikit tak enak. Matanya memejam sebentar tatkala merasakan kepalanya tiba-tiba diserang pening, mungkin karena terlalu lama di perjalanan dengan kondisi tubuh tak fit, setengah jam berangkat dan setengah jam lagi harus ditempuh untuk kembali.
Elle bukan prioritas karena ia memang tidak memilih datang ke acara Hoseok malam ini, pesta untuk album barunya yang rilis bersama teman-temannya di lantai teratas gedung HYBE. Dilarang datang oleh ibu dan manajernya karena ia demam dari kemarin malam sampai saat ini masih merasakan tubuhnya tak enak. Kelelahan.
Lalu mengapa sekarang ia pergi keluar untuk menjemput Isabelle di tempat yang jauh kalau tahu sakit?
"Yaa, just gonna let you know that I'm already in Korea, so, bye, I love you! Don't forget your vitamin ... ya I'll tell Yoongi don't w—kata mom dia merindukanmu," Isabelle menjauhkan ponselnya sesaat dari telinga sebelum mendekatkannya lagi setelah menyampaikan pesan sayang dari ibunya yang memaksa itu untuk pria di sampingnya sambil terkikik.
"Aku akan mampir kalau ke San Francisco," balas Yoongi.
Lalu dia sampaikan jawaban Yoongi ke ibunya. Tak lama suara di ujung sana tambah berisik bukannya menyudahi panggilan. "Katanya lagi apakah tur mu bakal sampai San Francisco?"
Pria itu terkekeh. "Mungkin, aku belum tahu, tapi pasti ada Oakland dan Los Angeles."
"He wish, he said, but don't tell anyone about this first. Bye bye! Want to talk with Yoongi 'coz I miss him too. Byee mom!!" Elle buru-buru mematikan sambungan menyelamatkan diri. "Dia tidak akan selesai bertanya tentangmu jika aku tidak segera mematikannya. Kau tahu di rumah tidak hanya ibuku yang penasaran, tapi ayah, adikku, dan nenekku. Aku tidak punya waktu untuk istirahat, mereka menunjukkan cintanya yang begitu besar padamu."
Yoongi terbahak-bahak, menjauhkan tangannya yang tak sadar lagi memijat kening. "Aku juga merindukan mereka, sayang belum bisa menuruti keinginan ayahmu untuk camping bersama-sama."
"Jangan khawatir. Mereka tahu itu akan merugikan mereka pula jika kita ketahuan. Jadi sepakat bekerja sama."
Yoongi menaruh sikunya di jendela lalu menggelengkan kepala sambil tertawa.
"Ah, ibu dan ayahku berharap ia bisa datang ke pernikahan kakakmu. Aku akan membantunya dengan tiket pesawat."
Bahunya mengedik. "Tidak perlu khawatir, hyung sudah menyiapkan semuanya untuk tamu-tamu yang jauh. Anggap saja liburan, ya, kan?"
Elle menyipitkan matanya. "Eiy, itu bukan uang yang sedikit," katanya. "Ya sudah, kau juga santai saja. Masih bulan Juli."
"Menetaplah sampai encore D-Day bulan Agustus, banyak yang akan datang, keluargaku, dan teman-teman, banyak penampilan spesial juga rencananya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Scene of Min Suga
Fanfiction❝𝘛𝘩𝘦𝘳𝘦'𝘴 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘰𝘯𝘦 𝘣𝘦𝘩𝘪𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘦 𝘭𝘪𝘧𝘦 𝘰𝘧 𝘪𝘥𝘰𝘭 𝘚𝘶𝘨𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘦𝘥 𝘔𝘪𝘯 𝘠𝘰𝘰𝘯𝘨𝘪.❞ Hal-hal yang tidak diketahui panggung dan layar tempatnya bertemu penggemar. Min Yoongi, punya kekasih seorang perempuan yang ia temui...