Bab 15

432 82 21
                                    

Ini sudah hampir seminggu sejak kejadian di mana Taehyung sekarat di tangan Ravn, dan kemarin Taehyung baru saja keluar dari rumah sakit. Selama itu, Jihyo sama sekali tidak menjenguk Taehyung. Jihyo hanya perlu mendengar kalau keadaan Taehyung baik–baik saja, dan selebihnya Jihyo akan melihat foto Taehyung yang sedang terbaring di rumah sakit yang sedang tertidur: Jimin yang mengambil fotonya.

"Ini ambil!" Jimin menyerahkan selembar foto itu pada gadis di depannya, lalu ia merampas toples berisi keripik kentang dari tangan gadis itu.

Jihyo mengabaikan Jimin yang sedang sibuk memakan keripik kentang di sampingnya. Iris hazelnya menatap selembar foto itu sendu, ya di sana seorang pria tengah tertidur dengan pakaian rumah sakit. Ya, priamu, Kim Taehyung ... Nona Park.

Jihyo mengusap perutnya lembut dan menatap foto itu kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihyo mengusap perutnya lembut dan menatap foto itu kosong. Ingin rasanya ia lari menghampiri suaminya dan memeluknya erat, namun kenyataan pahit: Taehyung tak menginginkan bayi mereka membuat Jihyo bertahan hingga saat ini.

Jimin terus mengunyah keripik kentangnya seraya mencuri pandang pada Nona mudanya. Menghela napas sesaat, pria itu menelan keripik kentang yang tersisa di dalam mulutnya dan menatap Jihyo lelah.

"Sampai kapan kau akan menggantung Suamimu, Nona? Kau tahu betapa mengerikannya hidup presdir tanpamu? Aku yang selalu menjadi korbannya, haruskah aku menangis sekarang?"

Jihyo menoleh dan memasukkan foto terakhir Taehyung di Rumah Sakit itu ke dalam saku piyamanya. "Aku masih butuh waktu," jawab Jihyo seraya tersenyum lirih.

Presdir, tolol, sialan! Maki Jimin dalam hati, oh andai saja pria itu membuang sedikit egonya dan menjelaskan kesalah pahaman ini pada Istri yang sedang mengandung benihnya itu: mungkin semuanya tak akan serumit ini.

Jimin merebahkan punggungnya pada sandaran sofa dan menatap langit-langit ruang tamu kediaman Park dengan tatapan kosong. Waktu telah menunjukkan pukul delapan malam, jangan tanyakan apa yang sedang supir mahal itu lakukan di rumah Nona mudanya. Sudah pasti untuk membujuk Jihyo berbicara pada Taehyung, ya walau selalu berakhir sia-sia.

"Sebenarnya ... apa yang membuat Lisa tetap berada di samping Taehyung? Bukankah sudah berkali-kali Taehyung menolaknya? Apa Taehyung berbohong padaku? Seharusnya aku sudah tahu, si brengsek bosmu itu memang bermain api di belakangku dengan wanita itu." Ujar Jihyo sarkastik.

"TIDAK! Oh Tuhan! Dengar Jihyo," Jimin menggenggam kedua tangan Jihyo hangat. "Ada sesuatu yang tak kau ketahui tentang wanita itu,"

Jihyo menatap Jimin bingung. "Apa maksudmu?"

Jimin mengacak rambutnya frustasi, "sial!" umpatnya ketika ia menyadari seharusnya ia tak mengatakan itu. "Aku harus kembali sekarang Jihyo, maaf."

Jimin segera bangkit dari sofa hendak melangkah pergi, namun dengan sigap Jihyo menangkap tangan Naruto.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum kau menjelaskan apa yang kau ketahui dari yang tidak aku ketahui." Jimin bergeming dengan posisi berdiri membelakangi Jihyo, "tatap aku Park Jimin! Jelaskan semuanya!" sentak Jihyo membuat Jimin kembali duduk di sofa dan menatapnya gusar.

Please, Look At Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang