BAGIAN SEPULUH

535 43 6
                                    

Minju menatap nyalang Jaemin, hampir dua puluh menit setelah Minju tersadar Jaemin sama sekali tak melepaskan gadis itu. Minju masih berada di dekapan Jaemin walaupun Minju berusaha mati matian melepas dekapan Jaemin.

"Bisakah kau lepas tanganmu?" Akhirnya Minju berbicara, memberanikan diri untuk meminta Jaemin melepas dekapan di pinggangnya. Jaemin menatap Minju dalam lalu ia terkekeh sebentar.

"Aku yakin kau akan kabur jika kulepas" jawab Jaemin tepat sasaran, Minju menghela nafas lelah.

"Kau bisa lolos di bandara?" Tanya Minju, setau gadis itu keluarganya mencari dirinya ke seluruh penjuru Indonesia. Bagaimana mungkin ada bandara yang tidak dihubungi keluarganya?

Jaemin mendekat, lelaki itu mencium telinga Minju lama. Lalu turun ke belakang telinga Minju mencium harum shampo yang Minju gunakan.

"Apapun bisa kulakukan untukmu"

Minju menelan saliva, jarak lelaki itu terlalu dekat. Minju merasakan deru nafas Jaemin yang hangat, berusaha menahan sensasi geli saat Jaemin mengecup belakang telinganya.

"Sebenarnya siapa kau?"

Jaemin semakin menjadi, lelaki itu memegang rahang Minju agar semakin mendekat padanya. Kecupan lelaki itu terus menurun menuju lehernya.

Tangan kekar Jaemin mengelus pipi Minju, merasakan betapa lembutnya kulit wajah gadis itu. Minju semakin tercekat, ia berusaha melepas ikatan borgol ditangannya.

"Aku kecewa karna kamu tak mengingatku Juna" bisik Jaemin, degup jantung Minju bertalu. Suara Jaemin sangat renyah ditelinganya.

Jaemin tak berhenti, ia bahkan terus menciumi leher Minju rakus. Untungnya lelaki itu tak membuat tanda, ia hanya mencium harum gadisnya.

"Aku mohon berhenti, kau membuat ku semakin takut" lirih Minju, sontak Jaemin menjauhkan wajahnya, lelaki itu menangkup pipi kurus Minju sembari menatap iris mata coklat Minju.

"Maaf, aku terlalu merindukanmu"

Jantung Minju terasa lega, ternyata lelaki dihadapannya ini tak sebejat yang Minju pikirkan. Tapi jawabannya barusan yang membuat Minju semakin tak mengerti.

"Aku tak pernah bertemu denganmu, mengapa bisa kau merindukanku?"

Jaemin mengelus surai rambut Minju lalu turun kembali memeluk Minju dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher gadis itu. Hidung mancungnya mengendus seolah mencari kehangatan disana.

Minju merasa geli, tapi ia sulit untuk berontak. Posisi ini menguntungkan Jaemin karna Minju sangat sulit untuk bergerak.

"Aku lelah, tak usah banyak bicara dan kembalilah tidur" jawab Jaemin, Minju menelan kecewa karna pertanyaan itu sama sekali tak dijawab Jaemin, lagi.

Berbagai pertanyaan yang mengandung arti sama sudah berkali kali Minju lontarkan, namun tak ada satupun yang Jaemin jawab. Lelaki itu malah mengalihkan topik atau hanya diam.

***

JAEMIN POV

Lebih dari 4 jam aku dan Minju dipesawat, gadis itu nampak masih takut padaku. Entahlah melihat body language Minju, membuat hatiku teremas.

Aku tahu alasan Minju lupa denganku, tentu saja karna keluarganya. Kim Suho atau ayah Minju adalah psychopath sesungguhnya, dia hampir membuat putrinya tewas tapi malah membuat orang lain yang terkena imbas.

Kau tahu siapa orang yang terkena imbasnya?

Keluargaku, ah apa masih bisa kusebut keluarga? Suho membuat ibuku mati, dan tentu saja ayahku bahkan tak peduli pada ibuku.

Lelaki itu mengetahui aku putra keluarga mana, setelah ia tahu aku 'anak haram' dengan keji nya dia membuat skenario penuh drama.

Saat umurku tujuh tahun dan Minju enam tahun, lelaki tua itu menculik kami yang tengah bermain ditaman. Dengan persiapan matang, ia membohongi semuanya bahkan kedua istrinya.

Dia menculik kami digedung bawah tanah selama hampir satu minggu, Suho bahkan mengorbankan ibuku. Suho mengirim pesan misterius pada ibuku untuk datang keruang bawah tanah.

Ibuku yang depresi karna aku menghilang selama seminggu langsung menuruti perintah dipesan itu, ibuku datang seorang diri dan berhasil menemukan aku dan Minju.

Tapi memangnya Suho pria seperti apa? Dia membuat skenario paling tragis dengan membunuh ibuku, Ya. Pekerjanya memperkosa ibuku dihadapanku sendiri.

Ruang bawah tanahnya memang gelap, tapi aku bisa mendengar tangisan ibuku dengan jelas. Hatiku teremas, dua hari ia membuat ibuku ikut terkurung. Setelahnya, ia berpura pura datang menemukan kami.

Suho langsung membawa media untuk menyorot kami, dengan kondisi ibuku yang saat itu hampir mati media mudah percaya. Dan saat dia sudah menyelamatkan Minju, dia membunuh ibuku.

Dia menusuk ibuku didepan mataku, lalu ia pergi begitu saja tanpa menoleh padaku sedikitpun. Aku menangis  tersedu saat melihat kondisi ibuku yang mengerikan.

Pakaiannya robek, rambutnya benar benar berantakan. Dan semakin banyak luka memar ditubuh ibuku.

"Eomma ..."

Tangisku pecah saat itu, rasa perih diperut karna aku tak makan makanan layak pun tak terasa saat melihat kondisi ibuku.

"Nana... Berjanjilah..."

"Kauh... Harus selamat sayang... Tetap patuh ... Sehun... Patuhi ayahmu"
Pesannya sebelum ia benar benar pergi, meninggalkan aku yang terus tersiksa disini.

"Aku janji pada ibu, aku akan membalas ini dan menyelamatkan orang yang kusayangi untuk membalas kesalahanku tak bisa menyelamatkan eomma"

PYSCHO

Kurang paham ya? Baca diulang ulang ya biar faham :v

PSYCHO [JAEMINJU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang