"Altin.. Altin.."
"Ya..? Neil?"
"Sudah pagi. Jam sepuluh nanti kita sudah harus sampai di bandara kan?"
"Hmm.." Altin melirik jam, sudah hampir jam tujuh. Memang harusnya Altin sudah bangun, tapi ia masih malas, masih ingin disana memakai selimut. "Neil."
"Hm?"
"Sini. Tiduran sebentar lagi."
"Altin-"
"Aku janji hanya sebentar. Aku ingin denganmu."
"Aku selalu bersamamu, Altin." Neil sampai terkekeh-kekeh. Ia kembali berbaring di samping Altin, membalas pelukan Altin yang sama hangatnya. "Hei, aku kepikirian Elisa."
"Soal Chalent? Kita sudah janji kita akan kembali kesini saat ulang tahunnya kan? Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku."
"Yaa.." pandangan mata Neil merendah, "Apa yang akan kita berikan untuk hadiah ulangtahunnya nanti? Apa kita berikan ia anak anjing saja ya? Golden retriever?"
"Boleh. Nanti kita adopsi untuk Elisa. Kau yakin ia akan suka?"
"Ia pasti akan sangat menyukainya."
"Baiklah." senyum Neil, mengusapi kening Altin menyingkirkan rambut depannya. "Sampai kapan kita begini? Kau harus bersiap Altin, aku juga."
"Yaa~ baiklah. Aku bangun sekarang."
Lagi-lagi Neil cekikikan, ia turut bangkit dan turun dari kasur. Melenggak ke lemari untuk menyiapkan pakaian Altin sementara Altin pergi bersiap. Memang Neil bangun lebih awal tadi, jadi ia sudah bersiap untuk dirinya sendiri.
Tok Tok
"Ya?"
"Ah? Tuan Neil?"
"Ya? Kau bisa masuk."
Pelayan perempuan masuk dengan amat sopan. Membawakan teh dan camilan pagi untuk Neil dan Altin.
"Terima kasih."
"Tuan Hendric memintaku menyampaikan pada Tuan Altin, untuk menemuinya di taman belakang."
"Oh. Oke. Akan aku sampaikan. Terima kasih."
Pelayan itu membungkuk dan pamit. Neil kembali menyiapkan pakaian untuk Altin sekaligus menyiapkan barang-barang mereka untuk dibawa pulang nanti.
Akhirnya, tidak sampai seminggu Altin dan Neil ada di istana. Altin beralasan urusan pekerjaan, pun berlama-lama disana hanya akan mengundang media. Tidak ada yang boleh tau kalau Neil bersama Altin kini.
Sandiwara Neil masih menjalani pengobatan dan memilih menetap di luar negri itu masih berlanjut. Neil akan pergi lagi dengan Altin, dan meninggalkan Aidan, suami Neil yang sebenarnya.
Voresham terpaksa melanjutkan ini, mereka sama sekali tidak bisa mengakui pada Neil kalau Aidan lah suaminya, bukan Altin. Karena sudah selama ini, dan Neil sudah terlanjur percaya kalau Altin lah suaminya.
Altin sepenuhnya sadar kata-kata Aidan tempo hari, soal perselingkuhan dan ia yang merusak pernikahan yang amat Neil jaga. Altin sendiri tidak bisa berbuat apa-apa selain melanjutkan kepura-puraannya. Meski perasaannya pada Neil bukan pura-pura lagi.
Berpamitan dengan Elisa jadi hal yang tersulit. Neil harus menjanjikan gadis itu tentang ia dan Chalent akan pulang lagi, terutama saat ulang tahun Elisa nanti. Neil menjanjikan itu sebelum ia dan Altin diantar sopir ke bandara dan kembali pulang.
Duduk saling berhadapan, Neil menghabiskan waktu di pesawat dengan membaca buku, berbeda dengan Altin yang diam memperhatikan Neil. Tidak bosan. Dari kening, mata, hidung, bibir sampai dagu. Semua Altin perhatikan. Dan berakhir bertanya-tanya, kenapa ia bisa mencintainya? Kenapa Altin tega, merusak seseorang yang amat ia jaga, yang padahal bukan milik Altin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wilted Heart (BL 19+) [COMPLETE]
Romance❝𝒀𝒐𝒖 𝒅𝒐𝒏'𝒕 𝒎𝒂𝒓𝒓𝒚 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒐𝒏𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏 𝒍𝒊𝒗𝒆 𝒘𝒊𝒕𝒉. 𝒀𝒐𝒖 𝒎𝒂𝒓𝒓𝒚 𝒕𝒉𝒆 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒐𝒏 𝒘𝒉𝒐 𝒚𝒐𝒖 𝒄𝒂𝒏𝒏𝒐𝒕 𝒍𝒊𝒗𝒆 𝒘𝒊𝒕𝒉𝒐𝒖𝒕.❞ Itu sebabnya tidak seharusnya kita mempermainkan pernikahan. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸...