Meski wajah Anne penuh dengan taburan tepung namun tak memudarkan paras cantiknya. V cukup terpesona melihat wajah Anne dari jarak dekat seperti ini. Dirinya sudah cukup gila memikirkan apa yang akan ia lakukan sekarang. Tapi apa tak apa?. Mencoba mulai untuk mendekatkan diri dan dapat dilihat Anne tidak menyingkir sama sekali. Apakah dirinya memang mendapat lampu hijau?
"Ayah!"
Glotak!
V hampir terjatuh dari kursi dapur mendengar Vano memanggilanya.
Astaga anak gue!, teriak V dalam hati.
Anne yang sadar akan hal yang baru saja akan terjadi sontak menjauhkan diri dari V. Ya Tuhan gue mau ngapain tadi?!, rutuk Anne pada dirinya sendiri. Matanya melotot melihat Vano yang tak jauh dari mereka tengah berdiri dengan muka bantalnya. Apakah Vano melihat kejadian tadi?
V buru-buru menghampiri Vano yang bisa ditebak baru saja bangun dari tidurnya itu.
"Ayah mau gigit ante ya?", tanya Vano yang masih mengantuk itu.
V langsung menoleh menatap Anne yang langsung membuang mukanya ke lain arah. V benar-benar merutuki dirinya sendiri dengan tindakan bodohnya. Jika tadi benar-benar terjadi dan Vano melihat apa yang akan ia lakukan. Tanpa menunggu lama V membawa Vano kembali ke kamarnya yang berada di lantai dua meninggalkan Anne sendiri di dapur sana.
Anne menghembuskan nafasnya pelan. Tiba-tiba saja tubuhnya terasa begitu panas. Menatap pantulan wajahnya pada cermin disamping sana menyadarkan bahwa sekarang dirinya benar-benar sangat berantakan. Memegang kedua pipinya yang tiba-tiba menghangat disertai dengan desiran darah yang begitu tak karuan.
"Astaga gue kenapa?!", gumamnya. Anne langsung pergi kembeli ke rumah tanpa izin kepada V sebab dirinya benar-benar tak terkondisikan untuk sekarang ini.
Setelah sampai di rumah, Anne buru-buru menuju kamarnya. Akan tetapi baru saja akan menaiki tangga dirinya mendapati ibunya tengah menatapnya dengan mulut yang sedikit terbuka.
"Ya ampun, Ne! muka kamu kenapaaa?!", suara Fera yang begitu keras sampai-sampai membangunkan pak Kumis yang tengah tertidur di ruanh tv.
"Astagfirullah...!, gadis bapak belajar dandan dimana?!"
"Ohh...ehh..engga ko, tadi abis main ke rumah mas V. Anne ke kamar dulu ya!, dah mamah, yah!"
Fera hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak tertuanya itu.
Di lain tempat V yang baru saja turun dari tangga dan melihat keadaan dapur yang sudah tak berpenghuni hanya menghela nafasnya pelan. Vano berhasil ia tidurkan kembali. V belum sempat membersihkan diri sebab ia buru-buru ingin menemui Anne namun perempuan itu agaknya sudah pulang terlebih dahulu.
"Astaga besok gue harus ngapain?", V berkacak pinggang memikirkan bagaimana situasi besok yang bisa ia tebak akan sangat canggung pastinya. Mengusap wajahnya kasar hingga akhirnya lebih memilih untuk kembali ke kamar guna membersihkan diri.
🎼
Pagi ini suasana sedikit berangin. Pergantian musim kemarau ke musim penghujan sudah mulai menunjukan tanda-tanda.
V menurunkan suhu ruangan yang dirasa terlalu dingin.
"Lo serius semalem hampir..."
"Jangan kenceng-kenceng!"
James mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan milik V, "Kenapa?, lagian kan ini lagi jam istirahat. Wahhh tapi lo hebat juga ya kemajuannya", James tersenyum bangga seakan sang adik baru saja mendapatkan reward besar sedangkan si V sendiri hanya memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, V!
Short StoryBapak satu anak yang diidam-idamkan oleh emak-emak komplek buat jadi mantu _lokal_