2. Bertukar Kabar

6 3 0
                                    

2 bulan kemudian

Senyumnya mengembang, tidak! tidak! itu bukan senyum bahagia melainkan senyuman licik Resha, perlahan pasti ia mendekat ke arah Fero yang juga tersenyum kepadanya.

"Sha."

"Fer."

"Lo duluan," ujar keduanya bersamaan.

"Ada hal penting yang pengin gue omongin," ucap Resha menatap dalam mata Fero.

"Gue juga," seru Fero.

Resha menggangguk mengerti, "Lo duluan aja."

Perlahan Fero menarik tangan Resah dan menggenggamnya erat, "Sha! gue suka sama lo tapi sekarang gue tanya, lo juga suka gak sama gue? kalau belum gue mau diketin Sakila dulu soalnya gue kasian sama dia, gue juga ngerasa bersalah sama Sakila," ucapnya santai.

Resha mengernyitkan dahinya kemudian mengangguk paham dan sedikit melonggarkan genggaman Fero lalu melepasnya.

Bughh

Satu pukulan mendarat di rahang Fero membuatnya limbung-

"Heh berengsek, gue tau ya lo punya pacar," ujar Resha menunjuk Fero yang berada dibawahnya dengan jari telunjuk.

"Kurang sabar apa Tanala sama lo, seenaknya lo ngebaperin gue terus lo mau deketin Sakila yang gila sama lo itu?!"

"Dan gue gak salah denger kan? lo mau ngedeketin Sakila karna apa? kasian? makan tuh KASIAN?!"

"Selain gak punya otak, hati lo juga busuk."

"Arghhhh," pekik Fero kala tulang keringnya sengaja diinjak oleh Resha.

Resha melangkah pergi meninggalkan Fero yang tengah menahan rasa sakitnya.

"Laki di sekolah ini emang ngga ada yang bener," ucap Resha lirih.

Ah kalau boleh jujur sebenarnya Resha sedikit kecewa dengan perbuatan Fero, laki-laki yang satu bulan ini iya kenal dan terlihat baik ternyata sangat brengsek.

Sifat buruknya baru Resha ketahui beberapa hari lalu saat Steva— salah satu teman Tanala memberitahunya dan untungnya saja mereka tidak pernah berpacaran.

Kaki Resha terus berjalan ke arah kantin, disana ia sudah ditunggu oleh kelima temannya.

"Nad sekalian pesenin gue makan dong," pinta Resha kala sudah duduk disebelah Afizah.

Nadya yang merasa namanya terpanggil hanya melengos mendengus kesal, selalu saja dirinya yang memesankan makan teman temannya.

"Darimana lo, Sha?" tanya Selly.

"Taman belakang," jawab Resha sekenannya.

"Ngapain?" timpal Afizah.

"Itu si Fero."

"Jadi bener dia udah punya pacar?" kali ini Rasti yang bertanya.

"Bener, mana katanya mau deketin Sakila."

"Dih sok banget anjir," Silla menunjukkan ekspresi jijik.

"Badjingan!" seru keempat temannya kecuali Nadya.

"Kalian semua nyorakin gue?" namun tiba-tiba Nadya dengan muka cengo nya sudah berdiri disamping Selly sembari membawa nampan.

"Ngga bukan, itu loh si gebetan nya Resha," ujar Silla.

"Ngga sudi gue," ucap Resha.

Setelah semua makanan sudah berada di atas meja, kini ke enam gadis itu mulai menyantap makanannya.

"Ini di sekolah ini ngga ada yang niat bikin cerita cinta sama gue apa?" tiba tiba saja Resha membuka suara.

"Mana udah kelas 12 lagi," ujar Silla menimpali.

Tentang ReshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang