4. Perasaan

0 1 0
                                    

Pagi ini terasa lebih cerah, suara flas Resha kali ini mengisi keheningan di dalam kamar.

Tangannya tengah memegang sisir dan merapikan rambut yang ia gerai biasa tanpa hiasan apapun.

Selesai menyisir rambutnya Resha langsung bergegas keluar dari kamarnya untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

"Ini sarapannya," ucap Tia kala Resha sudah duduk di meja makan.

"Makasih Ma."

"Hari ini kamu di anter pak Oji ya, mobilnya mau mama bawa," ujar Tia.

"Iya Ma, hari ini kebetulan juga lagi males bawa mobil sendiri," jelas Resha.

Setelah menyelesaikan sarapannya Resha kemudian pamit untuk berangkat sekolah, waktunya hampir mepet.

"Pak boleh lebih cepet lagi?"

"Aduh maaf Non tapi ini jalannya udah rame banget jadi agak susah buat ngebut."

Butuh waktu 25 menit sampai disekolah, dengan terburu-buru Resha keluar dari mobil tak lupa mengucapkan terimakasih pada Pak Oji.

Kaki Resha terus berlari menaiki tangga, sial! kenapa kelasnya harus berada dilantai 3.

Beruntungnya sekali saat Resha memasuki kelas belum ada guru yang mengajar, cepat-cepat Resha duduk dibangkunya dan mengeluarkan sebuah buku tulis untuk mengipasi dirinya sendiri.

"Gue kira lo ngga berangkat," ujar Afizah.

"Sarapan dulu tadi jadi agak telat," jelas Resha yang masih mengipas-ngipas kan bukunya membuat beberapa helai rambutnya ikut beterbangan.

"Sekarang apa?" tanya Afizah.

"Matematika."

Beberapa menit kemudian seorang guru perempuan masuk ke dalam kelas Resha.

Ah iya Resha masih duduk dibangku kelas 11, tepatnya 11 IPA 1 di SMA Nusa.

4 jam pelajaran Resha dan teman temannya bergelut dengan matematika yang sedikit membuat murid stress, tak lama suara bunyi bel istirahat menggema di setiap sudut sekolah.

Tujuan awal Resha adalah kekantin untuk mengisi perutnya kembali, sepertinya bakso dengan kuah pedas cukup menarik.

Ting

Suara notifikasi dari ponsel membuat Resha menghentikan kegiatannya yang akan mengambil minuman dingin di kulkas kantin.

Aegean
Makasih buat semalam.
Gue ngga nyangka bisa dipeluk sama lo.
Maaf kalo kemarin gue lancang cium kening lo.

Tanpa sadar Resha menggigit bibir bawahnya menetralkan rasa malunya karna semalam memang Resha lah yang terlebih dahulu memeluk Aegean ditambah dengan kalimat yang membuat Resha kembali merutuki dirinya sendiri.

Kenapa ia harus mengatakan kalimat itu sih, padahal Resha selalu ingin mengontrol dirinya.

Aegean

Makasih buat semalam.
Gue ngga nyangka bisa dipeluk sama lo.
Maaf kalo kemarin gue lancang cium kening lo.

Terikamasih kembali.
Maaf juga kalo gue ngga lancang meluk lo.
Sempet kaget, tapi ngga papa.

Setelah Resha membalas pesan Aegean tanganya kembali mengambil minuman dingin di dalam kulkas lalu berjalan ke meja yang sudah diduduki oleh teman temannya juga.

"Kok gue liat romannya muka lo girang banget sih, Sha!" ucap Rasti.

"Iya nih, cerita dong ada apa," Afizah menimpali.

Tentang ReshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang