02

1.9K 304 58
                                    

Anggota keluarga buru-buru berangkat ke Rumah Sakit begitu mendengar kabar kecelakaan Neil. Beritanya disiarkan di tv-tv. Soal kecelakaan, penyebab kecelakaan, sampai datang pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa Neil mengemudi sendiri?

Bagian depan mobil yang dibawa Neil hancur, Neil sendiri kini masih harus menjalani perawatan di ICU. Masih belum sadarkan diri sejak kecelakaan semalam.

Ruangan tempat Neil mendapat perawatan dijaga ketat oleh pihak kerajaan. Anggota keluarga pulang dan memilih menenangkan diri di rumah. Serta kembali mempertanyakan pertanyaan masyarakat soal, kenapa bisa-bisanya Neil keluar sendiri malam hari.

"Kau suaminya, harusnya kau bisa menahan Neil untuk tidak pergi."

"Aku mencobanya, Yah! Tapi Neil yang memaksa mau mengambil laptopku sendiri." apa yang bisa Aidan katakan lagi? Kebenaran? Tidak mungkin, ia penerus Voresham. "Aku juga khawatir, jangan memaksaku berpikir."

"Sekarang Neil koma, ia bahkan masih di ICU! Apa yang harus kita katakan pada media? Apa yang harus kita katakan pada keluarga Neil?" suara ayahnya makin tinggi.

Erica mengajak Elisa pergi karena tidak mau adik bungsunya itu mendengar pertengkaran keluarga ini. Bersisa orangtua juga Aidan dan Altin.

Altin ingin mengatakan semuanya, yang ia dengar semalam dari Aidan. Tapi ada sesuatu yang menahannya untuk tetap diam. Bahkan melihat Aidan yang kacau kali ini pun buat Altin makin tidak bisa berbuat apa-apa selain merasakan sakitnya Aidan.

Pihak keluarah menunggu kabar baik dari Rumah Sakit. Mereka belum mau mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan lebih lanjut soal Neil sampai mereka dapat kabar tentang kondisi Neil.

Kediaman Voresham dijaga dari media, tidak ada yang bisa keluar ataupun datang. Bahkan Altin tidak bisa pergi untuk kembali pada pekerjaannya lagi. Memang Altin tidak memikirkan itu, ia memikirkan bagaimana nasib Neil sekarang dan saudara kembarnya yamg terus berkilah soal kejadian semalam.

Masing-masing anggota keluarga kembali ke kamar untuk menenangkan diri. Hanya Altin yang berlenggak ke kamar Aidan dengan perasaan yang kacau. Ia ingin penjelasan lebih nyata soal maksud Aidan tentang Neil.

"Semalam kau yang memaksanya untuk pulang memgambil laptopmu."

"Ya. Aku hanya mengatakan ia harus bertanggungjawab atas apa yang ia perbuat. Aku tidak menyuruhnya untuk ngebut di jalan sampai kecelakaan."

"Aidan!"

"Apa?! Kau ingin menyalahi aku? Sejak awal perjodohan ini aku sama sekali tidak salah! Mereka yang salah malah seenaknya menjodohkan aku dengan laki-laki yang bahkan sama sekali tidak bisa memberikan keturunan untuk keluarga ini."

Altin terdiam. Tangannya mengepal. Ia mau membantah, tapi apa yang bisa Altin bantah? "Setidaknya pikirkan kondisinya kali ini. Neil masih di ICU bahkan ia belum sadarkan diri."

"Kau pikir aku tidak memikirkannya?! Aku memikirkannya! Gara-gara Neil kecelakaan kini aku semakin sulit! Kau mau menyalahi aku? Masih mau mengatakan aku tidak memikirkannya? Astaga Altin! Sekali saja kau harus ada di posisi ku! Benar-benar ada di posisiku!"

Kali ini benar-benar tidak bisa Altin sangkal. Menurutnya,  menjadi Aidan juga sama sulitnya. Untuk orang yang tidak pernah mengharapkan perjodohan apalagi dengan laki-laki. Untuk orang yang menyandang gelar sebagai pewaris keluarga Voresham. Menjadi Aidan sangat berat. Sebisa mungkin Aidan harus terhindar dari masalah demi melindungi nama keluarga Voresham.

Namun Altin juga tidak bisa menyalahkan Neil. Mungkin Neil juga merasa ia adalah korban perjodohan, dan menjadi pendamping Aidan juga amat sulit untuknya. Altin tidak pernah benar-benar tau apa isi kepala Aidan dan Neil. Ia terlalu abai sampai tidak bisa melihat apa yang sesungguhnya terjadi.

Wilted Heart (BL 19+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang