lupa nada dering

18 17 5
                                    

Gadis itu mondar-mandir tidak jelas di dalam kamarnya saat ini. Pasalnya, kekasi- Eh .. Danan maksudnya, belum memberikan ia kabar dari kemarin malam. Ya, setelah mengantarkan dirinya kemarin. Tidak seperti biasanya lelaki itu bersikap acuh seperti ini dan biasanya juga ketika dirinya menelepon lelaki itu dengan cepat menjawabnya. Sudah terhitung duabelas kali gadis itu menelepon Danan, tapi hasilnya nihil. Layarnya menunjukkan tulisan berdering, tetapi tetap tidak ada jawaban dari seberang sana.

"Apa mungkin Mas Danan ngga punya kuota ya? Eh tapi kok ini berdering," gumam gadis itu.

"Ck, tau ah pusing. Bodoamat, mau dia ga punya kuota kek, dia ga bales chat gue atau sakit sekalipun gue bodoamat," gadis itu menggusar rambutnya di iringi decakan yang keluar dari bibirnya.

Evelyn mencoba menelepon Danan sekali lagi. Catat ya, sekali lagi. Setelah ini dia akan benar-benar bodoamat dengan laki-laki itu jika panggilannya tidak di angkat.

"Gue hitung sampai tiga, kalau ga di angkat gue bakalan bodoamat sama dia,"

Tepat pada hitungan ke delapan, lelaki itu menjawab panggilannya. Tetapi Evelyn langsung mematikan panggilan itu sepihak.

"Halah hitungan ke delapan aja baru dijawab. Males banget!" ucapnya kesal.

"Bodoamat deh, mendingan gue main aja sama Yumna." Gadis itu bergegas keluar rumahnya dan tak lupa mengunci pintu, kali aja ada yang mau mencuri novelnya.

Evelyn memesan ojek online di aplikasi berwarna hijau itu. Menurut aplikasi, ojolnya akan datang kurang lebih tujuh menit lagi jadilah Evelyn menunggu di bawah pohon mangga depan rumahnya.

Kebetulan sekali ada tukang siomay Bandung lewat, Evelyn memesan 4 bungkus untuk dibawa ke rumah Yumna. Pastinya, satu untuk dirinya, satu untuk Yumna, dua lagi untuk adik dan mama Yumna.

Disisi lain, dahi laki-laki itu mengerut. Dirinya baru bangun saat bunyi ponselnya mengganggunya sedari tadi, ia pikir itu ulah teman-temannya dan dia sengaja tidak mengangkatnya.

Karena sudah kesal dengan bunyi berisik itu, dia mengangkat panggilannya. Baru akan mulai berbicara, panggilan itu dimatikan sepihak. Umpatan yang tadinya akan ia katakan hilang seketika saat melihat nama yang jelas tertera pada riwayat panggilan tersebut.

'-evelyn'

Mengapa namanya begitu aneh? Karena, - yang biasanya dibaca 'min' dan disusul evelyn. Jika ditulis menggunakan kata, maka akan menjadi minEvelyn. Ck ck, mine mine apaan, official aja belum. Dasar Danan!

Mata Danan membulat melihat nama yang tertera jelas disana.

Gadisnya? pikirnya.

Mengapa dia begitu repot meneleponnya sampai beberapa kali? Ah, ia melupakan bahwa ia lupa mengabari gadisnya itu setelah dirinya pulang dari rumahnya kemarin. Bahkan bunyi dering dari Evelyn sudah Danan ganti dan berbeda dengan yang lain, tetapi dirinya tidak ngeuh dengan suara dering tadi.

Danan mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana bisa dia lupa untuk mengabari gadisnya, gadisnya pasti sudah khawatir dan mencak-mencak tidak jelas.

Di bukanya room chat nya dengan Evelyn, ia kira Evelyn akan mengirimnya banyak pesan dan mencarinya seperti kekasih temannya. Ternyata.. tidak. Bahkan pesan yang Evelyn kirimkan padanya bisa di hitung jari. Hanya ada empat bubble chat disana.

[Kemarin]
Udah sampai, mas?
Jangan lupa makan, terus mandi. Bau kamu beneran kaya tai tadi.

[Hari Ini]
Mas?
Mati ya?

Danan terkekeh membaca pesan terakhir dari Evelyn. Ada-ada saja gadisnya itu. Awas saja saat bertemu nanti, dia akan menggelitiki gadis itu sampai tertawa meminta ampun, kalau bisa sampai gadis itu menangis.

Danan menyimpan ponselnya kembali di nakas setelah membalas salah satu pesan dari temannya. Setelah itu dirinya menuju kamar mandi dan melakukan ritual cepatnya, mengingat kalau jam sudah menunjukkan pukul sepuluh dan pastinya ia sudah ditunggu temannya di cafe.

"What the-?! chat gue cuma di read?! Awas aja besok ya Dananjing, gue diemin lo!!" gadis itu menyimpan kembali ponselnya ke saku celananya. Dia menggerutu tidak jelas karena tadi chatnya hanya di read dam diabaikan begitu saja.

Ditempat lain juga, salah satu dari ketiga pria itu juga mengomel tidak jelas.

"Anjir janjian jam sepuluh, tapi jam sepuluh PAS dia baru mandi?!!?" omelnya sambil menunjukkan room chatnya ke kedua pria yang ada di depannya.

"Danan anjing, benar-benar menyebalkan. Untung gue dan si kembar masih mau jadi temen lo,"

"Stt udah diem. Lo juga baru dateng tiga menit yang lalu. Lo sama aja kaya Danan, bego." ucap si kembar.

Aku Kamu Yang Lain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang