Bab 20

667 79 36
                                    

Saat pagi menjelang dengan kehangatannya, Jihyo menyusul Taehyung yang sudah di meja makan. Taehyung dengan tampan membaca koran paginya. Jihyo mendekati pria luar biasa itu. Taehyung menoleh. Matanya melembut. Tidak ada senyuman. Ya Tuhan, Kim Taehyung! Tersenyum itu mudah.

 Ya Tuhan, Kim Taehyung! Tersenyum itu mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung mengulurkan tangannya pada Jihyo. Dengan senyuman cerahnya, Jihyo menyambut. Duduk berdampingan dengan nasi goreng sebagai sarapan pagi. Mereka terlihat seperti tidak pernah bertengkar hebat sebelumnya.

"Setelah ini, kita akan pergi. Bersiaplah!"

"Oke Boss!"

.

.

Jihyo bersiap dan ikut bersama Taehyung. Kembali menempati tempatnya di samping Taehyung. Di mobil Taehyung.

Ternyata tempat itu adalah rumah besar keluar Kim. Jihyo merinding ngeri. Terakhir dia ke sini, dia kehilangan bayinya. Taehyung menggenggam erat tangan Jihyo. melangkah masuk rumah dengan mantap.

"Apa–apaan kau?" Madam Kim mendesis tajam saat Taehyung dan Jihyo mengahadap keluarga Kim yang sedang sarapan.

Keluarga Kim serta calon menantu mereka. Lisa ada di sana.

"Aku hanya akan menegaskan. Aku memutuskan pertunangan dengan Lisa." Suara Taehyung lantang.

"Oppa…" Lisa bersuara. Sial! Suaranya merdu sekali di telinga Jihyo. "J-jangan begini. Kita perlu bicara."

"Tidak. Aku tidak bisa. Aku sudah menikah. Dan hanya sekali." Tegas. Khas keluarga kim sekali.

"Oppa a-aku mohon. Ayo bicara. Berdua."

"Kita adalah teman, Lisa. Jangan merubahnya! Aku tak mau memusuhimu."

"Jadi kau menginginkan kematianku?" Madam Kim berdiri dari duduknya. Melotot pada Taehyung. Jihyo menegang. Bicara apa mereka? Kematian?

"Aku akan merelakan kematianmu, seperti aku merelakan kematian bayiku." Taehyung tanpa emosi. Berbicara pada neneknya. Tentu setelah tahu, Penyakit jantung neneknya adalah akal–akalan untuk mengendalikannya. "Aku menyayangimu, nenek. Tapi kau tak pernah menyadari itu."

"Pergilah, Nak." Kim TaeHee menghampiri Taehyung dan Jihyo. "Biarkan nenek bersama kami. Kalian juga harus bahagia." TaeHee, ibu Taehyung mengelus pipi Jihyo. "Aku titip Taehyung padamu." Jihyo mengangguk. "Menantu di rumah ini hanya Park Jihyo. Aku janjikan itu padamu."

"Terima kasih, Ibu." Jihyo tersenyum. Haru.

"Terima kasih, Bu. Kami pergi." Taehyung membawa Jihyo bersamanya.

.

.

Akhirnya!

Akhir semester sebentar lagi tiba. Jihyo memutuskan untuk pindah universitas karena di universitas nya tak ada fakultas kedokteran yang ingin Jihyo masuki. Jihyo pulang dengan riang. Iya, kembali lagi kerumah besar Taehyung. Rumah masa depan mereka.

Please, Look At Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang