Beberapa hari sebelum tanggal 20 Agustus itu Yoongi menunjukkan jadwalnya pada Isabelle, malam-malam ketika dia mampir untuk makan di apartemen gadis itu, menyodorkan kotak elektronik merk Samsung yang sudah beberapa tahun dia pakai dan tidak ganti-ganti. Sedetik kemudian tawa pecah terdengar di ruangan. Elle yang kebetulan sedang fokus pada laptopnya menarik kacamatanya ke atas lalu dia bertepuk tangan. "Jadinya betulan mengukir kayu?"
Pria itu terkekeh sambil mengangguk-angguk. "Temani ya," katanya. Membuat Elle memutar bola mata lalu kembali menatap ke dalam layar persegi yang lebih besar. "Di hari liburmu, kok."
"Tidak takut?"
Yoongi mengedikkan bahunya, dia beranjak duduk di meja bar dengan semangkuk bibim-guksu setelah menaruh ponselnya kembali di saku. "Tidak, lah."
"Nanti kau memperkenalkanku sebagai make up artist-mu lagi," timpal puan itu tanpa melihat ke arahnya.
"Kumohon, sepi kalau sendirian."
Elle cuma berdeham tanpa mengindahkan pria itu. Mereka kembali hening, tenggelam dalam kesibukan masing-masing sampai akhirnya Yoongi pamit untuk kembali ke studio setelah mencuci bekas masak dan makannya sendiri.
Dua hari kemudian kira-kira pukul 11 siang pria itu benar-benar menjemputnya untuk minta ditemani pergi membuat konten vlog individu itu. Dengan kaus, celana hitam, dan wajah full make up-nya, Yoongi benar-benar siap untuk syuting.
Elle tak bawa banyak barang, cuma tas kecil yang isinya bisa memuat dompet, dompet Yoongi, ponsel, ponsel Yoongi, lip cream, lip balm Yoongi, dan cermin. "Kau sudah mulai shoot dari rumah?"
Yoongi mengernyitkan dahinya, seolah mempertanyakan keseriusan pertanyaan itu. "Untuk apa?"
Gadis itu buru-buru masuk ke dalam mobil, tak memperpanjang bicara mereka agar tak lebih terlambat datang kesana. Sambil membenarkan sandaran kursi yang posisinya terlalu berbaring itu ia menggumam, "Kukira membuat video dari bangun tidur begitu."
"Tidak. Konsepnya tidak sampai begitu."
Kemudian keduanya diam lagi. Di mobil itu cuma ada mereka berempat, dua lainnya adalah supir dan manajernya yang sebelumnya sudah menyapa dan disapa Isabelle.
"Nanti apa yang kulakukan?" tanya gadis itu karena belum mengetahui jobdesk-nya ikut kegiatan hari ini. "Support system?" Keduanya tertawa.
"Kameramen," ucap Yoongi, memberikan go-pro nya yang baru saja ia gunakan untuk mengambil video itu di jalanan tadi sebelum sampai di apartemen Elle.
Gadis itu membawanya ke depan wajah, dia ikut mencoba mengambil video seperti orang-orang yang melakukan vlog yang biasa dia lihat di youtube-youtube itu. "Annyeong, welcome back to my chan—"
Yoongi tertawa terbahak-bahak di sebalahnya. "Annyeong, welcome back—mwoya..." katanya, tertawa kencang sekali sementara Elle memicingkan mata ke arahnya. "Kan, memang kau seharusnya ikut, melawak saja terus buat aku tertawa."
Elle ganti melihat ke dalam video yang sudah di take dalam kamera itu. Menemukan Yoongi sudah membuat openingnya padahal tadi rencananya mau ia ganggu. Mengabaikan obrolan antara Yoongi dan manajernya yang sedang briefing apa saja yang harus ia lakukan disana nanti, Elle bermain sendiri di kamera itu.
"Yoon, nanti aku diam saja?"
Pria itu membuka telapak tangannya di depan sang puan.
Elle tak mengerti. "Kenapa?" katanya, sambil mengangkat tangannya juga sebelum akhirnya dia mempertemukan telapak Yoongi yang mengadah dengan telapak tangannya.
Hampir digenggam sebelum Yoongi menyingkirkan begitu saja. "Minta karet rambut." Lalu tertawa dia tanpa merasa bersalah. Sementara Elle mendengkus meski tetap mencarikan karet rambut di tas kecilnya, kemudian Yoongi membalas pertanyaan gadis itu sebelumnya. "Setidaknya 30 menit kamu diam, supaya vlognya jadi, supaya tidak bocor suaramu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Scene of Min Suga
Fanfiction❝𝘛𝘩𝘦𝘳𝘦'𝘴 𝘴𝘰𝘮𝘦𝘰𝘯𝘦 𝘣𝘦𝘩𝘪𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘦 𝘭𝘪𝘧𝘦 𝘰𝘧 𝘪𝘥𝘰𝘭 𝘚𝘶𝘨𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘦𝘥 𝘔𝘪𝘯 𝘠𝘰𝘰𝘯𝘨𝘪.❞ Hal-hal yang tidak diketahui panggung dan layar tempatnya bertemu penggemar. Min Yoongi, punya kekasih seorang perempuan yang ia temui...