Yoongi lagi membaringkan kepalanya di paha seorang puan yang sedang fokus sekali menonton sesuatu di layar ponselnya. Pukul 7 malam waktu Korea, setelah habiskan kimchi jiggae buatan pria bermarga Min dengan keahlian memasak yang tak perlu diragukan lagi, mereka akhirnya punya waktu untuk bersantai berdua.
"Ah, gara-gara ini kau mabuk lalu menghubungiku?" Isabelle tertawa. Tangannya jatuh bermain di rambut kekasihnya yang sudah memanjang. Karet rambut hitam polosnya sudah habis entah berapa karena selalu diminta sekaligus dihilangkan oleh pria itu.
Sementara Yoongi mendengkus mengingat beberapa hari yang lalu ketika habis rekaman konten untuk Festa, teman-temannya malah lanjut minum. Dia jadi ikutan tipsy. Pula kekasihnya yang tak sedang di Korea. "Iya, terus kau malah memarahiku."
Makin kencang puan itu tertawa seolah tak merasa bersalah sama sekali, padahal nyatanya kalau tahu alasan pria itu mabuk karena ini dia juga bakal khawatir. "You called me at 4 in the morning, how I supposed to do?! I was sleeping at peace!" katanya lagi tergelak. Tapi tak hentikan putaran videonya, betah mendengarkan obrolan ketujuh orang itu sambil menggoda kekasihnya. "Kau juga tak menjelaskan apapun, Yoon, kau menghubungiku hanya untuk bertanya kenapa tak bisa masuk ke apartemenku."
Yoongi mengernyit. Pria itu beringsut miringkan tubuhnya lalu memeluk pinggang Elle karena malu. Dia ingat seperti orang bodoh mencoba beberapa kali menginput nomor di smart key apartemen ini, tapi terus gagal, lalu dia hubungi sang pemilik unit kondominiumnya untuk protes kira-kira begini:
"Kenapa kau mengganti kode apartemen? Buka pintunya, aku di depan, kepalaku sakit, kau tega aku tidur di depan pintu sekarang?"
"What do you mean? Why you tryna sneaking into my apartemen at noon?"
"Isabelle jangan bicara bahasa itu dulu aku pusing—"
"Apa yang kau lakukan disana siang-siang—"
"Isabelle buka pintunya dulu saja, tolong. Apakah aku punya salah sampai kau mengganti kode apartemen—"
"Kodenya tidak ganti, Yoon?!"
"Tapi decline terus, Isabelle... Please, bukakan pintunya saja, sayang—"
"Kupikir kau bercanda daritadi—YOON! Masalahnya aku, kan, sedang di New York!"
Pokok masalahnya ternyata Yoongi masukkan tanggal ulang tahun Isabelle yang mana adalah kunci studionya sementara kode apartemen Elle adalah ulang tahun Yoongi sendiri.
Mereka belum bertemu sejak tiga hari ini Isabelle sudah di Seoul. Jadwal Yoongi teramat padat mulai dari persiapan ulang tahun Bangtan ke-9 dan rilis album ontologinya: Proof, dia harus promosi juga di acara musik Korea setiap hari, jadwal latihan dance, dan konser solonya. Jadi, malam tanggal 14 itu, mereka akhirnya baru bisa bertemu lagi.
"Aku merinding dengar ucapan Namjoon," gumam Elle, menarik dua sudut bibirnya ke bawah. "I can feel how hard it is for him, and for them—"
"For me too—"
Elle buru-buru membekap mulut kekasihnya. Kepalanya merunduk sebelum dia berikan kecupan hangat di keningnya. Yoongi tak jadi lanjutkan protes ketika puan itu mengatakan, "Kau yang terbaik. Aku sudah tahu semuanya tentang perjuanganmu. Kau kesulitan, sangat, tapi aku tahu kau bekerja lebih keras untuk atasi itu, kau melakukan yang terbaik."
Yoongi ingin memeluknya lagi. Isabelle selalu jadi comfort zone-nya. Dia lebih suka cerita kepada kekasihnya ini daripada psikolog yang kadang diminta agensi untuk menceritakan dan membantu lepas beban-bebannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Scene of Min Suga
Fanfiction❝𝘛𝘩𝘦𝘳𝘦'𝘴 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘰𝘯𝘦 𝘣𝘦𝘩𝘪𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘦 𝘭𝘪𝘧𝘦 𝘰𝘧 𝘪𝘥𝘰𝘭 𝘚𝘶𝘨𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘦𝘥 𝘔𝘪𝘯 𝘠𝘰𝘰𝘯𝘨𝘪.❞ Hal-hal yang tidak diketahui panggung dan layar tempatnya bertemu penggemar. Min Yoongi, punya kekasih seorang perempuan yang ia temui...