"Urus cutimu, aku punya solo schedule beberapa bulan lagi, ke Paris."
Elle mengangkat kepalanya melihat pria itu beranjak dari kegiatan malas-malasan mereka di hari Minggu kemudian mengikat handuk di pinggulnya. "What kind of schedule?" Elle bertanya dengan manik berbinar, membayangkan sebuah kota yang cantik dan dia diundang pergi oleh kekasihnya kesana. "Aku suka bagaimana dirimu berusaha menyampaikan kabar di pagi hari, ke Paris, setelah cuddle dan masuk sedikit, lalu berlagak mau pergi. So mysterious."
Yoongi tertawa sambil melangkah ke kamar mandi dan tanpa menutup pintunya dia masuk ke shower box untuk membasuh tubuh. "Aku mau ke studio sebentar. Jimin bilang flashdisk-nya ketinggalan habis semalam dengarkan demonya."
Lalu Elle berguling di kasur menunggu pria itu selesai mandi. Dia coba memulai start untuk memikirkan apakah ada cuti yang bisa digunakan untuk pergi, sampai akhirnya beberapa menit kemudian Yoongi selesai dan melangkah keluar untuk berganti pakaian. Elle bertanya lagi, "Jadwal solo seperti apa? Aku harus tahu supaya bisa menyesuaikan. Pertandingan NBA?"
"Ingat Valentino? Brand yang akan mengontrakku untuk jadi DiVA? Aku diundang untuk datang ke Haute Couture—"
"Paris Fashion Week?!" Elle sontak bangkit dari tidur-tidurannya, menukas ucapan Yoongi sambil menahan selimutnya di dada agar tak jatuh. "Don't worry! I'll try my fucking best to get the seat!"
~❉~
Disanalah Elle tanggal 22 Januari pukul 11 siang pergi ke bandara Incheon untuk berangkat duluan ke Paris. Yoongi mengantarnya, tapi tentu cuma bisa sampai lobi dan setidaknya membantunya menurunkan koper saja. "Jangan lama-lama, cepat menyusul," lirih Elle.
Yoongi terkekeh sambil mengacak-acak surainya. Pria itu pakai topi, masker, dan rambutnya diikat supaya menyamarkan bentuknya lebih baik. "Have fun, dua hari lagi. Nanti semua bill-nya kuganti, oke?"
Elle menyipit menyelidiki motif pria itu supaya dirinya tak merajuk. "Aku beli apartemen di Paris juga bill-nya akan kau ganti?"
Pria itu tertawa. "Kalau itu diluar kemampuanku." Lalu telapaknya menepuk pipi sang puan dua kali, dan karena ia tidak bisa menurunkan masker, jadi tidak bisa mengecup bibirnya. "Ada Jimin dan Hoseok, kan?"
"Jimin pulang malam ini."
"Berarti masih ada Hoseok."
"Seperti bisa ketemu saja. Sudah, deh, aku berangkat. Bye."
Yoongi melambaikan tangannya, menunggu sang puan sampai masuk ke dalam kemudian baru ia pergi darisana dengan mobilnya untuk kembali ke Seoul, ke HYBE, ke studio.
Yap. Isabelle berangkat duluan ke Paris. Itu karena sang puan bukannya mengambil jatah cuti tahunan, tetapi menjadikan perjalanannya ke Paris juga sumber uang. Dua bulan lalu, gadis itu mencoba mengajukan proposal sebagai salah satu tamu undangan Haute Couture periode awal tahun, kemudian satu bulan kemudian proposalnya diterima dan ia menjadi yang pertama memilih dua brand yang harus didatangi tiap harinya dalam gelaran Haute Couture itu. Fasilitas lain yang ia dapatkan adalah pesawat kelas ekonomi untuk keberangkatan dan kepulangan serta penginapan bintang 3 selama 5 hari—tetapi karena ia berencana tinggal dengan Yoongi mulai dari hari ke-3 serta pulang bersama Yoongi di kelas bisnis (Yoongi yang bayar), penginapannya di upgrade menjadi bintang 5.
Elle tidak pernah pergi ke Paris bersama Yoongi, waktu tur dunianya di tahun 2018, mereka sudah lebih dulu putus di bulan Mei, padahal pria itu bakal pergi ke Paris bulan Oktober. Maka dari itu, ia sangat bersemangat ketika mendengar Yoongi akan ke Paris, bersamanya, untuk pertama kali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Scene of Min Suga
Fanfic❝𝘛𝘩𝘦𝘳𝘦'𝘴 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘰𝘯𝘦 𝘣𝘦𝘩𝘪𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘦 𝘭𝘪𝘧𝘦 𝘰𝘧 𝘪𝘥𝘰𝘭 𝘚𝘶𝘨𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘦𝘥 𝘔𝘪𝘯 𝘠𝘰𝘰𝘯𝘨𝘪.❞ Hal-hal yang tidak diketahui panggung dan layar tempatnya bertemu penggemar. Min Yoongi, punya kekasih seorang perempuan yang ia temui...